MacBook on Hand

Mungkin sudah banyak orang yang mengetahui tentang impianku yang satu ini. Ada yang menanggapinya dengan biasa-biasa saja, ada yang mendoakan dengan sepenuh hati, ada juga melihatnya sebagai sesuatu yang berlebihan.

Aku memang biasa menuliskan tentang segala keinginan pada sebuah media yang memudahkan untuk dilihat dan dibaca, khususnya oleh diriku sendiri, agar aku bisa selalu memperbarui niat, dan secara umum dapat dilihat oleh banyak orang, yang aku yakin akan ada satu-dua orang yang turut mengaminkan keinginan-keinginan itu.

Dua tahun sudah aku mencoba untuk bersabar. Dalam lingkup yang bisa dikatakan luas. Dalam tulisanku sebelumnya, Janji 3 Tahun Lalu Telah Kupenuhi, aku juga bercerita tentang sebuah misi dan ambisi. Hidupku selalu terpenuhi oleh corak warna tentang mimpi.

Setelah puas menuliskan review singkat Tentang MacBook Pro, kini aku benar-benar merasakannya. Banyak yang mengatakan tentang kedahsyatan Trackpad, banyak yang mengatakan ketika sudah akrab dengan Trackpad, maka sepenuhnya akan melupakan Mouse. Awalnya, aku bingung dan penasaran, sedahsyat apakah Trackpad itu. And now, i dont realy need something called Mouse.

One word for Trackpad, Awesome!

Banyak yang menyatakan tentang kekaguman terhadap teknologi MacBook Pro, Sleep Modenya, layarnya, unibodynya, led keyboardnya. Dan kini, aku sedang mencoba untuk menikamati setiap detail keindahan yang melekat padanya.

Aku teringat satu tahun lalu, ketika aku mempunyai banyak ambisi terkait dengan sebuah media (grafis, website, video, audio), dan aku menanamkan niat dalam hati bahwa aku harus mempunya alat bantu untuk bisa merealisasikan ide-ide tersebut. Sejak itu hingga kini, jawaban yang kutemukan hanya ada pada MacBook Pro (ini terkait dengan kondisiku yang serba mobile, aku tahu bahwa alat bantu yang paling cocok sebenarnya adalah MacPro, minimal iMac).

Aku masih ingat detail proposal yang kubuat dan kusampaikan padaNya tentang ini semua. Kini, Dia telah mengamanahkannya padaku. Aku berharap, semoga amanah ini bisa kumaksimalkan untuk menuai produktfitas dalam dakwah, dan kalangan luas, bukan semata-mata untuk pribadi atau hal-hal kecil.

And now, there is a Mac on my hand.

2 thoughts on “MacBook on Hand”

Yakin Ngga Mau Komen?