Silaturahim

Apa yang kita capai saat ini belum tentu berasal dari ikhtiar (usaha & doa) kita sendiri. Bisa jadi ia datang dari hasil usaha dan doa orang lain. Mungkin saat itu ada sebab yang menghalangi terkabulnya doa kita, ada dosa yang belum kita taubati, dan lainnya. Termasuk ketika kita tidak (ikhtiar) melakukan apa-apa, tiba-tiba ada ‘durian runtuh’.

Tidak mungkin orang lain ingat dan mau mendoakan kita jika kita bukan siapa-siapanya. Kalau doa saja tidak ia lakukan, apalagi usaha (berkorban/jerih-payah/luangkan-waktu-tenaga-pikiran) untuk kita.

Ketika orang lain sampai membantu/berusaha mendapatkan apa yang kita inginkan, suatu capaian dan hasil, atau bahkan capaian dan hasil itu tak terbayangkan sebelumnya, menandakan bahwa diri kita sudah memiliki tempat khusus di hati dan pikirannya. Kita bukan lagi seorang yang bukan siapa-siapa baginya.

Dari penjelasan di atas, kita mendapatkan strategi yang sederhana tapi jitu untuk mempercepat datangnya rizqi. Tinggal bagaimana kita menerapkannya. Berikut ini coba saya tuliskan beberapa rumusan tambahan yang akan membuatnya menjadi semakin jitu.

  1. Jika kita belum punya positioning, sebaiknya perjelas dulu ada di mana kita berada, dan untuk apa kita melakukannya. Ini akan sangat membantu jalannya proses pada poin-poin selanjutnya. Oh iya, positioning ini bisa bersifat jangka pendek, jangka menengah, jangka panjang, atau seumur hidup. Intinya, di sini akan membuat diri kita fokus pada capaian tertentu.
  2. Setelah positioningnya jelas, perkaya diri kita dengan pengalaman, atau bahan apapun yang akan membuat kita terlihat paham seluk beluk positioning kita. Tidak harus langsung menguasai, tapi kalau ini ada akan lebih bagus.
  3. Bangun relasi dengan orang-orang yang ada kaitannya dengan positioning kita. Gunakan berbagai macam bahan dan pemahaman kita terhadap positioning kita tadi untuk terus melakukan pendekatan dan semakin mempererat relasi dengan orang-orang yang sudah kita tentukan tadi.
  4. Ini yang sederhana, tapi ampuh. Jika relasi kita tadi sudah berkeluarga (punya anak istri), hafalkan nama masing-masing anggota keluarganya, kita harus tau pekerjaan istrinya, harus tau jejang pendidikan anak-anaknya, kelas berapa, sekolah di mana, usianya berapa, bahkan hafal tanggal lahir mereka semua, kalau perlu berikan bingkisan buat mereka di hari ulang tahunnya. Tujuannya, hal ini akan memudahkan kita dalam membangun obrolan yang lebih cair sekaligus sinyal bahwa kita mengenalnya dengan sangat baik, dan ia merasa mendapatkan perhatian khusus dari kita.
  5. Ketahui betul bagaimana caranya berpikir dan bagaimana caranya mengambil tindakan.

Setelah melakukan itu semua, kita akan merasakan perbedaan yang signifikan dengan diri kita sebelumnya.

Dari sana, minimal ketika kita berbagi ide dan cerita mengenai peluang usaha or anything, ia akan mendoakan kita (tentu ini sudah amat bagus), syukur-syukur ia memberikan waktu, tenaga, dan pikirannya untuk ide-ide yang kita bagikan.

Once more, silaturahim itu jangan sekedar mampir dan nyapa, tapi juga menguasai apa-apa yang ada pada dirinya.

Trust me, it works!

Yakin Ngga Mau Komen?