Ada Kalanya Untuk Stop Memproduksi Konten Baru

Kalau kamu mempelajari SEO di banyak tempat, kebanyakan dari mereka akan mengatakan, kalau mau punya banyak traffic dari search engine harus rutin update konten sekain kali setiap pekan. Entah itu tutorial yang ditulis oleh orang Indonesia ataupun orang bule.

Statement atau pernyataan seperti di atas itu benar sampai kamu mempunyai setidaknya 50 konten berbasis keyword di website yang kamu kelola.

Ingat ya, 50 konten berbasis keyword.

Jadi, materi belajar kali ini saya peruntukkan untuk kamu yang sudah memenuhi kriteria persyaratan tersebut. Kalau kamu belum punya 50 konten (berbasis keyword), ya fokus aja ke target tersebut, sampai akhirnya nanti kamu bisa benar-benar mempraktekkan ilmu dari materi pembelajaran kali ini.

Banyak Konten Tidak Menjamin Banyak Traffic

Adalah benar bahwa semakin banyak konten yang kamu produksi, akan semakin besar potensi traffic yang bisa kamu dapat. Tapi statusnya masih berpotensi lho, bukan pasti.

Ada banyak website yang punya traffic menggunung hanya dengan konten kurang dari 100 atau kurang dari 50. Dari mana saya tahu fakta itu, banyak mastah bule yang membuka dapur websitenya untuk bisa dikonsumsi publik terkait strategi SEO mereka juga berapa jumlah post yang mereka punya di web yang mereka jadikan study case tersebut.

Seperti misalnya Brian Dean yang hanya punya kurang dari 50 konten, atau Lukman (orang Pakistan) yang bisa punya earning lebih dari $80K dengan konten kurang dari 20. Ada juga beberapa santri Sintesa yang punya puluhan ribu traffic per hari dengan konten kurang dari 100.

Alhamdulillah saya juga punya beberapa website dengan karakteristik semacam itu. Lalu, kenapa kita ngga coba ikuti jejak mereka?

Menggali Potensi dari Konten Jadul

Konten yang kamu produksi dan sudah berusia lebih dari 1 bulan (menurut pengalaman saya) sudah berhasil memancing Google melalui beberapa keyword potensial hanya saja keyword-keyword itu belum masuk ke halaman pertama sehingga belum menghasilkan traffic, dan itu normal.

Jadi maksud saya, daripada kamu mikir konten apa lagi yang mau kamu produksi, ada baiknya kamu memberi banyak perhatian ke konten-konten lama dan lihat keyword apa saja yang potensial untuk kamu optimasi dari konten-konten lama tersebut.

Cara yang biasa saya lakukan ada 2;

  1. Pakai Ahrefs.com
  2. Cek di Google Search Console (GSC) atau Webmasters

Tampilan posisi rank di Ahrefs kurang lebih seperti ini;

Untuk GSC harus diceklis (terutama) bagian Position untuk menampilkan keyword kamu sudah berada di posisi berapa di SERP. Seperti ini contohnya;

Dari data-data di atas itu kamu bisa compare antara dara posisi (rank) dengan jumlah pencarian bulanan.

Sayangnya data di GSC tidak menampilkan angka pencarian bulanan, hanya menampilkan posisi (rank) keyword. Kamu harus cek lagi secara manual di Google Keyword Planner (GKP) untuk melihat berapa angka pencarian pastinya.

Begitu juga data volume versi Ahrefs yang menurut saya tingkat akurasinya hanya 70% saja, artinya tetap harus dicek manual juga di GKP, tapi setidaknya kita jadi bisa ada gambaran awal ketika mau memilih dan memilah keyword mana yang prioritas.

Upgrade Konten yang Potensial

Setelah menggali potensi dari 50 konten, katakanlah kamu menemukan ada 5 sampai 7 konten yang sudah ada di halaman 2 Google dengan potensi pencarian yang tinggi dengan keywordnya masing-masing. Maka hal yang harus kamu lakukan selanjutnya adalah mengupgrade konten tersebut.

Beberapa poin yang harus diupgrade dari konten kamu diantaranya;

  1. Jumlah kata
  2. Gambar yang teroptimasi
  3. Sub judul yang mengandung keyword

Termasuk dari sisi offpage nantinya wajib ditambah 4 sampai 6 backlink baru dengan standar kualitas backlink kontekstual. Saya banyak membahas teknik optimasi offpage ini di rubrik Premium (materi belajar yang berbayar).

Jumlah Kata

Kalau sebelumnya konten kamu masih kurang dari 2.000 kata, maka saatnya kamu mengembangkan tulisan tersebut sampai bisa mencapai ambang batas minimal di atas. Jadi, jangan terlalu berharap buat kamu yang masih menulis konten di bawah 1.000 kata, huhu.

Sebelum kamu tulis, ada baiknya didesain dulu kerangkanya supaya proses pengembangan bisa tetap natural dan bagus. Jadi bukan cuma sekedar kejar jumlah kata.

Gambar Teroptimasi

Tentang gambar di dalam konten, ini mempunyai pengaruh yang cukup besar lho terhadap reputasi konten kamu di Google. Apalagi kalau gambarnya teroptimasi dengan baik. Ada alt dan title-nya.

Jadi kalau selama ini kamu cuma ngasal saat upload gambar (tanpa alt dan title), konten-konten jadul kamu perlu diupgrade juga di bagian ini.

Keyword di Sub Judul

Ini fakta yang ngga terbantahkan, setiap kali kamu membuat konten, maka sub judul harus berada dalam tag heading (h2, h3, h4, dst) dan harus mengandung diversity dari keyword kamu.

Coba deh kamu perhatikan konten di website SATUJAM ini: satujam.com/makanan-sehat

Kamu bisa search di Google dengan term makanan sehat, dan konten itu ada di halaman pertama posisi 5 kalau di tempat saya (saat tulisan ini saya buat). Seingat saya dulu sempat di posisi 2 atau 3 gitu.

Perhatikan bagaimana konten tersebut menempatkan keyword di dalam sub judulnya. Beberapa terlihat agak maksain sih, tapi ya ngga apa-apa kalau masih terbaca secara wajar. Perhatikan juga konten-konten lain di website tersebut ada yang lebih natural dalam menerapkan keyword di dalam sub judul.

Setidaknya dengan menerapkan 3 hal di atas, konten jadul kamu yang tadinya ada di halaman 2 atau 3 akan perlahan-lahan merayap ke halaman 1.

Kesimpulan

Ada beberapa hal pokok yang bisa disimpulkan, sebenernya tanpa perlu baca ini juga kamu udah bisa menyimpulkan sendiri sih harusnya.

  1. Rutin memantau konten jadul
  2. Cari keyword-keyword yang potensial (sudah di halaman 2 atau 3 dengan pencarian besar).
  3. Menggunakan Ahrefs atau GSC untuk mengamati keyword potensial.
  4. Upgrade konten menjadi lebih bagus terutama di jumlah kata, gambar, dan sub judul (heading).
  5. Jangan lupa tambahkan offpage berkualitas.

Jangan terus-terusan produksi konten kalau kamu bekerja sebagai single fighter, tapi ada kalanya mengganti suasana biar ngga jenuh tapi tetap produktif dan manfaat.

Sekian.

3 Comments

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

  1. Kalau konten jarang yang ada melihat, bagamaina menangani konten yang sedikit pengunjung.
    Apa setiap konten perlu backlink kontekstual….? agar bisa naik di search engine