Belajar Investasi Saham Syariah Secara Mendalam

Salah satu instrumen investasi yang punya peluang profit tinggi bahkan tak terbatas adalah saham. Meski begitu, selain peluang profit besar, saham termasuk instrumen investasi dengan resiko tinggi.

Maka, penting untuk tahu saham mana yang hendak kamu pilih, agar investasinya menghasilkan sesuai harapan.

Apa itu Saham Syariah

Saham sendiri sebenarnya adalah muamalah yang dihalalkan karena termasuk dalam kegiatan syirkah. Dimana kamu sebagai investor mendapatkan bagi hasil usaha perusahaan.

Tapi kenapa kemudian ada penggolongan saham syariah dan konvensional?

Hal ini terkait dengan jenis usaha perusahaan dan sumber keuangan perusahaan tersebut. Karena walaupun kegiatannya halal, kalau produk dan caranya tidak halal, maka jadinya ya tidak halal juga.

Kriteria Saham Syariah

Sesuai dengan peraturan OJK, saham yang termasuk saham syariah memiliki kriteria berikut:

  1. Kegiatan usahanya tidak bertentangan dengan syariah. Ya misalnya produksi minuman keras, perjudian, riba, dll.
  2. Rasio hutang yang berbasis bunga, maksudnya hutang ribawinya dibanding total aset tidak boleh lebih dari 45%
  3. Total pendapatan bunga atau pendapatan tidak halal lainnya tidak boleh lebih dari 10%

Saham-saham yang masuk kategori saham syariah ini dievaluasi oleh OJK setiap 6 bulan sekali yaitu pada bulan Mei dan November.

Perbedaan Investasi Saham Syariah dan Konvensional

Selain harus memenuhi kriteria-kriteria yang sudah dibahas di atas, saham-saham yang termasuk dalam daftar efek syariah selalu dievaluasi oleh OJK. Sehingga setiap 6 bulan sekali ada saja saham yang keluar masuk daftar index.

Jika kamu mendaftar di broker saham lalu mendaftar di akun syariah, maka yang muncul di trading software hanya saham-saham yang masuk dalam kategori saham syariah saja.

Dengan begitu, kamu bisa tenang berinvestasi karena tidak perlu menghafalkan saham-saham apa saja yang termasuk kategori syariah dan mana yang bukan.

Berikut ini beberapa broker saham yang memiliki fasilitas system online trading syariah (SOTS):

  1. PT Indo Premier Securities, Nama SOTS: IPOT Syariah
  2. PT KDB Daewoo Securities Indonesia, Nama SOTS: HOTS Syariah
  3. PT BNI Securities, Nama SOTS: e-smart Syariah
  4. PT Trimegah Securities, Nama SOTS: iTrimegah Syariah
  5. PT Mandiri Sekuritas, Nama SOTS: MOST Syariah
  6. PT Panin Sekuritas Tbk. Nama SOTS: POST Syariah
  7. PT Phintraco Securities. Nama SOTS: PROFITS Syariah
  8. PT RHB Sekuritas Indonesia. Nama SOTS: RHB Tradesmart

SOTS ini akan otomatis mengupdate daftar sahamnya ketika ada data baru dari OJK.

Fatwa MUI Tentang Investasi Saham Syariah

Di luar sana banyak yang nyinyir soal saham. Bisa jadi akibat kurangnya ilmu atau bisa juga kurang informasi saja terkait saham. Karena ada sedikit kemiripan antara Forex, Binay Option dan Saham.

Orang awam akan mengira ketiganya sama saja. Padahal berbeda banget, baik dari sisi peraturan maupun akad-nya.

Ditambah lagi perilaku para trader saham yang membeli dan menjual saham hanya menggunakan feeling alias spekulasi belaka tanpa riset dan kajian menyeluruh. Akhirnya jual beli saham jadi mirip judi daripada investasi.

Agar lebih jelas, kamu bisa coba download beberapa fatwa MUI terkait saham berikut ini:

  1. Fatwa No. 20/DSN-MUI/IX/2001 tentang Pedoman Pelaksanaan Investasi Untuk Reksadana Syariah
  2. Fatwa No. 40/DSN-MUI/X/2003 tentang Pasar Modal dan Pedoman Umum Penerapan Prinsip Syariah di Bidang Pasar Modal
  3. Fatwa No. 65/DSN-MUI/III/2008 tentang Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu (HMETD) Syariah
  4. Fatwa No. 66/DSN-MUI/III/2008 tentang Waran Syariah
  5. Fatwa No. 71/DSN-MUI/VI/2008 tentang Sale and Lease Back
  6. Fatwa No. 80/DSN-MUI/III/2011 tentang Penerapan Prinsip Syariah dalam Mekanisme Perdagangan Efek Bersifat Ekuitas di Pasar Reguler Bursa Efek.

Maka, dengan memperhatikan prinsip-prinsip syariah, investasi di pasar saham akan menjadi sumber penghasilan yang halal.

Daftar Investasi Saham Syariah

a. Daftar Saham ISSI

Daftar Saham ISSI dibuat dan disusun berdasarkan DES (Daftar Efek Syariah) yang dibuat oleh OJK.

Setiap 6 bulan sekali yaitu pada bulan Mei dan November, semua emiten dalam daftar ini akan dievaluasi. Ada yang masuk dan ada yang keluar sehingga jumlahnyapun berubah-ubah setiap periodenya.

Tidak banyak persyaratan untuk masuk daftar ini. Asalkan sudah sesuai kriteria saham syariah, maka langsung masuk daftar. Perusahaan juga tidak perlu melakukan pendaftaran untuk bisa masuk daftar ini.

b. Daftar Saham JII

Dari daftar saham ISSI itu kemudian disaring lagi menjadi 60 perusahaan dengan kapitalisasi terbesar.

Kenapa kok berdasar kapitalisasi? Asumsinya, perusahaan yang jumlah sahamnya banyak, cenderung sulit untuk digoreng dan cenderung lebih stabil pergerakannya.

Dari 60 saham itu, disaring lagi menjadi 30 saham dengan likuiditas terbesar. Makin ramai saham itu diperjual belikan di pasar saham, berarti sahamnya sangat likuid dan resiko nyangkutnya akan berkurang mengingat selalu akan ada pihak yang bersedia membelinya.

Saham-saham inilah yang kemudian dimasukkan dalam daftar JII (Jakarta Islamic Index). Jumlahnya selalu tetap 30 perusahaan. Maka setiap 6 bulan sekali akan ada yang masuk dan keluar daftar ini.

c. Daftar Saham JII70

JII70 sebenarnya mirip dengan JII. Bedanya hanya di jumlah emitennya saja. Jika JII penyaringan pertama adalah 60 emiten, maka di JII70 penyaringan pertama adalah 150 emiten yang paling besar kapitalisasinya.

Dari 150 emiten itu kemudian dipilih 70 yang rata-rata transaksi hariannya paling tinggi.

Sama seperti JII, penentuan daftarnya juga 6 bulan sekali dan jumlahnya selalu tetap 70 emiten.

d. Mendapatkan Daftar Saham ISSI, JII dan JII70

Untuk mendapatkan daftar saham-saham terbaru, kamu dapat langsung menuju ke halaman index saham BEI dengan alamat https://www.idx.co.id/data-pasar/data-saham/indeks-saham/

Kamu tinggal pilih deh mau download index saham apa. Misalnya ISSI ya tinggal cari dari dropdown nama ISSI. Demikian juga dengan index yang lain. Kemudian klik tombol Cari.

Download Daftar Saham ISSI

Maka kamu akan disuguhi file berisi daftar saham-saham yang kamu cari. Tinggal klik unduh saja pada data terbaru yang ada di sana.

Cara Investasi di Saham Syariah

Untuk membeli saham syariah, maka kamu harus punya Rekening Dana Investasi terlebih dahulu. Pembelian saham harus melalui perusahaan sekuritas atau biasa disebut Broker. Jadi kamu tidak bisa langsung datang ke perusahaan dan bilang mau beli saham di Satpamnya.

a. Mendaftar di Broker Saham

Jaman sekarang, untuk mendaftar ke broker saham atau perusahaan sekuritas sangatlah mudah karena mereka rata-rata sudah memiliki website dan melayani pendaftaran online.

Berikut ini alamat website masing-masing sekuritas. Kamu bisa pilih mana yang paling kamu sukai atau yang ada di kotamu:

No.NamaSaldo AwalFee BeliFee Jual
1PT Indo Premier Securities100.0000.19%0.29%
2PT KDB Daewoo Securities Indonesia10.000.0000.15%0.25%
3PT BNI Securities1.000.0000.17%0.27%
4PT Trimegah Securities100.0000.18%0.28%
5PT Mandiri Sekuritas500.0000.18%0.28%
6PT Panin Sekuritas Tbk1.000.0000.2%0.3%
7PT Phintraco Securities100.0000.15%0.25%
8PT RHB Sekuritas Indonesia100.0000.15%0.25%

Keterangan:

  • Saldo awal adalah setoran awal minimal yang harus kamu lakukan setelah RDI jadi.
  • Fee Beli adalah biaya administrasi saat kamu membeli saham.
  • Fee Jual adalah biaya administrasi saat kamu menjual saham

Setelah kamu mengisi data-data yang ada, kamu akan mendapatkan beberapa file PDF yang harus kamu cetak dan tanda tangani. Setelah itu kamu tinggal kirimkan ke perusahaan sekuritas tempat kamu mendaftar.

Kalau mau lebih simpel lagi ya langsung datang ke perusahaan sekuritas yang ada di kotamu. Isi formulir di sana dan kamu tinggal menunggu akun rekening dana investasi (RDI)-mu jadi.

Biasanya perusahaan-perusahaan sekuritas juga mengadakan pelatihan-pelatihan saham untuk pemula. Langsung datang saja ke sana karena biasanya mereka membuka pendaftaran pembukaan akun RDI.

Setelah RDI jadi, kamu bisa mengisinya dengan dana yang mau kamu investasikan. Biasanya ada minimum saldo yang ditetapkan oleh sekuritas. Mulai 100 ribu sampai 200 juta tergantung fasilitas yang dijanjikan sekuritas tersebut.

Jika RDI-mu sudah terisi dengan saldo, maka silahkan download aplikasi trading dari sekuritas tempatmu mendaftar. Dari sana kamu sudah dapat membeli saham yang kamu inginkan.

b. Membeli Reksadana Saham Syariah

Ini adalah cara investasi saham syariah yang paling gampang. Karena kamu cukup setor saja uangmu ke manager investasi yang akan mengelola uangmu di saham-saham syariah.

Tentunya kamu harus pilih reksadana saham syariah ya. Jangan asal pilih reksadana.

Biasanya manager investasi akan mengalokasikan dana pada saham-saham yang profitnya stabil dan sebagian lagi dialokasikan pada saham yang cenderung fluktuatif.

Dengan cara ini peluang mendapatkan profit akan lebih besar namun resiko akan tetap terjaga.

Jika kamu membuka rekening di Indopremier atau Mirae Asset, maka akun RDI-mu bisa digunakan juga untuk membeli produk reksadana.

c. Membeli Berdasarkan Trend

Pastikan kamu punya alasan yang tepat saat membeli sebuah saham. Alasan ini harus benar-benar sudah pernah kamu uji melalui history saham minimal 3 tahun terakhir. Semakin jauh semakin bagus.

Idealnya membeli saham itu saat trend-nya sedang naik. Namun, ada banyak metode untuk menentukan apakah sebuah trend saham sedang naik atau turun. Mengingat market itu digerakkan oleh jutaan orang, jadi belum tentu analisa kamu sesuai dengan pergerakan market.

Membeli saham berdasarkan trend biasanya disebut dengan analisa teknikal. Jadi, kamu membeli saham hanya dengan melihat pergerakan harganya saja di chart saham.

Ada beberapa metode untuk mengetahui trend sebuah saham:

  1. Dengan menarik garis trend yang menghubungkan puncak-puncak candle stick. Jika garisnya mengarah dari kiri bawah ke kanan atas, berarti trend-nya naik. Kalau dari kiri atas ke kanan bawah ya berarti turun.
  2. Dengan menggunakan dua buah indikator Moving Average (MA). MA yang dipakai ada 2 macam yaitu Simple Moving Average dan Exponential Moving Average. Masing-masing investor punya MA favoritnya masing-masing
  3. Menggunakan indikator-indikator lain seperti MACD, Ichimoku, Bollinger Bands, dll

Masing-masing investor punya indikator favoritnya sendiri. Jadi saya tidak bisa mengatakan indikator mana yang terbaik. Kalau menurut saya, yang terbaik adalah indikator yang kamu tahu sifatnya dan kamu sudah mengujinya bertahun-tahun.

d. Membeli Berdasarkan Fundamental Perusahaan

Beberapa contoh saham yang saya sampaikan di atas adalah contoh pembelian saham menggunakan fundamental perusahaan. Ya meski agak campur-campur dikit dengan analisa teknikal sih.

Biasanya pembeli saham berdasarkan fundamental tidak terlalu menggubris soal harga saham. Dia mikirnya panjang, 5-10 tahun ke depan.

Bahkan ada investor yang membeli saham-saham dengan kategori sampah karena tidak pernah beranjak dari angka 50 per lembarnya. Dia beli dan kumpulkan sampai sangat banyak. Dan 7 tahun setelahnya harga saham itu bangkit dan dia jual dengan keuntungan 5x lipat.

Tapi memang membeli saham berdasarkan fundamental bukanlah hal mudah. Ada banyak aspek yang harus diperhatikan. Dan kejadian seperti yang saya sampaikan barusan bukanlah kejadian yang sering terjadi.

Dan kesimpulan akhirnya kembali kepada kamu sebagai pemilik uang. Mau beli saham dengan cara apa?

Mau pake jasa manager investasi, maka tinggal beli produk reksadana saham syariah. Kalau mau berdasar pergerakan harga ya belajar analisa teknikal. Kalau mau berdasar fundamental perusahaan ya berarti harus belajar membaca laporan keuangan perusahaan.

Cara Melakukan Riset Saham Syariah

Di akhir tulisan ini, saya ingin berbagi metode screening saham untuk menentukan saham apa yang layak untuk dibeli. Tentu saja kamu harus tahu dulu indikator apa yang akan kamu pakai untuk screening.

Ada 2 website yang bisa kamu gunakan sebagai sarana menemukan saham terbaik berdasarkan persyaratan-persyaratan yang sudah kamu tentukan di awal.

Kemudian, kamu tinggal masukkan saja ke aplikasi screening dan wusss dia akan langsung menampilkan hasilnya.

Ada 2 aplikasi screening online yang biasa saya pakai.

a. Menggunakan Web Indopremier

Ini adalah aplikasi screening milik Indopremier Sekuritas. Kamu bisa menggunakannya secara gratis walaupun bukan nasabahnya. Untuk menggunakan aplikasi screening dari Indopremier, silahkan membuka https://www.indopremier.com/ipotnews/nw-saham.php?page=stockscreener

Kamu tinggal memilih akan menggunakan indikator apa sebagai filternya. Tanda-tanda bintang itu tinggal kamu ganti dengan >= atau <= kemudian kamu ganti angkanya.

Pada bagian Technical kamu bisa mengganti indikatornya sesuai dengan isi dropdown yang tersedia.

Jika sudah selesai, kamu tinggal klik Search saja, maka akan ditampilkan hasilnya seperti yang telah saya tunjukkan di atas.

Sayangnya, screening Indopremier ini pilihan index-nya kurang lengkap. Untuk saham syariah, dia hanya menyediakan index JII saja. Sedangkan ISSI dan JII70 tidak ada.

Ya terpaksa harus pilih Composite dan secara manual menghapus sendiri saham-saham yang tidak termasuk ISSI.

Data yang tersaji di aplikasi ini mengalami keterlambatan 15 menit. Untuk amannya, lakukan screening saat pasar sudah tutup yaitu di atas jam 16.30 atau sebelum pukul 09.00 agar data yang kamu dapatnya tidak berubah-ubah.

Kalau saya biasanya melakukan screening pada malam hari setelah pasar tutup.

b. Menggunakan TradingView

Trading View ini adalah web luar negeri dan data saham yang tersedia di sana berasal dari berbagai negara. Untuk menggunakan aplikasi screening milik Trading View, silahkan buka https://www.tradingview.com/screener/

Sebelum mulai screening, pastikan dulu market-nya adalah Indonesia ya

Stock Screening dengan TradingView

Setelah tabel siap, lihat pada tabel ada tanda titik 3. Klik titik itu lalu beri centang pada kolom-kolom apa saja yang hendak kamu lihat

Misalnya kamu ingin melihat kolom deviden. Nah, tinggal centang saja kolom-kolomnya

Kalau sudah terlihat semua, kamu tinggal klik judul kolomnya, maka datanya akan diurutkan berdasarkan kolom yang kamu klik tadi. Dia akan berubah-ubah dari urut dari terkecil atau terbesar setiap kali kamu klik.

Tak hanya itu, kamu juga bisa melakukan filtering berdasarkan indikator yang kamu sukai. Cukup klik Filter dan jelajahilah indikator apa saja yang sesuai dengan rencanamu.

Sayangnya lagi, Trading View tidak menyediakan index ISSI. Jadi kamu harus memilih sendiri secara manual.

Cara Menemukan Saham Syariah Terbaik

Dari banyak saham yang ada, tidak mungkin dong kamu beli semua. Apalagi kalau dana terbatas. Maka kamu perlu memilih saham-saham apa yang bisa kamu beli dan simpan.

Tadinya saya mau langsung aja kasih matengan saham apa saja yang layak dibeli. Tapi agar artikel ini terus bisa bermanfaat, maka daripada memberi ikan, saya akan memberi kailnya.

Saya akan tunjukkan cara mencari saham terbaik untuk investasi jangka panjang. Karena untuk investasi jangka panjang, kamu gak butuh banyak indikator dan pertimbangan.

Cukup melihat bagaimana kinerja perusahaan 3 tahun terakhir dan posisi harga saat ini, sudah cukup dijadikan acuan untuk membeli sebuah saham.

Pertama, saham-saham yang masuk dalam penyaringan hanyalah saham-saham yang tergabung dalam JII. Dengan demikian, saham itu punya kapitalisasi yang besar dan likuiditas yang besar juga.

Silahkan menggunakan tool screening Indopremier, lalu pIlih JII pada opsi Stocks.

Kemudian, untuk mencari saham yang saat ini harganya murah, kamu bisa menggunakan patokan pada PBV. Hanya saham dengan PBV dibawah 2 saja yang harus kamu cari.

PBV atau Price to Book Value adalah rasio antara harga saham dengan Nilai Buku Perusahaan. Semakin kecil angkanya menunjukkan bahwa harga saham itu semakin murah.

Jika kamu mendapatkan perusahaan dengan keuangan bagus tapi harga sahamnya malah turun banyak, maka itu seperti menemukan produk bagus tapi harganya sedang diskon.

Dari data-data itu, kemudian saring lagi untuk mendapatkan saham yang sedang turun banyak dalam setahun terakhir. Saya ambil yang turun dari harga tertinggi lebih dari 10%.

Berikut ini setting screening yang saya lakukan. Perhatikan opsi-opsi yang saya beri tanda kotak

Mencari Saham Terbaik

Jika sudah klik Search. Maka dari penyaringan itu, kamu akan mendapatkan daftar saham-saham JII yang udah turun banyak. Pada contoh ini, saya mendapatkan 13 saham. Hasil yang kamu dapatkan mungkin berbeda tergantung kapan kamu melakukan screening.

screening saham

Setelah mendapatkan daftar saham-saham yang sudah turun banyak itu, kamu perlu melihat satu per satu laporan keuangannya. Yang harus kamu temukan adalah perusahaan yang laporan keuangannya tumbuh tapi harganya kok murah.

Kamu bisa menggunakan aplikasi RTI Business untuk mendapatkan laporan keuangan lengkap tiap perusahaan. Perhatikan PBV, PER, EPS dan Net Income-nya sebagai pertimbangan.

Dari hasil screening dan melihat satu per satu laporan keuangan masing-masing perusahaan, saya mendapatkan 5 perusahaan yang layak investasi.

a. ADRO (PT. Adaro Energy, Tbk.)

Saham ADRO secara fundamental menunjukkan peningkatan pendapatan yang cukup konsisten mulai tahun 2016 hingga kuartal pertama 2019. Bisa dilihat dari Earning per Share (EPS) yang terus naik, walaupun sempat turun di tahun 2018 namun kembali naik melampaui EPS tahun 2017 dan 2016.

Saat ini PBV ADRO hanya sekitar 0,8 dengan PER (Price to Earning Ratio) hanya 6,4. Kombinasi menarik yang menunjukkan bahwa harga saham saat ini sangat murah, lebih murah dari harga sewajarnya.

Dari analisa teknikal berdasarkan chart harian, bisa kamu lihat bahwa ADRO sedang dalam fase downtrend. Namun sepertinya pergerakan harga ADRO juga sedang mulai berbalik arah menuju uptrend walau belum terkonfirmasi.

Hal ini ditandai dengan terbentuknya lower high yang merupakan sinyal positif pembalikan arah trend. Tinggal menunggu apakah ADRO mampu melewati garis resisten di 1.440 dan membentuk higher high baru yang melebihi harga tertinggi tanggal 5 Juli kemarin.

b. ASII (PT. Astra Internasional, Tbk.)

Hampir sama dengan ADRO, laporan keuangan ASII cenderung positif mulai tahun 2016 dan hanya turun sedikit pada tahun 2018. Namun di 2019 menunjukkan kenaikan Net Income lagi.

PBV ASII saat ini hanya 2,1 sedangkan PER-nya cuma 14,2. Untuk PER masih tergolong tinggi sih, tapi jika melihat pergerakannya dari tahun 2016 yang saat itu PER-nya mencapai 23,6 maka angka 14,2 ini ya sudah cukup murah.

Chart ASII

Jika melihat chart-nya memang belum menunjukkan adanya tanda pembalikan trend karena tanggal 17 Juli kemarin harga ASII turun cukup banyak sehingga tidak mampu membentuk lower high baru.

Garis resisten-nya juga masih cukup kuat menghambat kenaikan harga ASII. Kamu bisa mulai cicil beli sekarang atau bisa menunggu trend terkonfirmasi berubah arah ketika harga mampu menembus 7.550.

c. INDF (PT. Indofood Sukses Makmur, Tbk.)

Di kalangan investor saham ada ungkapan, selama Indomie masih seleraku, INDF akan terus makmur hehehe. Ini menunjukkan bahwa saham Indofood benar-benar sukses merajai pasar saham.

Dari laporan keuangan menunjukkan bahkan keuangan INDF terus bertumbuh. Hanya turun sedikit di tahun 2018 namun bisa kembali naik lebih baik dari tahun-tahun sebelumnya.

Kalau kita lihat harga saham INDF pada tahun 2002 harganya hanya berkisar di 475. Tapi saat ini, harga saham INDF sudah mencapai 7.050.

Walaupun pada bulan April kemarin harganya jatuh di kisaran angka 5.850 tapi mampu bertahan dan kembali digdaya. Tinggal menembus batas resisten 7.150 maka harga akan kembali terbang dan mudah-mudahan bisa menembus angka 7.900 lagi.

Chart INDF

Kalau melihat kondisi perekonomian yang seperti saat ini, sepertinya orang akan lebih banyak masak mie deh hehehe.

PBV INDF saat ini ada di posisi 1,6 dengan PER mencapai 10,4. Sangat murah banget untuk perusahaan dengan kondisi keuangan seperti ini.

d. PTPP (PT. PP (persero), Tbk.)

Laporan keuangan PTPP juga menunjukkan pertumbuhan yang bagus. Terbukti pada laporan keuangan mulai tahun 2016 terus bertumbuh dengan baik. Keuangan perusahaan seperti inilah yang bagus untuk investasi.

PBV PTPP saat ini ada di posisi 1,0 dengan PER masih di angka 18,4. Masih cukup tinggi PER-nya walaupun jika dibandingkan tahun 2016 dimana PER saat itu ada di angka 47,6 maka kondisi saat ini sudah sangat bagus.

Chart PTPP

Secara teknikal, kondisinya belum bisa dibilang bagus ya. Setelah turun banyak bulan Mei yang lalu, PTPP berusaha untuk bangkit kembali namun nampaknya masih belum mampu membentuk higher high baru.

Tinggal kamu lihat saja apakah dia akan terus turun lagi hingga menembus lower low baru ataukah akan memantul ke atas.

Bagi kamu yang memang berniat investasi jangka panjang, tidak perlu terlalu memusingkan hal ini sih. Karena kalau harga nanti turun lagi ya tinggal beli lagi mengingat keuangan perusahaan juga masih bagus.

e. UNTR (PT. United Tractors, Tbk.)

UNTR ini termasuk perusahaan yang sangat bagus performanya. Dari laporan keuangan sejak 2016 bisa terlihat bahwa pendapatannya terus tumbuh secara konsisten.

Saat ini PBV UNTR hanya di angka 1,8 saja sedangkan PER-nya ada di 8,3. Sangat bagus sekali untuk memulai investasi di perusahaan ini mengingat PBV dan PER-nya menunjukkan bahwa harga sahamnya saat ini murah banget.

Bisa dilihat bahwa harga saham UNTR mengalami fase downtrend sejak Januari 2018 yang lalu. Dari harga 40 ribuan terus turun hingga saat ini harganya ada di posisi 27.275.

Yaa walaupun secara PBV termasuk murah, tapi nominal 27.275 per lembar saham bagi para investor pemula boleh dibilang cukup gede sih. Karena untuk beli 1 Lot saja kamu harus bayar 2.727.500.

Ngeri-ngeri sedap kalau pas lagi turun. Apalagi buat yang beli di harga 40 ribuan hehehe.

Perhatian!

Ingat ya, 5 saham yang saya jadikan contoh di atas adalah berdasarkan data saat saya menuliskan artikel ini. Kamu harus mampu melakukan screening sendiri sesuai petunjuk yang sudah saya berikan.

Hasil tiap waktu tentu berbeda-beda tergantung bagaimana kondisi market di masa mendatang.

Referensi:

  1. https://www.syariahsaham.com
  2. https://www.idx.co.id/idx-syariah/
  3. John J. Murphy, Technical Analysis of the Financial Markets, Newyork Institute of Finance, 1986

6 pemikiran pada “Belajar Investasi Saham Syariah Secara Mendalam”

  1. Kalo ada orang yang ngomong

    “Investasi di pasar modal adalah kebodohan yang hakiki. Karena tidak akan bertahan dengan hiper inflasi & sudah pernah terjadi, sejarah akan berulang.”

    Harus dijawab apa?

    Balas
    • Tergantung kebijakan perusahaan dari hasil RUPS. Ada yang membagikan deviden secara rutin, ada juga yang keuntungannya diputar lagi untuk memperbanyak asset. Ada juga yang memberikan bagi hasil berupa tambahan saham.

      Balas
  2. Memiliki saham suatu emiten berarti kita memiliki perusahaan tersebut.

    Bagaimana kalo perusahaan yang kita miliki, memiliki dan memutuskan untuk hutang riba ke bank?

    Apa masih bisa disebut syariah? Sedang semua emiten listed bursa pasti memiliki hutang bank. Dan status kita adalah pemilik, bukan pegawai. Trims

    Balas
    • Memiliki saham bukan berarti memiliki perusahaan. Saham hanyalah alat bukti penyertaan modal saja.
      Biar mudah memahami, kamu punya tetangga punya usaha bakso dan butuh modal. Kamu lalu modalin deh 1 juta. Apakah otomatis kamu menjadi pemilik warung baksonya? Kan tidak. Kamu hanya sebagai pemilik modal yang cuma 1 juta itu.

      Eh karena butuh tambahan modal lagi, tetanggmu pinjam ke bank. Apakah otomatis kamu ikut jadi peminjamnya? Jelas tidak. Seandainya pinjaman itu macet sekalipun, yang harus bayar ya pemilik baksonya. Kamu tidak ikut-ikutan bayar hutang. Paling mentok ya uangmu 1 juta itu hilang hehehe…

      Balas

Tinggalkan komentar