Peluang usaha kuliner semakin marak. Dan, canggihnya teknologi mendukung berkembangnya jenis usaha yang satu ini. Peluang usaha kuliner asli daerah pun terbuka lebar di depan mata. Jika Anda termasuk orang yang tak mau menyiakan kesempatan, inilah saatnya Anda ambil bagian!
Mengapa harus kuliner asli daerah? Mengikuti tren kekinian tak ada salahnya. Namun, semua yang berbau ‘tren’ pasti akan ada masa redupnya. Semakin cepat melejit, semakin cepat pula ia redup. Maka, langkah teraman adalah dengan mengandalkan kuliner yang sudah familier di masyarakat.
Kuliner asli daerah tentu mendapat tempat tersendiri di lidah penikmatnya. Namun, akan merepotkan jika seseorang harus pergi ke suatu tempat hanya untuk menikmati kuliner khas daerah tersebut. Nah, mari lihat peluang jauhnya jarak ini dengan membuka usaha kuliner asli daerah tertentu.
Daerah mana saja yang kulinernya diminati banyak orang? Berikut ulasannya!
Usaha Kuliner Asinan Bogor
Asinan adalah jenis makanan ringan berkuah asam-pedas yang mengandung beragam jenis buah dan sayur, dilengkapi dengan tahu putih, kerupuk kuning, dan kacang goreng. Rasanya yang segar seketika tercicip di lidah sekali pun hanya dengan mengingat atau melihat tampilannya.
Banyak penikmat asinan Bogor yang berasal dari kota-kota lain. Anda dapat mengobati rasa rindu mereka terhadap asinan Bogor dengan mencoba berjualan kuliner yang satu ini. Bahan-bahan yang diperlukan terbagi menjadi dua, bahan dasar dan bahan kuah.
Untuk bahan dasarnya, Anda dapat menyiapkan buah atau sayuran jenis apa saja. Namun, umumnya terdapat bengkuang, daun selada, kedondong, mangga, mentimun, dan nanas.
Adapun untuk bahan kuahnya, Anda cukup menyediakan gula pasir, cabai merah besar, cabai rawit, asam jawa, cuka masak, garam dapur, dan air.
Asinan Bogor dapat langsung disantap sesaat setelah matang dan dingin. Akan tetapi, lebih menyegarkan jika makanan ini dibiarkan semalaman dalam lemari es sebelum dihidangkan keesokan harinya. Dengan begitu, rasa asinan akan lebih menyegarkan.
Bahan tambahan berupa kacang goreng, kerupuk kuning, dan tahu putih dicampurkan hanya pada saat asinan akan disantap. Anda dapat mempercantik tampilannya menggunakan wadah kaca.
Waktu yang tepat untuk berjualan asinan Bogor adalah di musim kemarau atau saat cuaca panas karena cara ternikmat menyantapnya adalah di saat suhu udara meningkat. Lalu, bagaimana dengan peluang usaha asinan Bogor ini?
Satu porsi asinan Bogor umumnya dibanderol dengan harga Rp8.000,00. Jika rata-rata penjualan 27 porsi tiap harinya, Anda akan mendapatkan keuntungan mendekati Rp1,5 juta. Dengan laba demikian, modal awal Anda akan kembali setelah dua bulan saja.
Usaha Kuliner Pecel Madiun
Bentuk penyajian lain dari kombinasi sayur dan kacang selain asinan adalah pecel. Jika sebelumnya adalah kuliner khas Jawa Barat, kali ini makanan ikon Jawa Timur.
Sebenarnya, Madiun bukan satu-satunya daerah yang menghasilkan kuliner berbumbu sambal kacang ini. Namun, yang pernah merasakannya percaya bahwa di Madiunlah pecel yang paling enak berasal.
Jika Anda berminat mendirikan usaha kuliner pecel madiun, tipsnya adalah gunakan daun pisang atau yang lebih dikenal dengan pincukan sebagai wadahnya. Cara tradisional seperti ini diklaim lebih membangkitkan selera karena daun pisang memiliki aroma tersendiri yang menambah kenikmatannya.
Dalam penyajiannya, penjual pecel biasanya melengkapi hidangan dengan tempe goreng, rempeyek, atau telur. Untuk membuat satu porsi pecel, Anda cukup bermodalkan bayam, petai cina, mentimun, daun kemangi, serta tauge pendek sebagai bahan sayuran.
Kemudian, siapkan pula asam jawa, terasi, kacang goreng, daun jeruk, air panas, cabai rawit, cabai merah, air jeruk limau, gula merah, serta garam sebagai bahan sambal kacang.
Jika harga per porsinya Rp8.000,00, Anda akan mendapatkan laba sebesar Rp2 juta-an tiap bulan dengan penjualan rata-rata 30 porsi satu harinya. Keuntungan tersebut sudah dapat menutupi modal yang dikeluarkan di awal usaha. Cukup menggiurkan, bukan?
Bir Pletok Betawi
Meskipun namanya bir, tetapi minuman khas Betawi ini tak memabukkan sama sekali. Pasalnya, tak ada kandungan alkohol di dalamnya. Bahan pembuatnya adalah jahe dan rempah-rempah lain.
Oleh karenanya, alih-alih memabukkan, bir pletok ini menyehatkan tubuh dan membuat hangat.
Menurut Yuliana, salah seorang produsen bir pletok, permintaan akan minuman menghangatkan ini tak hanya datang dari dalam kota, tetapi juga dari luar daerah Jabodetabek. Namun, karena zatnya berupa cairan, tak ada jasa ekspedisi yang mau mengirimkannya.
Nah, Anda dapat memanfaatkan kendala yang dialami oleh produsen dalam kota ini menjadi peluang usaha di tempat Anda. Bir pletok dibanderol dengan harga Rp50.000,00 per liter. Adapun modalnya hanya jahe dan rempah-rempah yang mudah Anda dapatkan di pasar tradisional.
Usaha Kuliner Gudeg Jogja
Jika Bogor terkenal dengan asinannya, Yogyakarta terkenal dengan gudegnya. Peminatnya banyak tersebar dari barat hingga timur Indonesia. Hal ini dapat menjadi peluang usaha kuliner asli daerah di tempat-tempat di luar Yogyakarta.
Untuk membuat seporsi gudeg, Anda hanya membutuhkan nangka muda, kelapa, telur, ayam, serta daun jati sebagai bahannya. Daun jati digunakan untuk merebus nangka muda agar muncul warna merah khas gudeg.
Adapun bumbunya menggunakan bumbu dapur yang mudah didapat di pasar mana saja. Pembuatan bumbunya menggunakan bawang putih, bawang merah, ketumbar, kemiri, laos, garam, terasi, daun salam, gula merah, dan penyedap rasa. Mudah didapat, bukan?
Seporsi gudeg umumnya dijual dengan harga Rp15.000,00. Jika Anda dapat menjualnya 30 porsi saja setiap hari, keuntungan per bulan yang bisa didapatkan berkisar Rp3,5 juta. Dengan laba sebanyak itu, Anda sudah balik modal dalam jangka waktu dua bulan.
Mi Aceh
Setelah berputar-putar di Pulau Jawa, mari melirik Pulau Sumatra dengan kekhasan makanan yang memiliki potensi tinggi menguntungkan sebagai komoditas usaha kuliner asli daerah: mi Aceh!
Tepat, jenis kuliner yang satu ini, kini tengah naik daun dan menempati hati orang-orang dari beragam suku.
Anda tak akan rugi jika mencoba berjualan mi Aceh. Dengan rasa pedas-gurih yang menggugah selera, dapat dipastikan Anda tak akan kekurangan pelanggan setiap harinya. Umumnya, masyarakat mengenal dua ragam menu mi Aceh, yaitu mi kuah dengan sup seperti kari dan mi goreng kering.
Untuk membuat seporsi mi Aceh, yang Anda butuhkan adalah mi kuning atau mi basah, udang, daging kambing atau sapi, tomat, bawang merah, bawang putih, kubis, tauge, daun bawang, daun seledri, kaldu sapi, kecap manis, kecap asin, dan minyak goreng.
Mi kuning atau mi basah yang digunakan bukan sembarang mi, melainkan mi yang lebih tebal dari jenis mi instan yang dijual di pasaran. Masak bahan-bahan tersebut dengan bumbu yang terdiri dari cabai, bawang putih, jahe, kemiri, ketumbar, jinten, adas manis, kapulaga, kunyit, dan merica putih.
Wah, pantas saja rasanya tak terlupakan, variasi rempah-rempah yang digunakan begitu beragam!
Umumnya, penjual mi Aceh melengkapi sajian dengan acar, emping dan jeruk nipis, serta membanderol mi Aceh dengan harga Rp12.000,00 per porsi. Jika setiap harinya Anda dapat menjual sebanyak 26 porsi saja, keuntungan yang bisa didapat sebesar Rp1 juta-an tiap bulannya.