Untuk Kita Renungkan

Ibrahim Vatih
12 November 2010

Tak pernah ada niat untuk mengecewakan, apalagi sampai menyakiti. Tapi tak adil juga rasanya jika keputusan ini hanya muncul karena kecenderungan akan ego diri. Sempat juga terbayang sosok di sana yang sedang dirundung kesedihan mendalam. Benarkah?

Namun harus dimulai dari mana untuk memberikan penjabaran? Hanya khawatir jika penjelasan itu disampaikan justru akan semakin memperkeruh keadaan, bukan malah seperti apa yang diinginkan.

Kamu tahu siapa diri ini. Yang selalu merindukan kebebasan, mengumbar tentang kehidupan luar yang tak hanya sekedar mampir di angan. Bosan dengan keterikatan.

Dan untuk itulah, lebih memilih tentang bisikan dalam hati. Bahwa semuanya harus dikembalikan pada tujuan awal. Disinilah waktu untuk mulai melakukan regenerasi niat dan tawakkal pada Yang Kuasa. Tak banyak yang diminta, tak muluk yang dicari.

Jika berbicara tentang materi, maka akan lebih memilih untuk diberikan kekuatan dalam mengolah untuk kebaikan.

Jika berkata tentang cinta, maka akan lebih memilih berdoa untuk keberlangsungan jangka panjang, bukan hanya berpatok pada ikhtiar yang mengikat dan cenderung mendekati murkaNya.

Jika merenungi hari ini, hari lalu, dan waktu esok, maka hanya berusaha untuk melakukan orientasi kebaikan dan keharmonisan secara luas. Mengambil pelajaran di setiap detik dalam episode, membuatnya sebagai bahan loncatan di hari nanti. Bukan hanya berdiri pada petak yang sama. Dan parahnya juga ketika tahu bahwa petak yang disinggahi adalah petak yang tidak layak untuk sekedar dihampiri.

Adalah tidak tepat jika kamu memilih untuk tetap bertahan pada kebijakan yang telah kamu ambil. Tidak berbeda dengan kamu mendzholimi diri sendiri. Bukan hanya masalah tekanan, tapi juga berpengaruh pada masa depan. Terlalu rumit dan kompleks.

Pelajaran ini adalah sangat berharga. Bukan tanpa maksud Dia memberikannya. Sebagai hamba yang selalu berusaha untuk terus memperbaiki diri, tentulah menjadi keharusan untuk berpikir secara jernih dan mengambil keputusan dengan tegas.

Pahamilah, bahwa semua kejadian yang kita alami adalah untuk kita renungkan.