Lelembut dan Wirid Pagi Petang

Anak lanang sama simbok.
Ibrahim Vatih
9 December 2016

Saya sama istri sensitif dengan makhluk lelembut (lebih sensitif istri sih). Termasuk juga anak-anak, mungkin karena faktor nasab.

Kami ngga bisa lihat dengan mata telanjang, tapi kami bisa rasakan kehadiran mereka yang berada di sekitar. Kalau aura semakin kuat biasanya mereka punya niat khusus ke kita. Niat dan maksud negatif seringnya.

Tapi kalau auranya ngga terlalu tegang, biasanya cuma lewat aja. Entah mereka yang melewati kita atau kita yang melewati mereka. Tanpa ada niat dan maksud apa-apa.

Kadang, kita bisa lihat wujud mereka tapi tidak dengan mata telanjang. Kita lihat mereka lewat mimpi. Dari mimpi itu bisa kelihatan wujudnya seperti apa, dan punya maksud tujuan apa. Jadi kalau mereka berusaha memperkeruh suasana hidup kami, ada usaha dan doa (ikhtiar) yang kita lakukan. Kita juga bisa intervensi balik mereka melalui mimpi kami.

Umumnya, lelembut yang menganggu itu adalah kiriman dari orang-orang yang tidak suka dengan kami.

Kami sendiri tidak tahu mengapa ada orang yang tidak senang dengan kami.

Itu juga yang menjadi salah satu alasan mengapa beberapa tahun terakhir ini saya jarang sekali menampilkan sesuatu yang memang saya pikir tidak perlu ditampilkan di sosmed atau internet.

Termasuk ketika menulis ini, bisa jadi kamu yang punya niat tidak baik pada saya menjadi salah satu pembaca tulisan ini. Karena saya tahu, orang yang tidak suka pada sesuatu itu justru konsen dan mengikuti perkembangan sesuatu yang tidak disukai itu.

Bagi saya sih simple saja. Cukup mengikuti apa yang diajarkan Nabi SAW, insya Allah sangat membantu. Karena ini sudah menjadi sunnatullah.

Cukup membaca ma’tsur setiap pagi dan petang insya Allah bisa menjaga kehidupan kita dari hal-hal yang tidak baik. Tentu atas izin dari Allah.

Dalam wirid ma’tsur itu terdapat banyak sekali keutamaan atau fadhilah. Yang salah satu fadhilahnya adalah penjagaan diri dari sihir dan produk-produk turunannya.

Setelah membaca ma’tsur, tiupkan ke telapak tangan, kemudian diusapkan ke sekujur tubuh.

Insya Allah usaha-usaha yang buruk terhadap diri kita tidak akan berhasil karena sudah ada shield yang melindungi diri kita dan siapapun yang ditiupkan wirid ma’tsur tadi.

Wirid itu bisa juga ditiupkan ke air kemudian diminum. Bisa juga ditiupkan ke air kemudian airnya diteteskan ke garam laut (garam batu), kemudian garamnya dipasang di pojok-pojok rumah untuk menjaga rumah dari serangan.

Karena yang diserang bukan hanya makhluk hidup tapi juga benda mati. Termasuk kendaraan, tempat tinggal, tempat kerja (usaha), dll.

Alhamdulillah sekarang saya merutinkan program ini bersama istri. Bareng-bareng bacanya. Anak-anak kita dekatkan di sekitar kita. Biar sambil dengar, kemudian kita tiupkan juga.

Sejak dulu sudah diamalkan bareng-bareng tapi belum jadi program keluarga, jadi cuma sekenanya saja. Sekarang sudah jadi bagian program keluarga yang harus dipatuhi dan dikerjakan oleh semua anggota keluarga. Ya baru 4 orang sih, semoga bisa jadi program turun-temurun buat anak-cucu.

Yang kami rasakan setelah rutin wirid itu, di dalam mimpi kami melihat para lelembut yang bermaksud jahat itu muncul dalam kondisi tidak bisa berbuat apa-apa. Ya cuma melongo aja. Bisa mendekat tapi tidak bisa melancarkan tugas pesanan majikannya.

Tujuan saya menulis ini barangkali bisa bermanfaat buat pembaca, dan bisa dijadikan program wajib setiap hari. Atau setidaknya dirutinkan meski tidak setiap hari. Monggo yang mau diskusi bisa melalui comment.

Sekian. Salam lelembut.