Artikel ini mengkaji secara lengkap dan mendalam terkait topik “Apa itu CMS?”. Panduan ini cocok untuk kamu yang ingin belajar fundamental Content Management System (CMS).
Pada artikel, kamu akan belajar berbagai hal penting terkait CMS, seperti:
- Pertama, pengetahuan dasar tentang Content Management System (CMS).
- Kedua, fungsi dan cara kerja Content Management System (CMS).
- ketiga, jenis-jenis Content Management System (CMS) beserta contoh real dalam bentuk website.
- Keempat, studi kasus Content Management System (CMS) yang paling popular di tahun 2020.
- Kelima, teknik rahasia cara memilih CMS yang tepat untuk membangun website bisnis.
Jadi, jika kamu ingin menguasai ilmu tersembunyi dari CMS, baca panduan ini sampai selesai. Don’t skip! Setuju? Ok, Let’s dive in!
Apa Itu CMS?
CMS merupakan singkatan dari Content Management System. CMS ini berfungsi untuk mengelola halaman website secara instan, mudah dan cepat. Dengan adanya CMS, kamu dapat mengelola website, toko online, dan portal berita dengan mudah. Untuk masalah manajemen konten, percayakan saja pada sistem CMS. Jadi, kamu cukup fokus pada konten website saja.
Tidak banyak orang tahu bahwa CMS memiliki dua bagian, yaitu:
- Pertama, CMA (Content Management Application).
- Kedua, CDA (Content Delivery Application).
Apa perbedaan dari kedua hal tersebut?
- CMA merupakan fasilitas CMS untuk mengelola isi konten yang ada.
- CDA merupakan fasilitas CMS guna mengelola struktur web website.
Tidakkah menakjubkan jika kamu dapat mengelola isi konten dan struktur website dengan mudah dan cepat? Hanya tinggal klik, klik, klik pada CMS, semua pekerjaan mengelola website selesai dengan cepat.
CATATAN: Saat ini tidak hanya pengguna personal yang memakai CMS. Perusahaan sekelas bank negeri dan bank swasta juga memakai CMS. Ingin tahu bank apa saja yang memakai CMS spesial? Keep reading!
Fungsi Content Management System (CMS)
Fungsi utama dari sebuah CMS adalah untuk mempermudah pembuatan dan pengelolaan website. Dengan demikian, siapapun dapat membuat website untuk bisnis online maupun untuk marketing online.
Kenapa bisa semudah itu? Karena CMS memiliki paket instalasi yang canggih. Cara menggunakan CMS tinggal klik (install). Dan setelahnya, kamu akan memiliki sistem manajemen konten dan struktur website secara instan.
Di sisi lain, CMS juga memiliki fitur inti yang sangat powerfull, seperti:
- Indexing.
- Search and retrieval.
- Format management.
- Revision control
- Management.
Belum lagi, adanya fitur tambahan, seperti SEO-friendly, admin panel, content hierarchy, dll. Akibat adanya fitur-fitur memukau tersebut, banyak web developer memilih menggunakan CMS dari pada menulis kode dari awal.
“Don’t Reinvent The Wheel!”, kata Anthony J. D’Angelo.
Saya tidak bisa membayangkan jika teknologi CMS tidak ada. Pasti biaya pembuatan website akan sangat mahal. Hehe.
Struktur dan Komponen Content Management System (CMS)
Secara garis besar, CMS memiliki dua struktur dasar, yaitu: dashboard dan front.
- Dashboard berisi content management application (CMA).
- Front adalah tampilan yang kamu lihat saat mengakses website secara online.
Kedua struktur di atas, saling melengkapi sehingga keduanya tidak terpisahkan.
Bagi kamu yang belum tahu, Content Management System (CMS) berjalan secara dinamis. Di mana isi website dapat berubah-ubah tergantung admin website.
Sampai sini paham ya?
Okay, mungkin kamu bertanya,”Komponen apa saja sih yang ada pada CMS? Khususnya pada bagian dashboard dan front?
Komponen dashboard umumnya berisi content management application (CMA), yaitu tools untuk mengelola tampilan front. Contoh salah satu fitur yang ada di dashboard adalah user admin. User Admin ini berfungsi untuk mengontrol siapa saja yang bisa mengelola website.
Komponen front biasanya terdiri dari navigasi website, isi konten dan informasi website.
- Navigasi website bisa berbentuk menu atau link halaman.
- Isi konten berisi artikel atau produk dari suatu website.
- Informasi website biasanya menjelaskan tentang privacy policy, sitemap atau contact person pemilik website.
Setelah, kamu paham apa itu CMS, mari belajar lebih dalam lagi. Pada bahasan berikutnya saya akan membedah cara kerja content management system (CMS). Let’s dive in!
Cara Kerja Content Management System (CMS)
Untuk mempermudah kamu belajar, saya buatkan ilustrasi singkat sistem kerja CMS. Perhatikan gambar di bawah ini:
Apa yang kamu pelajari dari ilustrasi tersebut? Apakah kamu sudah memiliki gambaran tentang bagaimana cara kerja CMS?
Belom? Waduh, duh, duh! Okay, ga pa pa.
Bagi yang masih bingung tentang cara kerja CMS, simak penjelasan berikut ini:
- Pertama, dari ilustrasi di atas, admin memiliki sebuah content/pengaturan yang ingin di-publish ke website.
- Kedua, admin tersebut harus login ke dashboard admin website.
- Ketiga, admin membuat post baru pada form yang tersedia.
- Terakhir, secara otomatis post tersebut tampil pada halaman website dan user dapat mengaksesnya.
Konsep dasar CMS pada dasarnya seperti itu. Jadi, CMS akan membantu kamu mengelola database, struktur website dan isi konten sesuai keinginanmu.
Semua CMS memiliki cara kerja yang hampir sama, yaitu: input data, pengolahan data di dalam CMS, penampilan data untuk user. Sampai di sini ada pertanyaan? Jika iya, tinggalkan pertanyaan di kolom komentar.
Jenis-Jenis CMS
Kemunculan teknologi content management system (CMS) merubah tatanan pembuatan website di seluruh dunia. Dulu, kamu butuh waktu 1-3 bulan untuk membuat website. Sekarang, kamu bisa membuat toko online hanya dalam hitungan menit. Menakjubkan, bukan?
Kemudahan ini berkat inovasi para programmer dalam mengeksplorasi CMS. Berikut ini jenis-jenis CMS hasil inovasi para programmer dari berbagai vendor, simak baik-baik.
Nama | Platform | Supported Database | Licenses |
WordPress | PHP | MySQL, MariaDB | GPLv2+ |
Joomla | PHP | MySQL, PostgreSQL, MSSQL, SQLite | GNU |
Drupal | PHP | MariaDB, Microsoft SQL Server, MySQL, Oracle, Percona Server, PostgreSQL, SQLite[43] | GPLv2+ |
Typo3 | PHP | MySQL, Oracle, PostgreSQL | GNU Ver.2 |
Serendipity | PHP + Smarty | MySQL, PostgreSQL, MySQLi, SQLite | BSD |
Dotclear | PHP | MySQL, PostgreSQL, SQLite | GPL |
ImpressPages | PHP | MySQL | GPL MIT |
OpenCart | PHP | MySQL | GNU |
Magento | PHP | MySQL | OSL Ver. 3 / AFL Ver. 3 |
PrestaShop | PHP | MySQL | Open Software License 3.0 |
Apakah jenis-jenis CMS hanya itu saja? Tidak, ada lebih banyak lagi. Saya hanya menampilkan jenis-jenis CMS yang saya ketahui. Buka daftar CMS ini jika kamu ingin tahu tentang jenis-jenis CMS yang ada di seluruh dunia.
CATATAN:
Baru-baru ini, saya melakukan riset terkait beberapa vendor CMS popular di seluruh dunia. Dari berbagai vendor CMS, ada satu vendor yang memiliki jumlah pengguna paling tinggi yaitu WordPress. Dilansir dari w3techs.com, pengguna WordPress mencapai lebih dari 60 juta user.
Itu artinya, hampir 35,7% pemilik website di dunia menggunakan WordPress. Sedangkan, CMS lain seperti Joomla, Drupal, Typo3, dll memiliki jumlah pengguna yang sedikit. Untuk Joomla sekitar 2,6%, Drupal sekitar 1,7% dan Typo3 sekitar 0,7%.
Mungkin kamu penasaran, “Kenapa terjadi ketimpangan yang sangat signifikan? Apakah teknologi antar CMS sangat jauh berbeda?”. Ingin tahu jawabannya? Baca sampai selesai. Don’t skip!
Contoh Content Management System (CMS) Paling Popular Tahun 2020
Ada satu prinsip kejam di dalam industri teknologi, bunyinya seperti ini: “Perubahan itu pasti terjadi. Dan pengguna hanya akan loyal kepada perusahaan yang terus berinovasi untuk kebutuhan mereka”.
Maksudnya gimana? Sederhananya, tidak ada pengguna produk yang setia selamanya. Mereka menggunakan produk hanya karena produk tersebut menyelesaikan permasalahan mereka. Jika ada solusi yang lebih baik, mereka akan meninggalkan produk lamanya. As simple as that!
Para pengembang CMS juga menyadari hal tersebut, sehingga mereka berlomba-lomba untuk terus berinovasi. Dari berbagai CMS yang sudah kita bahas sebelumnya, ada 4 CMS yang paling popular.
Kira-kira, CMS apa saja itu?
- Pertama, WordPress.
- Kedua, Joomla.
- Ketiga, Drupal.
- Terakhir, Typo3.
Ingin tahu lebih dalam rahasia dari keempat CMS tersebut? Let’s dig in!
1. CMS WordPress
Sedikit cerita tentang WordPress, Konsep awal WordPress sebenarnya mirip seperti blog b2. Setelah, Matthew mengajak Mike Little dan Michel Valdrighi (mantan pengembang b2) bergabung, WordPress melahirkan inovasi baru. Inovasi ini sangat newbie friendly dan user friendly. Akibatnya, banyak user yang menobatkan WordPress sebagai CMS terpopular di seluruh dunia.
CATATAN: Matthew Charlers Mullenweg adalah pendiri dari CMS WordPress. Dia juga yang mengusulkan agar WordPress menjadi CMS open source.
CMS WordPress menggunakan bahasa pemrograman PHP sebagai dasar platform-nya. Untuk database, WordPress menggunakan teknologi MySQL. Kenapa menggunakan MySQL? Ya, karena MySQL memiliki banyak kelebihan. Saya sudah mengulas kelebihan MySQL di sini. Silakan dibaca sebagai bahan pengayaan.
Dilansir dari w3techs.com, WordPress menjadi CMS paling popular di tahun 2020. Pengguna CMS WordPress melebihi 60 juta user. Dan bahkan, 35,7% pemilik website di dunia menggunakan WordPress. Wow, amazing!
Saya juga penasaran, “Kenapa banyak user yang jatuh cinta dengan CMS WordPress?”.
Alasan utamanya adalah karena CMS WordPress gratis, mudah dan memiliki support komunitas yang solid. Jadi, banyak web developer yang mendukung CMS WordPress untuk terus eksis.
Alasan lainnya?
- Pertama, CMS WordPress memiliki banyak plugin dan theme serba guna yang siap untuk di-install. Tinggal plug & play, semua kebutuhan website tercover dengan baik.
- Kedua, CMS WordPress mendukung praktik Search Engine Optimization (SEO). Artinya, kamu dapat dengan mudah mengoptimasi website untuk keperluan marketing online berbasis SEO. Bahasa sederhananya, CMS WordPress SEO-Friendly.
- Ketiga, CMS WordPress mendukung berbagai tipe website, seperti:
- Website bisnis.
- Website portal berita.
- Website profil perusahaan.
- Website toko online.
- Website e-commerce.
- Website blog.
- Website forum, dll.
- Terakhir, WordPress selalu melakukan improvement dan mengeluarkan terobosan baru setiap tahun. Alhasil, sistem keamanan, sistem manajemen konten dan berbagai teknologi website selalu mutakhir.
Nah, ulasan di atas merupakan beberapa alasan kenapa banyak user menyukai WordPress. Selanjutnya, saya akan membongkar kelebihan dan kekurangan dari CMS WordPress. Penasaran? Yuk, simak!
Apa Kelebihan Dan Kekurangan CMS WordPress?
Tidak ada CMS yang sempurna di dunia ini. Biarpun CMS WordPress menjadi salah satu yang terbaik, tapi tetap saja tidak bisa memuaskan banyak user. Berikut ini rangkuman singkat beberapa kelebihan dan kekurangan CMS WordPress yang perlu kamu tahu.
Kelebihan CMS WordPress | Kekurangan CMS WordPress |
1. Instalasi mudah. | 1. Sistem keamanan WordPress kurang kuat. |
2. Pengoperasian CMS sangat mudah. | 2. Terlalu bergantung pada third party / plugin. |
3. Memiliki library plugin, theme dan code yang sangat besar. | 3. Tidak leluasa untuk melakukan scale up ataupun menata tampilan website. |
4. Memiliki komunitas aktif dalam jumlah besar. | 4. Secara default WordPress memiliki performa yang lambat. |
5. CMS WordPress menggunakan lisensi open source (GPLv2+). Artinya, individu ataupun perusahaan boleh menggunakan CMS WordPress tanpa perlu bayar royalty. | 5. Untuk website skala kecil, penggunaan CMS terlalu berlebihan. Dan untuk website enterprise, fitur CMS terlalu terbatas. |
Di luar kelebihan dan kekurangan WordPress, saya tetap menyukai CMS ini. Dan sampai saat ini, saya masih menggunakan CMS WordPress.
CATATAN: Bagi pemula, saya merekomendasikan untuk mencoba WordPress terlebih dahulu. Kamu akan belajar cara mengelola website dengan mudah dan cepat dengan WordPress. Just try and do the best!
Contoh Website Terkenal Yang Menggunakan CMS WordPress
Untuk lebih memudahkan kamu belajar, silakan kunjungi beberapa contoh website WordPress di bawah ini. Website ini menggunakan CMS WordPress untuk mengelola konten dan struktur websitenya. Pelajari dengan baik dan tiru berbagai inovasi yang mereka terapkan.
Website Berita:
Website Brand:
Website Personal:
2. CMS Joomla
Joomla adalah salah satu CMS open source dengan bahasa pemrograman PHP dan database MySQL/Ms SQL. Joomla mengusung metode OOP (Object Oriented Programming) sebagai inovasi pengembangan CMS-nya.
Namun, inovasi Joomla belum mampu menyaingi ketenaran CMS WordPress. Terbukti, jumlah user CMS Joomla masih kalah jauh dengan CMS WordPress.
Biarpun user CMS Joomla lebih sedikit, tetapi Joomla memiliki banyak penggemar setia. Menurut kamu, apa yang membuat CMS Joomla masih bertahan sampai sekarang?
- Pertama, CMS Joomla tidak memiliki fitur custom template design pada panel-nya. Jadi, sebagai user, kamu harus memiliki pengetahuan lebih jika ingin customize. Tingkat kesulitan customize CMS ini tergolong sedang. Jika dibandingkan dengan Drupal, CMS ini masih lebih mudah.
- Kedua, CMS Joomla memiliki UI/UX yang newbie friendly. Jadi, mudah untuk dikuasai.
- Ketiga, CMS Joomla memiliki lisensi open source sehingga kamu gratis memodifikasinya sesuai kebutuhan.
Jika website kamu ingin fitur customize lebih advanced, Joomla bisa menjadi alternatif CMS selain WordPress.
Apa Kelebihan Dan Kekurangan CMS Joomla?
Saya akan membahas lebih dalam kelebihan dan kekurangan CMS Joomla. Dengan harapan, kamu memiliki gambaran terkait CMS ini. Berikut ini kelebihan dan kekurangan dari CMS Joomla yang perlu kamu tahu.
Kelebihan CMS Joomla | Kekurangan CMS Joomla |
1. Menawarkan support yang optimal untuk custom post types. | 1. Keterbatasan Access Control List (ACL). |
2. Support untuk multi bahasa. | 2. Perlu sedikit keterampilan dalam pemrograman web. |
3. Instalasi CMS sangat mudah. | 3. Level security rendah jika dibanding dengan CMS lain. Potensi terkena cyber attack sangat besar. |
4. CMS menggunakan lisensi open source. | 4. Penerapan SEO di website masih tergolong sulit untuk pemula. |
5. Dinamis | 5. Penambahan sejumlah add–ons dan code extra bisa menyebabkan website menjadi lebih lambat. |
Contoh Website Terkenal Yang Menggunakan CMS Joomla
Saya akan memberikan contoh website pemerintah dan website portal berita yang menggunakan Joomla. Silakan kunjungi website tersebut untuk melihat secara detail cara optimasi CMS Joomla.
Website Pemerintahan:
Website News & Media:
Apabila kamu ingin melihat contoh website lebih banyak, klik link showcase Joomla ini. Di sana, web developer Joomla mendokumentasikan berbagai website yang bekerja sama dengan Joomla.
3. CMS Drupal
CMS Drupal merupakan content management system yang memiliki lisensi open source (GPLv2+). Pendiri Drupal, Dries Buytaert, membuat Drupal dengan menggunakan bahasa pemrograman PHP. Untuk saat ini, database Drupal menggunakan MariaDB, Microsoft SQL Server, MySQL, Oracle, Percona Server, PostgreSQL, SQLite.
Biarpun pengguna CMS Drupal tidak sebanyak WordPress maupun Joomla, tapi Drupal masih eksis. Teknologi Drupal masih relevan dengan perkembangan dunia website di tahun 2020.
Berikut ini beberapa alasan kenapa banyak orang masih menyukai CMS Drupal.
- Pertama, CMS Drupal memiliki fitur Drush. Apa itu Drush? Drush merupakan fitur command line untuk mengelola website. Fitur ini sangat cocok untuk web developer tingkat mahir. Karena dia dapat melakukan berbagai macam modifikasi dengan mudah menggunakan command line.
- Kedua, CMS Drupal memiliki fitur Aegir untuk membuat Multiple Sites. Teknologi ini mampu membuat banyak website sekaligus. Biarpun, pada tahun 2020 teknologi ini bukan menjadi hal baru, tapi fitur ini sangat bermanfaat untuk website bisnis.
Apa Kelebihan Dan Kekurangan CMS Drupal?
Banyak web developer yang masih bertahan dengan teknologi Drupal. Fitur Drush dan Aegir menjadikan CMS Drupal memiliki banyak fans setia. Saya pernah beberapa saat memakai CMS Drupal, untuk itu saya akan berbagi pengalaman saya setelah menggunakan CMS tersebut.
Kelebihan CMS Drupal | Kekurangan CMS Drupal |
1. Drupal memiliki lisensi open source (GPLv2+) | 1. Saat kamu menggunakan CMS Drupal, kamu perlu belajar sedikit tentang pemrograman web. |
2. Support Multisite. | 2. Kadang CMS Drupal menghabiskan banyak resource di server. |
3. Kamu dapat mengelola website menggunakan command line. | 3. Sulit dalam pembuatan custom module secara mandiri. Kamu butuh developer Drupal untuk melakukan kustomisasi. Jadi, CMS ini tidak ramah untuk pemula. |
4. Memiliki banyak library dokumentasi dan tutorial tingkat pemula sampai advance. | 4. Fitur SEO Drupal kurang ramah dengan mesin pencari. Jadi, kamu harus melakukan kustomisasi sendiri. |
Contoh Website Terkenal Yang Menggunakan CMS Drupal
Bagi kamu yang penasaran dengan website yang menggunakan CMS Drupal, ini jawabannya. Saya telah mengumpulkan beberapa contoh website terkenal yang menggunakan Drupal. Langsung kunjungi link di bawah ini:
- Pertama, tesla.com
- Kedua, harvard.edu
- Ketiga, lamborghini.com
- Terakhir, xerox.com
Kenapa perusahaan terkenal tersebut senang menggunakan CMS Drupal? Ya, karena mereka memiliki Drupal Developer yang handal sehingga manajemen website lebih optimal.
4. CMS Typo3
Pada tahun 1998, Kasper Skårhøj merancang content management system (CMS) yang bernama Typo3. CMS Typo3 memiliki fitur unik yang bernama MVC (Model-View-Controller). Apa itu MVC? MVC adalah fitur yang memungkinkan web developer untuk melakukan custom backend dan frontend secara manual. Waw, keren!
Secara default CMS Typo3 menyediakan sistem manajemen konten seperti CMS pada umumnya. Akan tetapi, pamornya kalah dengan CMS WordPress, Joomla, & Drupal. Saat menulis artikel ini, saya sempat mencoba beberapa hari.
Menurut saya, tingkat kesulitan CMS Typo3 tergolong sedang bagi pemula. Alhasil, pemula memilih CMS WordPress atau Joomla yang lebih newbie friendly. Tah, pemula juga belum butuh kustomisasi yang rumit.
Beda cerita kalau kamu seorang web developer, fitur MVC akan memanjakan keahlianmu. Kamu akan mendapatkan lahan untuk memodifikasi backend dan frontend secara leluasa. CMS Typo3 sangat cocok untuk web developer yang ingin memodifikasi website secara manual.
Apa Kelebihan Dan Kekurangan CMS Typo3?
Setelah beberapa hari mencicipi CMS Typo3, saya menyimpulkan beberapa kelebihan dan kekurangan CMS Typo3.
Kelebihan CMS Typo3 | Kekurangan CMS Typo3 |
1. CMS Typo3 memiliki lisensi open source. Jadi, kamu bebas melakukan memakai & memodifikasinya. | 1. Pemula harus meluangkan waktu lebih banyak untuk belajar mengoperasikan CMS ini. |
2. Memiliki fitur MVC. Artinya, kamu dapat melakukan kustomisasi backend dan frontend secara leluasa. | 2. Hanya mendukung database MySQL, Oracle, PostgreSQL. |
3. Termasuk CMS website yang dinamis. | 3. Kurang user–friendly. |
Contoh Website Terkenal Yang Menggunakan CMS Typo3
- Pertama, sedo.com.
- Kedua, notebookcheck.net.
- Ketiga, fao.org.
F.A.Q
Berikut ini beberapa pertanyaan yang sering ditanyakan pembaca terkait topik “Apa itu CMS?”. Apabila pertanyaan kamu tidak terjawab melalui kolom F.A.Q, silakan tinggalkan pertanyaan pada kolom komentar.
1. Jenis Website Apa Saja Yang Bisa Dibuat Dengan Content Management System (CMS)?
Hampir semua jenis website bisa kamu buat menggunakan CMS. Misalnya:
- Website profil perusahaan.
- Website e-commerce.
- Website blog.
- Website archieve.
- Website portal berita.
- Website forum.
- Website personal.
- Website company.
- Website games online, dll.
Dengan sentuhan kreatifitas dan imajinasi semua website bisa kamu buat dengan CMS. Namun, untuk website yang kompleks, kamu butuh skill web developer untuk melakukan customization.
Contohnya beberapa website bank di bawah ini. Mereka menggunakan CMS khusus yang sudah di-custom.
Nama Bank | Alamat Website | Nama CMS Bank |
Bank DKI | https://www.bankdki.co.id/id/ | Joomla |
Bank BTPN | https://www.btpn.com/ | Pimcore |
Bank BCA | https://www.bca.co.id/ | Sitecore |
Bank CIMB Niaga | https://www.cimbniaga.co.id/ | Adobe Experience Manager |
Bank BRI | https://bri.co.id/ | Liferay |
2. Apa Kelebihan Dan Kekurangan Content Management System (CMS)?
Pada pembahasan sebelumnya, saya sudah menjelaskan kelebihan dan kekurangan CMS WordPress, Joomla, Drupal dan Typo3. Sekarang saya akan menjelaskan kelebihan dan kekurangan CMS secara umum. Simak baik-baik.
5 Kelebihan Content Management System (CMS):
- Mempercepat dan mempermudah proses pembuatan website.
- Lebih efisien dalam mengatur struktur website dan konten website.
- Biaya pengeluaran untuk membuat/memperbaiki/pembaruan website lebih murah.
- Bisa menggunakan desain template dari theme developer untuk mempercantik tampilan website.
- User dapat mengkustomisasi website sesuai kebutuhannya.
5 Kekurangan Content Management System (CMS):
- Kamu akan kesulitan melakukanfv jika kebutuhan terlalu kompleks dan database sangat besar.
- Rentan terkena cyber attack karena menggunakan CMS yang familiar.
- Memiliki beberapa fitur bawaan yang tidak sesuai kebutuhan website.
- Harus mempelajari fitur CMS dan cara pengoperasian CMS terlebih dahulu.
- CMS banyak menghabiskan resource server saat menggunakan banyak thirt party.
3. Bagaimana Cara Memilih CMS Yang Tepat?
Ada 5 poin penting dalam memilih CMS yang tepat untuk website.
- Pertama, kamu ingin membuat website seperti apa.
- Kedua, fitur apa saja yang ingin kamu miliki.
- Ketiga, seberapa besar database yang ingin kamu kelola.
- Keempat, pastikan CMS memiliki API dan mendukung integrasi dengan aplikasi dan layanan mikro lainnya.
- Terakhir, pastikan CMS yang kamu pilih scalable sesuai kebutuhanmu di masa mendatang.
Saya akan bahas lebih detail mengenai kelima parameter tersebut dengan contoh sederhana.
Misalnya:
Saya ingin membuat website pribadi untuk mempromosikan jasa pemasangan baja ringan.
- Misi Website: Untuk mempromosikan bisnis jasa pemasangan baja ringan untuk atap.
- Unique Selling Points: Menjual jasa pemasangan baja ringan untuk area Yogyakarta.
- Products: Baja ringan dengan berbagai tingkat kualitas. Perlengkapan pertukangan baja ringan. Jasa Instalasi.
Dari gambaran tersebut, saya menginginkan website yang bisa mempromosikan bisnis dan menarik pengunjung. Jadi, saya butuh CMS yang bisa menampilkan landing page products dan blog.
Dari uraian di atas, mari kita kerucutkan..
- Tipe website yang sesuai kebutuhan adalah website bisnis jasa.
- Saya menginginkan website dengan fitur SEO-friendly, landing page products, dan blog.
- Database tidak terlalu besar karena baru bisnis rintisan.
- Website bisa terintegrasi dengan sistem pembayaran online.
- Website bisa untuk menunjang marketing online, branding dan scale up di masa mendatang.
Untuk kasus ini, saya akan memilih CMS WordPress. Karena WordPress newbie-friendly & memiliki banyak library. WordPress juga menyediakan banyak theme dan plugin untuk keperluan website bisnis jasa. Jadi, saya tidak perlu menyewa web developer profesional untuk mengelola website saya.
Kesimpulan
Content Management System (CMS) merupakan sebuah sistem untuk mempermudah user untuk membuat dan mengelola website. Ada 4 CMS yang sangat popular di tahun 2020.
- Pertama, WordPress.
- Kedua, Joomla.
- Ketiga, Drupal.
- Terakhir, Typo3.
Jadi, CMS mana yang menjadi favorit kamu? Tulis pendapatmu di kolom komentar ya. Saya tunggu, loh! Hehe.
Akhir kata, klik tombol share Facebook atau Twitter di bawah artikel ini sekarang. Mari berbagi pengetahuan keren untuk kebaikan bersama. Ingat berbagi itu indah. Hehe. Sudah kamu share? Good job! Makasih.
Terimaksih sudah menulis artikel ini. Saya dari dulu penasaran sama istilah-istilah di dunia internet dan pemrograman. Tapi otak saya selalu ngebul kalau mempelajarinya. Penjelasan Mas Kevin lumayan bisa diterima otak saya, meski masih sedikit ngebul. Lain waktu saya baca ulang, barangkali nanti saya udah lebih pinter. Heuheu. Salam Kenal,
Saya sudah membaca dari macam2 CMS di atas. Tapi jujur sy baru nyiba CMS WordPress karena lebih mudah mengcustomizenya. Artikel berbobot sekali…keren. salam kenal mas kevin…
Mas nanya dong.
saya liat sub kategori post ini adalah teknologi
lalu url kategorinya adalah http://vatih.com/bisnis/kategori/teknologi/
Untuk buat struktur ini gimana ya mas?
http://vatih.com/bisnis apakah page? Lalu buat pakai page builder? sehingga di header tampil kategori kategori?
Terima kasih
Ini cuma settingan struktur permalink, masuk aja ke Setting > Permalink, nanti ada bagian yang bisa kita custom.