Jika kamu baru menggunakan WordPress, kamu mungkin sudah tahu betapa mudahnya menginstal WordPress, hanya dengan beberapa klik, website sudah jadi.

Kemudahan ini tercipta berkat kinerja tim di Automattic yang telah membuat proses setup dengan sederhana dan user friendly.

Tapi, karena saking sederhananya, hari ini banyak hal penting yang sering tidak diperhatikan oleh pengguna baru di WordPress. Bisa jadi karena minimnya pengetahuan (karena pengguna baru), dan sudah merasa cukup dengan pengaturan default yang diberikan saat pertama kali melakukan instalasi. Mereka baru mulai menyadari adanya masalah-masalah di kemudian hari.

Mari kita lihat beberapa kesalahan umum yang dapat kamu hindari saat membuat website berbasis WordPress.

1. Tidak Re-name Akun Admin

Ini adalah kesalahan umum yang dibuat oleh pengguna WordPress. Banyak dari pengguna WordPress yang menjadikan “admin” sebagai username untuk masuk ke Dashboard, ini fatal. Hacker hampir selalu menggunakan “admin” sebagai username pengguna saat mencoba masuk ke website kamu. Mereka menggunakan metode brute force.

Pastikan bahwa username yang kamu gunakan bukan “admin”, “administrator”, atau salah satu username standar lainnya. Bukan hanya password yang dibuat sulit ditemukan, tapi username juga harus demikian.

2. Tidak Mengubah Tagline “Just Another WordPress Site”

Dari segi branding, nilai website kamu akan hancur jika tagline default-nya belum kamu ganti.

Dari segi SEO, tagline masuk ke dalam deskripsi, artinya Google akan mengambil kalimat itu sebagai data untuk mengenali website kamu, dan jika dibiarkan, Google akan mencap kamu sebagai Just Another WordPress Site.

Dan dari segi keamanan, Hacker akan mengenali kamu sebagai pengguna pemula, mereka akan coba cari cara lain untuk menghancurkan website yang kamu kelola. Untuk mengatasinya, kamu bisa mengatur hal ini di Settings > General.

3. Belum Mengubah Struktur Permalink

Ini adalah kesalahan yang juga banyak dilakuka pengguna WordPress. Secara default, WordPress menetapkan struktur permalink yang ditampilkan berdasarkan ID posting (postID). Permalink kamu akan nampak seperti ini namasitus.com/?p=123.

Dari segi readablity, tampilan permalink ini tampak buruk. Dari segi SEO, struktur ini tidak akan diterima oleh Google.

Untuk membuatnya jadi lebih SEO friendly, kamu harus mengubah permalink yang mengandung unsur judul posting. Ada beberapa yang dapat kamu pilih, dan yang paling umum adalah Day and name dan Post name. kamu bisa mengatur ini melaui Settings > Permalinks.

Belajar WordPress

Day and name biasa digunakan untuk situs yang diupdate setiap hari, seperti situs informasi atau berita, sedangkan Post name adalah pilihan yang general. Saya sendiri lebih sering menggunakan Post name, dan akan nampak seperti ini namasitus.com/post-name/. Pilihan Post name juga merupakan cara terbaik untuk membuat URL situs kamu terlihat sederhana dan mudah diingat.

4. Tidak Menghapus “Sample Page”

Kebanyakan orang akan menghapus posting “Hello World!”, tapi banyak dari mereka yang lupa atau tidak melihat “Sample Page” yang ada secara default saat pertama kali WordPress diinstall.

Tidak ada yang salah dengan hal ini, tapi ingat bahwa Google akan mengindeks halaman tersebut, dan itu akan membuat kamu terlihat sangat awam (pemula). Hal sederhana yang perlu dilakukan adalah menghapus “Sample Page”.

5. Belum Membuat Halaman “About” yang Menarik

Halaman “About” atau apapun yang menunjukkan siapa kamu adalah salah satu halaman yang paling penting.

Halaman depan (home) mungkin akan menjadi halaman yang paling sering dikunjungi, tapi jangan anggap remeh halaman “About”. Ini salah satu bagian paling fundamental dalam menceritakan siapa kamu dan memiliki pengaruh yang cukup untuk membuat pengunjung memutuskan apakah akan menjadikan kamu sebagai referensi yang baik, mengingat alamat website, menganggap kamu sebagai inspirasi, atau tidak ada yang berkesan sama sekali mengenai diri kamu.

Saat ini adalah hal yang tidak biasa mengunjungi sebuah situs tanpa halaman “About”. Karena kebanyakan orang tertarik untuk mengetahui penulis atau perusahaan yang mengelola situs yang mereka kunjngi.

6. Tidak Memberi Akses Pada Pembaca Untuk Menghubungi kamu

Secara sederhana, kamu perlu membuat halaman “Contact”. Sebuah halaman yang menampilkan berbagai macam informasi dan cara yang bisa dilakukan untuk berkomunikasi dengan kamu.

Di sini, kamu bisa menjadi sangat terbuka dengan mencantumkan alamat email dan nomor telepon, atau dengan tetap menjaga privasi, dan hanya menampilkan form yang bisa diisi pengunjung untuk berkomunikasi dengan kamu.

Apa pun yang kamu saat menambahkan halaman “Contact”, setidaknya kamu harus memiliki form kontak sederhana. kamu bisa menggunakan plugin ini untuk menciptakan form itu; Contact Form 7.

7. Download Theme dari Sumber yang Tak Punya Reputasi

Ada banyak situs di luar sana yang memungkinkan kamu men-download Premium Theme secara gratis alias bajakan. Namun, kamu tidak tahu apa yang sebenarnya kamu download. Bisa jadi, theme yang kamu download sudah disisipi kode yang bertujuan menyerang situs kamu.

Jika kamu ingin menggunakan Premium Theme, belilah dari developernya langsung, atau dari marketplace yang memiliki reputasi seperti ThemeForest. Jika kamu tidak ingin menghabiskan uang karena merasa belum terlalu familiar dengan WordPress, ada baiknya kamu juga mencoba Free Theme yang ditawarkan oleh banyak developer.

Jangan pernah bertaruh resiko dengan menginstall Theme dari sumber tak terpercaya. Sudah terlalu banyak kasus tak mengenakkan yang terjadi, saya sendiri pernah menangani web miliki seorang teman yang terinfeksi. Jika sampai pada level yang parah, mau tidak mau, kamu harus mengulang semuanya dari nol.

8. Tidak Peduli dengan Update WordPress

Ada banyak orang yang tidak paham terhadap masalah teknis. Mereka berpikir tugasnya dalam menginstall WordPress sudah selesai setelah website hidup (bisa diakses), kemudian hanya fokus pada masalah konten. Sayangnya, hal itu keliru.

Automattic memahami masalah ini dan telah membuatkan fitur yang memungkinkan pengguna non-teknispun bisa tetap mengupdate WordPress mereka ke versi terbaru.

Pembaruan ini biasanya meliputi fitur baru, dan penutupan celah-celah. Jika kamu tidak mengupdate WordPress, sama artinya membiarkan situs kamu mudah dibajak pihak lain.

9. Tidak Peduli dengan Backup Situs Secara Berkala

Ada banyak plugin yang menawarkan fitur dan kemampua backup file dan database WordPress kamu. Mulai dari plugin gratis sampai plugin premium dengan kemampuan wah seperti VaultPress yang melakukan backup situs kamu secara keseluruhan dan mampu memulihkan (restore) website berdasarkan backup terakhir.

Apapun metode yang kamu pilih, selalu pastikan bahwa kamu memiliki backup demi menjaga nilai website yang sudah kamu bangun.

10. Menginstal Plugin Terlalu Banyak

Setiap plugin yang diinstal akan berefek pada kinerja server (mengerjakan beban) dan kecepatan website saat diakses, dalam beberapa kasus membuat website kamu menjadi lambat.

Yang perlu kamu garis-bawahi adalah pastikan plugin yang kamu install adalah plugin yang benar-benar kamu butuhkan.

Sebelum memutuskan untuk menggunakannya atau tidak (karena ada banyak plugin yang memiliki kesamaan fitur) pastikan untuk melihat review atau penilaian plugin tersebut dari orang lain.

kamu juga dituntut untuk bisa memahami cara kerja plugin tersebut. Biasanya untuk plugin tertentu, kamu akan menjumpai begitu banyak panel, checklist, dan sebagainya. Pastikan apa yang kamu lakukan terhadap plugin tersebut sesuai dengan yang kamu tuju.

Atau jika ragu, kamu bisa coba menginstall plugin tersebut di web dummy (web sekunder) atau bisa juga install di localhost untuk ujicoba kinerja plugin tersebut.

Kesimpulan

Sudah banyak kasus yang terjadi dan dialami oleh para pengguna baru WordPress, ternyata penyelesaiannya sederhana. Yang dibutuhkan adalah sedikit berpikir dan melakukan perencanaan sebelum membuat situs kamu menjadi lebih hidup. Dengan begitu kamu dapat menghindari banyak masalah yang dialami oleh mereka (para pengguna baru).

Jika kamu mempunyai pendapat atau pengalaman lain mengenai kesalahan yang umum dilakukan oleh para pengguna WordPress, mari kita diskusi di kolom komentar.