Beberapa hari belakangan ini saya sangat rajin membaca success story dari mereka yang menjalankan bisnis AdSense. Saya mencoba cari sesuatu yang bisa lebih membakar semangat saya dari kisah-kisah mereka.

Mendirikan pabrik dengan konten sebagai item utama yang diproduksi setiap hari. Saya membaca beberapa kisah dan menemukan 1 nama yang menurut saya sangat inspiratif untuk dijadikan role-model dalam menjalankan bisnis ini.

Sebagian dari kamu mungkin pernah tahu nama Jack Herrick. Saya pernah membaca profilnya beberapa bulan lalu, tapi hanya sekilas. Saat itu saya belum begitu tertarik mempelajari, sampai akhirnya beberapa waktu lalu saya sangat terkejut dengan cerita yang pernah dia lalui dalam membangun bisnis AdSense.

Sebagai pebisnis AdSense, saya merasa bahwa saat ini saya sedang berada pada level awal Jack Herrick mendirikan bisnisnya dahulu.

Sudah 1 tahun saya menyelami bisnis publisher, ada cukup banyak pengalaman yang saya rasakan, tapi belum bisa disebut memuaskan. Ambisi saya terlalu tinggi, sangat tinggi, yang saya menyebutnya sebagai mimpi. Saya sedang mengejar mimpi.

Jack Herrick menuai apa yang ia tanam setelah menunggu lebih dari 5 tahun (saat ini ia menikmati semuanya). Dan saya baru menjalani ini 1 tahun sebagai seorang pendatang baru.

$100.000 sebagai angka yang menjadi target utama saya masih membutuhkan waktu yang panjang. Tapi saya yakin saya akan sampai di angka itu suatu hari nanti. Amin.

Saat saya membaca kisahnya, bagian paling saya sukai adalah saat saya mengetahui bahwa Jack berhasil memperoleh capaian yang luar biasa hanya melalui satu website, dengan organic search sebagai strategi utamanya.

Saya mengaca pada apa yang saat ini saya lakukan, 80% konten yang saya produksi adalah konten-viral berbasis keyword, dan 20% sisanya adalah konten-viral yang bersifat hiburan (tidak berbasis keyword). Saya merasa saya sudah berada di jalan yang hampir benar, hehe.

Sementara itu, saat ini ada begitu banyak website yang menjalankan model bisnis berbasis konten viral dan mengandalkan social media sebagai senjata utama dalam menciptakan traffic. Sedangkan Jack sangat fokus pada satu hal; menciptakan konten luar biasa yang akan bercokol selamanya di puncak Google.

Dan apa yang dia lakukan bisa dibilang SANGAT BERHASIL!

Bagi kamu yang belum pernah mendengar nama Jack Herrick sebelumnya, saya yakin kamu pernah mengunjungi eHow dan WikiHow. Itu adalah 2 website luar biasa yang mendapatkan sentuhan tangan Jack.

Saya belajar banyak hal saat saya mencari informasi tentang dia. Tentang tujuannya dalam membangun website (mencerdaskan masyarakat), tentang mindset yang dibangun dalam mengembangkan dua perusahaan tersebut. Dan saya harap kamu juga bisa mendapatkan sesuatu yang bermanfaat dari apa yang kamu baca di halaman ini.

Saat saya hendak menuliskan kisah Jack, saya membaca beberapa sumber dari web-web berbahasa Inggris. Saya mengolahnya, dan menuangkan data-data itu ke dalam tulisan ini. Saya melakukan ini sebagai bagian dari program belajar bahasa Inggris yang saya paksa untuk diri saya sendiri. I write some stories in English on my english blog (critics are needed).

Jadi, begini ceritanya..

Cerita Tentang eHow.com

Jack bukanlah orang pertama yang mengembangkan eHow. Jack tidak berada di eHow saat pertama kali eHwow dibentuk.

eHow didirikan tahun 1998 di masa periode awal website muncul sebagai sebuah teknologi dan penemuan yang cemerlang.

Proyek yang didirikan oleh beberapa orang ini merupakan perusahan yang bergerak penuh pada produksi konten premium seputar how-to yang hanya bisa dinikmat oleh mereka yang membayar keanggotaan (membership). Proyek ini mempekerjakan 200 karyawan dan didanai sebesar 36 juta dolar oleh salah satu Venture Capital terbaik saat itu, Hummer Winblad.

eHow Berhasil Mendapat Banyak Perhatian

Internet saat itu masih sangat muda, ranum, tidak seperti apa yang kita lihat sekarang, sangat penuh sesak.

Saat ini sudah tak terhitung ada berapa banyak situs yang menyajikan konten berbasis how-to. Jadi, pada saat itu ide membangu panduan terbesar dan super lengkap mengenai how-to yang dibungkus dalam sebuah website merupakan ide yang sangat brilian.

Sekitar tahun 1999 sampai sekitar tahun 2001, eHow adalah salah satu situs paling populer di internet. Founder dan CEO nya sampai diundang sebagai pembicara utama di acara Oprah.

Lebih dari itu, hampir semua media cetak dan online membahas eHow yang berujung pada terciptanya banyak backlink yang powerful dari berbagai website populer.

Tapi Mereka Membuat Kesalahan Besar

Sisi manusia yang paling mengenaskan adalah ingin tampil secara angkuh, merasa bisa hidup sendiri. Umumnya sifat angkuh ini muncul saat seseorang berada pada posisi paling top. Dan itu terjadi pada eHow.

Kesalahan terbesar mereka adalah memblokir Google untuk crawling website mereka. Bagi eHow saat itu SEO tidak penting, semua orang sudah tahu eHow.

Sudah mempunyai koleksi banyak link luar biasa, sudah mempunyai banyak hal-hal positif yang berpotensi menjadikan mereka raja di Google setiap kali orang mencari informasi tentang how-to, tapi malah melarang robot Google menelusuri websitenya. Luar biasa!

Traffic yang dihasilkan eHow saat itu sangatlah besar, tapi sayang itu tidak sesuai dengan target bulanan yang sudah direncanakan di awal, akibatnya biaya operasional menjadi beban bagi perusahaan karena member yang mendaftar tidak sebanding dengan operasional.

Konten yang muncul di eHow saat itu hanya ditampilkan sebagian, jika seseorang ingin membaca konten how-to secara keseluruhan, seseorang harus login atau melakukan registrasi lebih dahulu.

Bayangkan, hanya untuk mengetahui panduan bagaimana cara memasak telur, seseorang harus membayar lebih dahulu. Itu menjengkelkan. Seriously?

Itu adalah strategi paling ampuh untuk membuat orang pergi dan membuat mereka tidak pernah kembali lagi.

Pada tahun 2003, eHow dinyatakan bangkrut. Berhenti beroperasi :(

Datanglah Jack Herrick

Ada banyak orang yang mengikuti informasi tentang eHow, sejak hari pertama beroperasi sampai akhirnya berada pada posisi paling sakit. Salah satu orang yang mengikuti perkembangan itu adalah Jack Herrick.

Jack Herrick memutuskan untuk bertemu dengan para pendiri, dan memberikan penawaran bahwa Jack ingin membeli website mereka. Dalam kondisi terpuruk, Jack Herrick adalah kabar gembira bagi Founder dan co-Founders.

Dan yang mencengangkan, Jack membeli eHow dengan harga hanya $100.000.

Angka yang sangat murah jika kita melihat bagaimana sebelumnya eHow dibangun dan didanai oleh VC, ditambah lagi jika kita melihat bagaimana eHow saat ini.

Tapi tetap perlu diingat bahwa itu adalah keputusan yang (tetap saja) sulit bagi Jack saat itu. Silahkan bayangkan sendiri jika kamu berada pada posisi Jack, pada tahun itu.

Atas keputusannya itu, ia harus merogoh semua uang yang dia miliki, juga tabungan milik istrinya yang tadinya uang itu akan ia gunakan untuk melunasi pembayaran rumah. Ditambah lagi, saat itu bisnis konten berada pada cuaca yang belum jelas, bahkan cenderung terlihat akan mati.

Saat itu, salah satu temannya yang bekerja pada sebuah Venture Capital menyarankan Jack untuk TIDAK membeli eHow.

Jack Herrick berada posisi yang sangat sulit dan penuh resiko. Tapi Jack punya visi yang lebih besar terhadap situs tersebut. Keputusan untuk membeli website tetap dijalankan.

Di Tangan Jack, eHow Memperoleh 5 Juta Pengunjung Setiap bulan

Setelah mengakuisisi, beberapa perubahan besar dalam strategi bisnis dilakukan oleh Jack secara cepat dengan mengeksekusi 3 hal berikut:

  1. Mengizinkan Google untuk melakukan crawl.
  2. Membuat semua konten bisa diakses secara gratis, tanpa registrasi, tanpa membayar.
  3. Mengganti strategi monetize yang lebih simple; AdSense.

Dalam beberapa tahun, traffic eHow menggila di angka nyaris 6 juta pengunjung per bulan, dan berhasil membayar seluruh modal yang dikeluarkan Jack saat mengakuisisi eHow.

AdSense pertama kali muncul ke publik pada tahun 2003. Bisa dibilang Jack adalah orang yang tepat dan berada di waktu yang tepat. Timing yang sangat menentukan.

Kendala Saat Menjadi Nahkoda di eHow

Seiring dengan bertumbuhnya traffic, Jack merasa sistem yang sudah ada (seperti pada saat itu) harus dikembangkan. Akhirnya Jack memulai strategi content farm (memperbesar skala produksi konten). Beberapa orang mengatakan content farm itu berfokus pada kuantiti tanpa perhatikan kualitas.

Goalnya adalah menciptakan panduan how-to terbesar di dunia. Ia fokus pada produksi konten, tapi tidak terlalu memperhatikan kualitas. Pertumbuhan eHow dari sisi kuantiti konten sangat cepat, tapi website dipenuhi dengan konten yang mengambang tak berbobot.

Meski sistem yang berjalan di eHow adalah sistem yang memproduksi konten kurang berbobot, apa yang berjalan di eHow sangat menguntungkan dari sisi bisnis. Pengunjung terus meningkat, dan itu diikuti oleh earning yang juga meningkat. Jadi, tidak ada alasan untuk mengganti sistem yang sudah berjalan.

Jack Herrick Merasakan Galau

Di tengah euforia traffic dan earning yang terus membumbung tinggi, Jack mengalami pergulatan batin. Apa yang sudah berjalan di eHow ternyata menimbulkan kegalauan dalam diri Jack. Ia galau karena salah satu visinya menyajikan konten berkualitas belum tercapai.

Ia lebih merasa puas ketika pembaca bisa mendapatkan panduan yang berbobot, tapi ia tidak punya keinginan untuk mengubah sistem yang sudah berjalan. Ia mempunyai rencana lain.

Daripada mengganti cara kerja eHow, Jack lebih memilih untuk melahirkan website baru. Website yang akan menjawab kegalauannya; WikiHow.

WikiHow Lahir, Sajikan Konten Berkualitas

WikiHow berjalan sesuai dengan visi Jack. Hanya menyajikan panduan yang berkualitas. Jack sama sekali tidak menginginkan uang dari WikiHow. Melalui website barunya ini, Jack sangat terobsesi dengan impiannya menciptakan panduan how-to paling berkualitas di dunia.

Seiring berjalannya waktu, Jack Herrick jatuh hati pada WikiHow. Karena kekuatan cintanya itu ia berhasil menggiring banyak visitor untuk menjadi pembaca dan kontributor setia websitenya.

Bukan hanya menjawab kegalauan, akhirnya WikiHow pun bisa menghasilkan uang.

Salah satu keputusan besar dilakukan Jack Herrick lagi. Ia memilih untuk menjual eHow ke Demand Media pada tahun 2006. Demand Media adalah salah satu publisher AdSense terbesar di dunia.

Bisnis yang dijalankan oleh Demand Media cukup kreatif tapi juga tidak sedikit strategi bisnis yang bisa dikatakan kontroversi. Mengenai kontroversinya Demand Media ini adalah cerita yang lain, silahkan Googling tentang Demand Media.

Kembali pada cerita.

Saat itu, WikiHow sedang berjuang menuju puncak, dan eHow adalah bisnis menjanjikan yang bisa menciptakan banyak uang. Jadi, mengapa Jack menjualnya? Mengapa Jack tidak mempertahankan keduanya?

Yang dicari Jack adalah FOKUS, ia ingin fokus pada satu website yang berhasil membuatnya jatuh cinta, ia sangat berambisi pada passion yang ia bangun; menciptakan konten yang bermanfaat bagi banyak orang, bukan sekedar produksi konten. Uang yang ia dapat dari penjualan eHow bisa untuk mendanai kebutuhan hidupnya selama beberapa tahun sekaligus mendanai WikiHow tanpa harus mencari pendanaan dari Venture Capital.

Meskipun Demand Media tahu bahwa WikiHow akan menjadi kompetitornya saat mereka memutuskan untuk membeli eHow, mereka tidak melihat itu sebagai masalah yang terlalu serius.

Model Bisnis yang Sempurna

Ini adalah salah satu model bisnis yang saya pikir banyak diimpikan oleh kebanyakan Publisher.

Mereka tidak memerlukan banyak orang dalam tim dan bisa bekerja di dalam sebuah rumah yang nyaman dan tenang. Ya, WikiHow menjalankan bisnisnya dari sebuah rumah sederhana.

Berikut ini video dari AdSense yang menampilkan bagaimana cara kerja WikiHow.

Mereka mempunyai salah satu model bisnis paling asik di dunia. Tapi, untuk bisa sampai pada titik seperti saat ini, tentu saja butuh perjuangan yang berat, butuh waktu, dan pengorbanan.

Satu kata yang dijelaskan oleh Jack untuk menggambarkan bagaimana tahun-tahun awal ia mendirikan WikiHow; Depresi.

Masa-masa awal selalu sulit. Orang-orang submit konten dengan kualitas yang sangat buruk bahkan bisa dibilang menjijikkan. Banyak orang-orang yang tidak senang dengan WikiHow, banyak orang yang numpang nyepam backlink, mengirimkan konten-konten kekerasan, sex, dan hal-hal yang tidak memberikan manfaat. Dan itu tidak bisa diselesaikan sepenuhnya oleh Editor (tenaga Editor hanya sedikit saat itu).

Bayangkan, bangun tidur, membuat secangkir kopi, membuka website dan mendapati konten dengan kata-kata dan gambar yang tidak pantas, dan itu nangkring di halaman depan website kamu.

Tapi ternyata, Jack membiarkan hal itu terjadi sampai beberapa tahun.

Hal itu terus terjadi selama beberapa tahun sebelum website mempunyai profit. Saya pikir tidak banyak orang yang bisa menjalani itu selama beberapa tahun.

Semua itu dilalui Jack sampai akhirnya menjadi WikiHow seperti yang kamu lihat sekarang. Semuanya sudah diperbaiki, dari hulu ke hilir. Proses moderasi, sistem keamanan website, cara kerja website dan lain sebagainya.

Hal Yang Paling Mengesankan

WikiHow tidak pernah menjadi seperti sekarang ini tanpa Jack Herrick. Tanpa seseorang dengan mindset seperti yang ada pada diri Jack. Perusahaan itu tidak akan bisa mencapai apa yang diperolehnya saat ini.

Hal paling mengesankan bagi saya adalah bagaimana WikiHow mampu melewati masa-masa sulit saat Google mengumumkan tentang algoritma Panda.

Saya tahu saat itu adalah masa di mana ada begitu banyak publisher mengalami kehancuran dan keterpurukan (tentu saja akibat dari ulah mereka sendiri –melakukan cheating), sebagian besar dari mereka memutuskan untuk berhenti dari profesi sebagai publisher. Karena sebagian besar konten yang mereka produksi adalah konten abal-abal yang tidak sesuai dengan algoritma Panda.

WikiHow Susah Untuk Dikalahkan

Sementara banyak kompetitornya yang berhenti di tengah jalan, putus asa, merumahkan karyawannya, dan menghentikan produksi konten, WikiHow melakukan sesuatu yang berlawanan arah. Semakin hari semakin banyak traffic, semakin bertambah earning, dan semakin menarik banyak orang-orang terbaik untuk bisa bergabung dalam tim WikiHow.

WikiHow sudah terlalu besar untuk dikalahkan, WikiHow ada di semua keyword. Apapun yang kamu ketik di Google tentang panduan how-to, hampir bisa dipastikan WikiHow berada di sana.

Bahkan, saat ini WikiHow sudah tersedia dalam beberapa bahasa. Saik!

Ada begitu banyak pihak yang mencoba menyaingi apa yang sudah dicapai oleh WikiHow, tapi mereka semua mundur teratur. Menjalankan ide seperti WikiHow butuh energi super ekstra. Ini bukan sekedar uang, tapi ada visi misi besar yang dibawa oleh perusahaan (Jack Herrick adalah ruh bagi perusahaan). Hanya orang-orang pilihan yang bisa bertahan lama membangun bisnis ini.

Salah satu strategi yang dilakukan oleh WikiHow adalah menonaktifkan AdSense dan melarang Google mengindeks halaman mereka yang masih belum memenuhi standar WikiHow (tentu saja mereka juga memasukkan standar Google ke dalam SOP). Setelah kualitas diperbaiki, mereka menampilkan AdSense dan meminta Google mengindeks halaman tersebut. Canggih! Saya sendiri baru terpikir akan hal ini, ini sangat mungkin dilakukan dengan beberap perintah pemrograman.

Ini adalah strategi super sabar yang dilakukan WikiHow untuk menikmati hasil jangka panjang.

WikiHow Hari Ini

Seperti yang kamu tahu, saat ini WikiHow menjadi raja di beberapa keyword besar seputar how-to. Apapun yang kamu cari, selalu mereka yang muncul di halaman pertama.

Merujuk pada data SimiliarWeb, WikiHow mempunyai 130 juta pengunjung per bulan. Artinya ada 4 juta pengunjung setiap hari. Wow!

Dan 90% datang dari organic search!

Kalau membandingkan dengan situs seperti BuzzFeed, yang kurang lebih mempunyai jumlah traffic yang sama. Tapi lihat, mereka bekerja dengan cara yang berbeda. BuzzFeed fokus pada konten viral, dan mereka mempekerjakan 500 lebih karyawan untuk menjalankan bisnisnya.

eHow, situs yang ditinggalkan Jack Herrick, mempunyai 30 juta pengunjung per bulan atau 1 juta pengunjung per hari. Ini tetap angka dan uang yang besar, tapi lihat perbedaannya dengan WikiHow. Luar biasa!

Hal ini membuktikan bahwa strategi jangka panjang jika dilakukan dengan cara yang benar akan membuahkan hasil yang maksimal.

Dengan adanya begitu banyak halaman pada WikiHow, salah satu tugas utama para Editor adalan meningkatkan kualitas setiap konten yang ada pada website.

Mengambil Pelajaran

Ada banyak hal yang bisa dijadikan inspirasi dan pelajaran bagi saya (semoga juga kamu). Saya akan coba rangkum hal-hal paling penting dari pelajaran ini.

1. Membangun website dengan strategi jangka panjang insya Allah selalu (membawa pada hasil yang) menguntungkan, tidak peduli terhadap algoritma Google

Banyak orang yang saya kenal menceritakan pada saya pengalaman pahit mereka terkena hukuman (banned, penalty, dll) oleh Google. Jika kamu tidak melakukan sesuatu yang menyalahi aturan main Google, kamu tidak perlu khawatir terhadap apa yang kamu lakukan.

Jika kamu membangun website yang kuat dari awal, menjaga kualitas konten, dan berusaha mendapatkan (back)link yang berkualitas dari situs yang juga berkualitas, maka tidak ada yang perlu kamu khawatirkan.

Jadi, apapun itu, meskipun kamu merasa apa yang kamu lakukan saat ini berhasil menurut kamu, tanyalah pada diri kamu apakah yang kamu lakukan itu sesuatu yang bagus untuk jangka panjang atau hanya kenikmatan sesaat. Hindari cara-cara yang tidak dibenarkan Google, tanya hati nurani masing-masing :D

2. Bersabar, beri kesempatan Google menilai website kamu

Ada banyak strategi di internet yang menawarkan traffic secara instan. Hanya dalam beberapa pekan bisa memperoleh ribuan atau bahkan puluhan ribu traffic.

Hell yeah, Jack Herrick membutuhkan waktu beberapa tahun sebelum akhirnya menikmati profit. BEBERAPA TAHUN!

Ya, kamu harus sabar. Kebanyakan publisher menyerah setelah dua atau tiga bulan menjalankan bisnisnya, dan tidak nampak tanda-tanda akan menikmati profit.

Jangan khawatir dan bingung mengapa keyword yang kamu tembak tidak kunjung masuk ke halaman satu Google setelah beberapa pekan. Daripada bingung memikirkan hal itu, lebih baik pikirkan bagaimana keadaan website kamu beberapa tahun yang akan datang.

  1. Apa yang kamu harapkan dari website kamu setelah beberapa tahun?
  2. Apa target tahunan yang ingin kamu capai bersama website yang kamu bangun?
  3. Pada saat seperti apa website yang kamu bangun bisa dikatakan berhasil?
  4. Dan apa saja yang akan kamu lakukan untuk mencapai hal itu?

Jika kamu sama sekali tidak mempunyai pikiran atau pertanyaan seperti di atas, itu pertanda buruk. SEO tidak akan pernah berhasil jika kamu tidak bisa menjawab pertanyaan-pertanyaan di atas. Begitulah landscape SEO saat ini.

4. Tetap bertahan dengan visi kamu

Saat Panda datang, banyak orang yang menyerah, gulung tikar, ganti profesi, dll. Tapi yang dilakukan Jack justru menambah kekuatan dalam meningkatkan kualitas konten.

Jack ngotot dengan visinya membangun website how-to terbaik di dunia. Dan itulah yang membuat ia mempunyai mindset yang berbeda dari kebanyakan orang saat Panda datang.

5. Rencana BESAR

Buatlah rencana besar. Kalau hanya sekedar cari uang, saya pikir itu tidak akan menciptakan energi yang cukup bagi pikiran dan tenaga kamu saat kamu terjun mengelola (mengembangkan) website yang kamu bangun. Coba tanyakan pada diri kamu, “Untuk Apa Saya Membuat Website Ini?

Salah satu motivasi saya menggeluti bisnis AdSense supaya ide-ide besar yang telah saya rencanakan bisa berjalan melalui pendanaan dari earning yang saya peroleh. Ide-ide besar ini yang membuat saya yakin dan tetap bertahan menjalani bisnis ini meski pergerakannya cenderung perlahan, tidak instan.

Jika kamu membangun situs tentang peternakan, jangan hanya berpikir bagaimana keyword “budidaya lele” bisa nangkring di halaman satu. Atau kamu membangun situs tentang bisnis online dan fokus pada bagaimana keyword “cara membuat blog” berhasil jadi nomor satu.

Buatlah sesuatu yang LEBIH BESAR dari itu.

Jiwa Jack benar-benar besar, apa yang ia tuju memang bukan semata-mata tentang uang. Ia ingin menjadi bagian dari sejarah, membuat sesuatu yang bermanfaat untuk dunia. Salah satu bukti lainnya, Jack menyumbangkan $60.000 untuk mengembangkan Wikimedia Foundation.

* * *

Semoga kisah Jack Herrick yang kamu baca ini bisa memberikan inspirasi dan mengembangkan mindset atau cara berpikir kamu dalam membangun bisnis publisher.

Semoga bermanfaat. Sekian :)

Sumber data & informasi:

  1. Wikipedia
  2. TechCrunch
  3. RankXL
  4. WikiNews