Memiliki usaha sendiri kini menjadi impian banyak orang. Dengan begitu banyaknya pesaing, kamu tentu harus menentukan jenis usaha yang tepat agar tidak berakhir dengan kegagalan. Salah satu jenis usaha yang masih jarang diminati adalah usaha percetakan, padahal keuntungannya sangat menarik.
Untuk memulainya, kamu tentu harus mengetahui jenis-jenis usaha percetakan dengan segala seluk-beluknya. Hal yang tidak kalah penting juga adalah kamu harus mengetahui langkah-langkah tepat yang harus dilakukan sebelum menjalankan usaha ini.
Jenis-Jenis Usaha Percetakan dan Analisis Usahanya
Ada beberapa jenis usaha percetakan yang bisa kamu pilih. Usaha percetakan ini dibedakan berdasarkan teknologi yang digunakan. Hingga saat ini, terdapat lima jenis usaha percetakan. Simak ulasannya berikut ini.
Digital Printing
Jenis usaha percetakan yang pertama adalah digital printing (percetakan digital). Dengan kemajuan teknologi digital saat ini, digital printing menjadi jenis usaha percetakan yang paling banyak dijalankan dan perkembangannya pun cukup pesat.
Teknologi digital memungkinkan proses pencetakan bisa dilakukan di atas material yang sangat beragam, seperti kertas, karton, kain, dan stiker.
Jenis produk yang bisa dihasilkan dari digital printing bisa berupa kartu undangan, baliho, banner, umbul-umbul, spanduk, stiker merek mobil, dan sebagainya.
Kelebihan jenis percetakan ini adalah kamu bisa menerima pesanan dalam jumlah kecil. Bahkan, satu lembar pun bisa tetap kamu kerjakan. Itu sebabnya, digital printing sangat cocok bagi para pemula. Sebaliknya, jika digunakan untuk mencetak produk dalam jumlah besar, teknik digital kurang efisien.
Jika tertarik terjun dalam bisnis ini, kamu harus siap menghadapi persaingan yang cukup ketat. Namun, hal ini tentu bukan alasan untuk mengurungkan niat kamu berbisnis. Tawarkan kelebihan dan keunikan yang kamu miliki untuk menarik calon konsumen.
Perkiraan modal awal untuk menjalankan usaha ini adalah sekitar Rp150 juta untuk membeli mesin digital printing, komputer, printer, dan scanner. Jika kamu bisa mendapatkan omzet Rp55 juta per bulan, keuntungan bersih yang bisa diterima adalah sekitar Rp40 juta setelah dikurangi biaya operasional.
Offset Printing
Offset printing dilakukan dengan menggunakan bantuan mesin. Berbeda dengan mesin digital, mesin offset hanya bisa digunakan untuk mencetak di atas material berupa kertas. Produk yang dihasilkan pun terbatas pada brosur, amplop, kop surat, majalah, buku, kemasan makanan, dan lainnya.
Kelebihan offset printing adalah bisa digunakan untuk membuat produk cetak dalam jumlah besar, bahkan bisa mencapai lebih dari 5 ribu buah. Oleh karena itu, kamu sebaiknya sudah memiliki rencana pemasaran dan target yang jelas sebelum memutuskan untuk memulai usaha ini.
Modal untuk memulai usaha ini sangat tergantung pada jenis peralatan yang kamu pilih. Sebagai gambaran, harga mesin offset printing sangat bervariasi dengan rentang yang sangat lebar, dari Rp10 juta hingga ratusan juta, bahkan miliaran.
Untuk pemula, ada baiknya kamu memilih mesin yang stkamur, tidak terlalu murah, tetapi juga tidak terlalu mahal. Mesin offset dengan harga baru Rp75 juta rupiah sudah cukup memadai karena mampu mencetak sebanyak 5.000 lembar per jam dengan isian satu folio, tetapi hanya untuk hitam-putih.
Alternatif lainnya adalah menggunakan mesin bekas dengan kisaran harga Rp25 juta–Rp30 juta, tergantung usia mesin. Selain mengirit modal, penggunaan mesin bekas berguna untuk mengenal mesin dan permasalahan yang biasa timbul sehingga kamu tahu solusinya.
Rotogravure
Jenis percetakan yang satu ini mungkin belum terlalu populer, tidak seperti percetakan digital dan offset. Rotogravure adalah teknik cetak menggunakan mesin yang dilakukan pada bahan plastik. Sama seperti offset printing, rotogravure bisa dilakukan untuk mencetak produk dalam jumlah besar.
Berdasarkan hasil cetaknya, ada dua jenis cetak rotogravure. Jenis pertama adalah hasil cetak dengan tinta di atas plastik. Jenis yang kedua adalah hasil cetak dengan posisi tinta di tengah karena dilapisi bahan plastik lain yang direkatkan menjadi satu seperti laminasi.
Sama seperti mesin offset, mesin rotogravure juga ditawarkan dengan harga sangat bervariasi, dari puluhan hingga ratusan juta rupiah. Kamu bisa menyesuaikan pembelian mesin dengan modal yang tersedia. Jika usaha sudah menghasilkan, kamu bisa mengganti mesin dengan stkamur yang lebih tinggi.
Sablon
Di antara teknik cetak yang ada, sablon adalah jenis yang paling dikenal dan usaha sablon sudah banyak dijalankan sejak lama. Teknik sablon dilakukan secara manual di atas screen yang diberi tinta. Keunggulan teknik sablon adalah bisa digunakan pada bahan kain, kertas, maupun plastik.
Teknik untuk mencetak di atas bahan kain berbeda dengan kertas atau plastik. Selain itu, perlengkapan berupa jenis tinta dan media screen yang digunakan juga berbeda. Sayangnya, teknik sablon hanya cocok untuk produksi massal atau dalam jumlah besar.
Penggunaan tenaga manusia juga membuat hasil cetakan relatif lebih lama dan hasil sablonnya terbatas. Namun, kini mulai dikembangkan teknik sablon dengan menggunakan mesin sehingga bisa digunakan untuk mencetak gambar yang terdiri dari empat warna atau lebih (full color).
Percetakan sablon merupakan jenis usaha yang relatif murah, bahkan paling murah dibandingkan dengan jenis lainnya. Usaha ini bahkan bisa dijalankan sebagai bisnis rumahan. Namun, jangan salah, dengan modal yang tak terlalu besar, usaha sablon bisa menghasilkan keuntungan yang sangat besar.
Alat sablon manual dijual dengan kisaran harga Rp3 juta. Dengan tambahan peralatan lain, total modal yang dibutuhkan adalah sekitar Rp5 juta. Jika merasa perlu untuk mempelajari teknik sablon lebih dahulu, kamu juga bisa membeli paket sablon seharga kurang dari Rp1 juta. Sangat terjangkau, bukan?
Selain untuk pembelian alat, modal juga dibutuhkan untuk membeli bahan baku pesanan konsumen, misalnya kaos. Jika modal terbatas, kamu bisa menyiasatinya dengan bernegosiasi untuk mendapatkan bahan kaos lebih dahulu dan membayarnya setelah konsumen melunasi pesanan.
Flexo
Jenis usaha percetakan yang terakhir adalah flexo. Flexo adalah teknik mencetak menggunakan mesin dengan bahan cetak berbentuk gulungan. Hal ini berbeda dari keempat teknik pencetakan lainnya yang menggunakan bahan berupa lembaran terpisah.
Mesin flexo bisa digunakan untuk mencetak koran, kardus kemasan corrugated (bergelombang), dan stiker. Keunggulan teknik ini adalah penggunaan bahan tinta yang jauh lebih murah daripada mesin offset. Dengan bentuk gulungan, pemakaian bahan baku pun bisa jauh lebih hemat.
Saat ini, harga mesin flexo di pasaran berkisar antara Rp40 juta hingga Rp60 juta per unit untuk kualitas stkamur. Meskipun modal yang dibutuhkan cukup besar, prospek usaha ini sangat menjanjikan. Hal ini dikarenakan banyak sekali jenis usaha yang membutuhkan kemasan berupa kotak kardus.
Menjamurnya bisnis online juga merupakan peluang yang sangat besar untuk mengembangkan bisnis percetakan flexo ini. Menurut para pelaku bisnis ini, hampir 90% pelanggan mereka adalah para pebisnis online. Jika usaha kamu sudah cukup dikenal, omzet Rp500 juta per bulan bukan hal yang sulit dicapai.
Kesuksesan usaha percetakan ditentukan banyak faktor. Kamu harus memahami alur bisnisnya, mulai dari menerima pesanan, kalkulasi biaya, proses pengerjaan, kontrol kualitas (QC), finishing, dan layanan purna jual. Alur bisnis tersebut harus dikuasai dengan satu tujuan, yaitu kepuasan pelanggan.