Ini memang hal sepele, tapi hal-hal sepele jika tidak diperhatikan dengan cermat bisa mengakibatkan kerugian. Banyak orang yang tidak peduli terhadap Canonical URLs, atau mungkin lebih tepatnya tidak tahu secara pasti apa fungsi dari istilah yang satu ini. Mari kita bahas.
Biasanya, website menambahkan karakter tertentu di belakang URL utama. Contohnya seperti ini:
https://vatih.com/bisnis/apa-itu-naked-url/2
(ada angka 2)http://revorma.com/apa-itu-naked-url/
(tanpa www)
Nah, penjelasannya, kita mulai dari contoh 1. Angka 2 (pada contoh 1) itu adalah post pagination. Contoh dari post pagination bisa kamu cek di situs satujam.com
, misalnya konten ini. Di sana, kamu bisa cek di bagian bawah, akan ada tombol navigasi untuk membuka konten ke halaman selanjutnya.
Di post navigation, ketika masuk ke halaman 2, 3, dst, halaman-halaman itu akan memunculkan meta yang sama, judul yang sama, tapi dengan konten yang berbeda. Dengan menggunakan Canonical URLs, kita memberi tahu pada Google bahwa URL yang utama adalah yang tanpa nomor, https://vatih.com/bisnis/apa-itu-naked-url/
dan bukan https://vatih.com/bisnis/apa-itu-naked-url/2
Untuk penjelasan contoh 2. Biasanya, server melakukan pengaturan yang sama antara www dan non-www. Maksudnya, web tetap bisa dibuka dengan atau tanpa www. Nah, artinya Google akan membaca adanya 2 URL berbeda dengan konten yang sama. Untuk itu diperlukan Canonical URLs.
Apa Sebenarnya Canonical URLs?
Setidaknya, kamu sudah mulai mengerti setelah membaca penjelasan di atas, tapi kayaknya masih bingung-bingung gimana gitu kan? Hehe.
Ini merupakan kode yang disematkan di <head>
atau header.php
(kalau pakai WordPress), yang hasil akhirnya nampak seperti ini:
<link rel="canonical" href="http://www.satujam.com" />
Canonical URLs itu adalah perintah terkait preferensi URL untuk konten kamu. Jadi, ini berbeda dengan perintah noindex
. Perintah noindex
itu pemberitahuan bahwa konten tidak perlu dipelajari dan jangan jadikan ini sebagai sesuatu yang penting untuk diindex, dibaca, diperhitungkan. Bisa dibilang nyaris seperti tidak ada halaman itu di mata Google.
Canonical URLs akan tetap dibaca dan diperhitungkan oleh Google, menggabungkan antar konten di setiap URL itu menjadi satu kalau ada konten-konten yang berbeda.
Untuk melihat website kamu sudah ada canonical atau belum, ikuti langkah-langkah berikut ini.
- Silahkan buka website kamu
- Klik kanan >
View Page Source
atau tekan CTRL + U - Cari apakah ada
rel="canonical"
di sana
Beruntunglah kalau sudah ada. Tapi kalau belum, kamu bisa install plugin SEO Ultimate.
Untuk aktivasi canonical di SEO Ultimate, ikut langkah-langkah berikut ini.
- kamu sudah install plugin.
- Masuk ke menu Miscellaneous.
- Di bagian Canonical URL Generation, checklist yang Generate
<link rel="canonical" />
. - Di bagian Canonical URL Scheme, sesuaikan apakah web kamu menggunakan
https
atau tidak.
Intinya, punya Canonical URLs itu sangat penting, cara menggunakannya juga sangat penting, tidak boleh asal-asalan. Kalau masih bingung juga, baca langsung dari sumber utamanya saja (semoga ngga tambah bingung).
Sip.