Kamu pernah merasakan yang namanya canggung ketika bertemu dengan orang baru? Inginnya bisa cas-cis-cus ngobrol dengan orang tersebut, menjalin relasi, tapi kamu malah mati gaya — bingung mau ngobrolin apa lagi, mak klakep.
Tak hanya bertemu dengan orang baru, bertemu dengan orang lama pun tak pelak sang canggung ini menyeruak keluar dan seolah meng-cancel rencanamu untuk mengajak ngobrol orang yang bersangkutan.
[toc]
Canggung, menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, artinya kurang mahir atau tidak terampil dalam menggunakan sesuatu (karena belum biasa mengerjakannya).
Catat ya saudara-saudari — karena belum biasa mengerjakannya.
Ya, betul. Bisa berbicara dengan orang lain yang baru dikenal juga merupakan salah satu skill hidup yang insya Allah berguna dalam jangka panjang.
Apalagi kalau kamu berkecimpung di dunia bisnis — gimana bisa menjalin kolaborasi dengan para big fish, kalau kamunya masih plegak-pleguk ketika mengajak atau diajak ngobrol.
TIPS: Skill berbicara ini bisa kamu latih dengan bebas dan terukur, dengan cara mengajak ngobrol (tepatnya, bertanya-tanya) seorang waiter atau waitress.
Kenapa?
Karena mereka memang dirancang dan dilatih untuk menjawab pertanyaan konsumen. Manfaatkan untuk melatih skill ngobrol kamu.
Daftar Topik Pembicaraan Biar Ngobrolmu Gak Lagi Garing
Untuk menunjang latihan kamu menjadi smooth talker, berikut merupakan daftar topik ngobrol yang bisa kamu gunakan untuk memulai pembicaraan dengan siapa pun.
CATATAN: Semua topik pembicaraan atau ngobrol di bawah ini, kemungkinan besar (awalnya) akan membuatmu tidak nyaman.
Tapi, seperti yang telah disebutkan sebelumnya, bahwa ini merupakan salah satu skill, mau tidak mau kamu harus mencoba, memulainya, dan mengulang-ulangnya.
Memuji
Jangan sungkan untuk memuji, walau kamu tidak ingin atau kamu merasa lawan bicaramu tidak perlu dipuji.
Sebagai contoh, ketika kamu bertemu dengan orang baru di suatu acara, yakini bila apapun yang mereka sedang kenakan saat itu adalah yang mereka pilih betul-betul dalam rangka memberikan penampilan terbaik.
Puji mereka dengan spontan, sealami mungkin.
Contoh pujian terhadap penampilan:
Wuits, makin keren aja lo! Sadaaap!!…
Pujian yang lain juga bisa kamu sematkan pada prestasi yang diraih oleh lawan bicaramu.
Senada dengan penampilan atau objek yang dikenakan, sebuah prestasi adalah sebuah pencapaian yang kemungkinan didapatkan dengan effort yang tidak sederhana. Dan mereka layak mendapatkan pujian darimu.
Contoh pujian terhadap prestasi (pemberian selamat):
Eh, gue denger lo kemarin jadi juara Olimpiade makan kerupuk ya? Selamat yaa!…
Basa-Basi
Basa-basi busuk ini, kadang diperlukan untuk memulai sebuah obrolan.
Rem dulu egomu yang tidak suka berbasa-basi, kalau memang mau menjalin relasi terhadap seseorang. Toh, kita niatkan untuk awal yang baik. #cie
Topik basa-basi ini, sangat luas ya pilihannya. Bisa tentang apapun. Bahkan sampai yang gak penting sekalipun.
Contoh 1:
Bro, lo udah makan siang?
Basi Klise banget ini. Wkwk.
Contoh 2:
Sori, lo mau gue ambilin dessert yang mana? #hasek
Kalau yang ini sepertinya ada bau modus. Wahaha.
Inti dari topik basa-basi ini sebenarnya bukanlah isinya, tapi kamu sudah memulai pembicaraan duluan. Ibaratnya, kamu sudah buka pintu, selanjutnya ya tinggal masuk lewat pintu tersebut.
Open Question
Open question atau pertanyaan terbuka, merupakan sebuah pertanyaan yang tidak bisa dijawab dengan jawaban ya, tidak, atau jawaban statis lainnya.
Pertanyaan terbuka yang disampaikan dengan tepat akan membuat orang yang ditanya akan menjawab dengan respon yang ‘berisi’.
Dalam prakteknya, open question mudah dipicu dengan kata tanya bagaimana dan mengapa
Contoh:
Mengapa kamu memilih pakai baju ini?
Bagaimana kalau kamu dalam situasi ini (deskripsikan situasi apa)?
Perlu kamu ingat, sebelum kamu memutuskan menggunakan teknik pertanyaan terbuka seperti di atas, siapkan dirimu untuk mendengarkan lebih banyak, karena tidak ada yang pernah tahu lawan bicaramu akan merespon seperti apa.
Lebih lanjut, tahan dirimu untuk menyela respon lawan bicaramu, walau kamu ingin atau kamu mungkin merasa keberatan dengan isi responnya. Dengarkan dengan baik, lengkap, hingga selesai.
Mendengarkan respon lawan bicaramu terhadap pertanyaan terbuka yang kamu berikan, memiliki setidaknya dua keuntungan:
Kamu tidak perlu lagi cari topik pembicaraan
Kok bisa?
Yah, secara doi menjawab banyak gitu loh. Yang perlu kamu lakukan adalah menggali lebih dalam terhadap pernyataan atau respon yang sudah diberikan.
(insya Allah) Kamu akan dinilai sebagai pendengar yang baik
Banyak orang yang mau bicara, didengarkan, tapi jarang yang mau mendengar — hingga selesai.
Poin plus ini tentu menuntut kesabaranmu dalam mendengarkan. Anggap saja, kamu terpaksa harus menyela (sudah gak tahan), lakukan dengan sopan dan awali dengan permintaan maaf.
Kalau atau Semisal
Ah, kata ini beneran magic — kalau kamu bisa menggunakannya dengan baik… dan benar.
Topik pembicaraan ini pada prakteknya akan lebih efektif ketika kamu sudah membuka pembicaraan dengan topik lain sebelumnya. Ketika pembicaraan sudah makin mengasyikkan dan dalam, kamu bisa dengan mudah memasukkan topik obrolan ini.
Seperti apa penggunaannya?
Contoh:
Eh, kalau kamu terdampar di pulau terpencil, 3 benda apa yang kamu harap kamu bawa saat itu?
Semisal kamu cuma boleh memilih 5 makanan di muka bumi, kamu milih apa aja?
Jawaban dari lawan bicaramu biasanya akan didasari pengalaman sekaligus imajinasi sesuai dengan pertanyaan yang kamu ajukan.
Trivia seperti ini selain menyenangkan, juga memudahkanmu untuk meneruskan obrolan dengan follow-up jawaban atau respon yang ada.
Similarities
Sudah bukan rahasia lagi, salah satu cara ngakrabin diri (baca: memulai obrolan) adalah dengan bertanya tentang kesamaan (similarity) yang ada pada lawan bicaramu.
Perlu kamu ketahui, secara psikologis, manusia selalu mendekat dan berkumpul dengan hal-hal yang memiliki kesamaan dengan dirinya.
Seorang introvert akan merasa lebih nyaman bertemu dengan introvert. Sebaliknya, seorang ekstrovert juga akan nyaman banget ketika ketemu dengan ekstrovert lainnya.
Contoh lain, semisal kamu hobi koleksi Gunpla, tentu bakal asik banget kalau bisa ngobrol dengan hobi yang sama. Entah ngomongin koleksi terbaru, perkembangan Gunpla terkini, dan lain sebagainya.
Tapi, karakter orang tidak bisa terdeskripsikan hanya dalam satu pertemuan. Kecuali kalau orangnya sendiri yang membuat pengakuan. Begitu juga dengan hobi Gunpla, sepertinya akan sulit menyimpulkan kalau lawan bicaramu suka Gunpla kalau doi gak ada potongan seorang Otaku. Wekeke.
Iya, kamu mau tidak mau harus banyak bertanya. Banyak ngobrol. Sampai kamu menemukan kesamaan antara kamu dengan dirinya. #aish
Contoh:
Eh, lo suka Initial D? Gak nyangka gue. Si Takumi itu keren banget ya! Blablabla…
Arah obrolan chapter berikutnya tentu sangat mudah ditebak, pembaca sekalian. Iya, kamu dan lawan bicaramu akan banyak berbicara tentang Initial D. Literally.
Lebih Pilih Mana
Satu lagi kata magic yang bisa kamu pakai waktu ngobrol.
Contoh:
Kalau kamu lebih pilih mana, pake sneakers atau pake pantofel?
Pernah dapat pertanyaan di atas dari temen kamu?
Pertanyaan ketika kamu jawab singkat pun, biasanya akan dikejar dengan pertanyaan lanjutan perihal kenapa kamu pilih pilihan tersebut.
Tidak perlu menjadi super kreatif untuk mengajukan topik obrolan macam begini. Pertanyaan seputar keseharian seperti pilihan alas kaki di atas pun bisa menjadi pembicaraan menarik dan panjang loh.
Lebih jauh, kamu juga bisa menjadikan pertanyaan ini menjadi lebih menggugah jiwa, dengan cara memberi bumbu story-telling sebelumnya.
Serious Mode
Tidak harus selalu dalam dalam state santai untuk bisa memulai atau terlibat obrolan yang berkelanjutan. Kamu bisa saja bertanya pertanyaan yang agak serius baik di awal atau di tengah pembicaraan.
Contoh:
Siapa sih orang yang paling berpengaruh di hidup kamu?
Pertanyaan semacam di atas, sangat mungkin membuat lawan bicaramu masuk ke mode serius karena menilai pertanyaanmu serius.
Perhatikan respon atau jawaban lawan bicaramu selanjutnya, karena bisa menjadi referensi topik pembicaraan selanjutnya.
Hobi
Hobi memiliki arti sebuah kegemaran; kesenangan yang istimewa. Atau dengan kata lain, sebuah kegiatan menyenangkan di luar kegiatan atau pekerjaan utama.
Membahas hobi dalam sebuah pembicaraan sangat berpotensi meningkatkan mood ngobrol menjadi menyenangkan secara signifikan. Wong, yang dibahas adalah yang hal yang disenangi kok.
Contoh:
Ngomong-ngomong, apa sih hobi bapak?
Yah, pertanyaan semacam itulah.
Biasanya si bapak akan dengan riangnya menceritakan hobi yang dia sukai atau tekuni. Pun, semisal ternyata hobi lawan bicaramu berbeda denganmu, tak ada masalah dengan itu.
Karena selain kamu jadi mendapat pengetahuan baru mengenai data hobi yang spesifik dan detail, kamu bisa sangat mudah melanjutkan obrolan dengan bertanya perihal hobi tersebut lebih banyak.
Mantap tho?
Opini
Sebuah opini atau pendapat sangat bersifat personal.
Bisa saja kamu berpersepsi A terhadap suatu kondisi, orang lain bisa memiliki persepsi yang berbeda dengan kamu. Bisa B, bahkan Z sekalipun.
Eksekusinya pun mudah. Cukup tanyakan dengan blak-blakan apa pendapat lawan bicaramu terhadap sesuatu hal.
Contoh:
Hm, menurut pendapat lo, gimana kafe di sini?
Seperti contoh di atas, meminta pendapat (sekaligus biar ngobrolnya makin asik) ini tidaklah sempit. Kamu bisa menanyakan perihal apa saja. Bisa lokasi, kondisi, dan lain sebagainya.
Komentar
Teknik komentar mirip dengan teknik opini. Caranya adalah dengan menanyakan komentar tentang suatu objek tertentu.
Bedanya, yang namanya komentar biasanya sangat detail karena berupa ulasan.
Contoh:
Gimana komentarmu terhadap resto yang baru buka itu?
Biasanya jawabannya akan panjang kali lebar alias luas. Hehe.
Mulai dari tata ruang, rasa makanan dan minuman, pelayanan, parkir, atau harga kemungkinan besar akan muncul di respon lawan bicaramu.
Makanan Favorit
Topik sejuta umat.
Antara klise, membosankan, atau menyenangkan, tergantung bagaimana kamu menanyakan atau membawakan topik obrolan ini.
Gimana enggak? Semua orang suka butuh makan dan pasti punya minimal satu jenis menu makanan (atau snack) yang menjadi favorit orang tersebut.
Contoh:
Dari tadi bapak membicarakan kota Semarang, jangan-jangan makanan kesukaannya bapak lumpia ya?
Asyiknya berbicara tentang makanan, topik ini bisa melebar ke mana-mana. Bisa ngomongin lokasi terbaik makanan favorit, sejarahnya, pengalaman mencoba memasak makanan tersebut, dan banyak lagi.
Sip yekan?
Tren Berita Terbaru
Mulai dari pasca pilpres, berita nasional teranyar, artis-artis buka resto baru, sampai gadget tercanggih bulan ini, bisa kamu buka sebagai topik obrolan yang mengasyikkan.
Khusus untuk teknik yang ini, tidak bisa tidak — kamu harus selalu up to date sama tren-tren yang ada di sekitar kamu. Say bye-bye buat kamu yang abai sama tren alias kudet.
Secara empiris, topik ini sukses bisa membuka obrolan pada siapa saja. Tentu melihat latar belakang dan profil orang yang kamu ajak ngobrol loh ya.
Karena, yang namanya orang baru kenal, kita bisa dipastikan kurang atau nir-data. Dengan membawa topik obrolan tren terbaru, insya Allah obrolan bisa dengan mudah berjalan.
Asumsinya, tentu orang yang kamu ajak ngobrol juga termasuk golongan yang tanggap berita.
Contoh:
Eh, lo udah tahu iPhone XXX? Katanya canggih beud, tau!
Visi dan Misi
Ini mungkin termasuk dalam kategori topik beyond serious. Serius kuadrat.
Karena kalau udah ngobrolin visi dan misi, kemungkinan besar orang yang kamu anggap bicara, level kepercayaannya sudah lebih tinggi ke kamu.
Cita-cita dalam hidup, nilai-nilai dalam diri, sampai misi “menyelamatkan dunia” yang mungkin sampai saat ini menjadi rahasia — semua bisa diulik.
Contoh 1:
Kalau boleh tahu, apa cita-cita lu?
Contoh 2:
Lo keren banget bisa ngelakuin kegiatan ini, bro. Lo punya misi apa dalam hidup sampai kepikiran bikin kek gini?
It will be one of those deep conversations ever. Fasten your seat belt. :)
Pengalaman Tak Terlupakan
Semua orang pasti punya memori. Dan pasti mereka punya yang unforgettable ones.
Perlu kamu ketahui dulu, pengalaman tak terlupakan itu ada, karena peran emosi manusia. Baik sedih, senang, kecewa, dan seterusnya. Kalau gak pakai emosi, ya cuma bakal jadi pengalaman biasa saja.
Jadi, bersiap-siaplah.
Karena ketika orang yang kamu ajak ngobrol atau tanyai bercerita atau menjawab pertanyaanmu, kemungkinan orang tersebut terbawa emosi sangatlah tinggi.
Contoh:
Kayaknya kamu deket banget ya sama ibu kamu. Emang ibu kamu orangnya seperti apa?
Pasti tak terlupakan kan pengalamanmu dengan ibu. Baik waktu senang, sedih atau di antara keduanya.
Objek pertanyaan pengalaman ini, bisa kamu ubah sesuka hatimu. Tidak selalu menanyakan perihal profil.
Seputar Masyarakat
Sudah bukan rahasia lagi, kalau yang namanya masyarakat negara +62 ajaib-ajaib.
Baru-baru ini, saya nemu di timeline Facebook saya, kalau (katanya) Indonesia merupakan negara tersantuy di dunia. Caption itu melengkapi dengan sebuah pembuktian berupa gambar seseorang yang santai aja makan di warung, padahal lokasi makannya banjir sampai ke pinggang orang tersebut.
Super santuy sekali.
Saya yakin kamu paham ke mana arah tulisan saya di poin ini. Hehe.
Teorinya, jangan sungkan untuk sesekali membicarakan seputar sifat dan perilaku masyarakat yang ada. Mulai dari pemerintah (boleh gak sih?) sampai kejadian sepele seperti emak-emak yang nerobos jalan cor-coran semen yang belum jadi.
Contoh:
Eh, elo udah tahu ada video yang X? Wkwk, lucu banget. Beneran.
Plis, jangan salah sangka dulu, gaes.
Topik tentang “manusia” ini gak melulu seperti yang dicontohkan barusan. Bisa saja, kamu membawa topik yang human banget untuk dibicarakan.
Misalnya, habit merokok yang jelas-jelas merusak tubuh, how to be a better person, cara hidup minimalis, dan lain sebagainya. Daftarnya terlalu panjang untuk saya contohkan.
Contoh:
Baru gue dari luar dan boom! Gue lihat orang buang sampah sembarang, man!!
Keluarga (atau inner circle lainnya)
Yang saya sebut inner circle di sini adalah sebuah sekumpulan orang yang terikat karena sebab tertentu. Biasanya jumlahnya tidak banyak. Karena, kalau banyak, biasanya bakal disebut komunitas.
Maka dari itu, saya menulis Keluarga sebagai sub judul kali ini.
Kenapa?
Ya, karena keluarga merupakan inner circle paling kecil, paling dekat, dan insya Allah paling solid di muka bumi ini.
Misal saja nih, kamu ikut dalam acara reuni keluarga besar kamu. Ketemu sama om Fulan yang notabene udah lama gak ketemu. Di sini, obrolan tanya kabar jadi sangat wajar. Lakukan itu.
Contoh:
Ngomong-ngomong, om Fulan. Gimana kabar Dinda, anak om? Baik?
Ati-ati modus. Wkwk.
Gunakan Pernyataan
Kalau sedari tadi, teknik-teknik yang dibagikan mayoritas menggunakan pertanyaan (dan itu wajar). Teknik yang ini sedikit berbeda. Sedikit sok tahu.
Kenapa begitu?
Karena di teknik ini kita tidak melakukan aktivitas bertanya tetapi malah memberikan pernyataan — dan merasa yakin dengan pertanyaan tersebut.
Gimana namanya gak sotoy tuh! Wkwk.
Contoh:
Hm, sepertinya kamu bukan asli orang Jakarta, deh.
Walau terkesan sotoy, ada nilai yang bisa ditangkap oleh lawan bicaramu. kamu memperhatikan dengan seksama dirinya.
Kesan ini menjadi modal besar kamu untuk bisa mengobrol dengan lebih cair lagi selanjutnya.
Acara Favorit
Setiap orang sebaiknya memiliki yang namanya me-time. Waktu saya — waktu untuk orang tersebut rileks, mengembalikan kewarasan, sebelum kembali ke “dunia nyata”.
Menonton acara favorit (kebanyakan berupa hiburan), merupakan salah satu cara mengisi me-time yang mudah dan (ehm) murah.
Seperti makanan yang tadi sempat kita bahas, ketika kamu bisa konek dengan acara favorit lawan bicaramu, mereka akan merasa punya teman yang memiliki kesukaan yang sama.
Contoh:
Bapak suka nonton Famili 100? (acara jaman kapan ini, wahaha)
Pertanyaan dalam teknik ini tentu disesuaikan dengan profil lawan bicaramu. Kalau ibu-ibu, mungkin kamu bisa bahas Jamie Oliver, mungkin kalau seorang entrepreneur muda, kamu bisa ulas tentang Shark Tank.
Olahraga
Kamu suka olahraga? Saya sih enggak begitu. Wkwk.
Kembali pada konsep similarity sebelumnya, orang yang suka olahraga, tentu akan nyambung beud kalau ngobrol dengan orang sehari-harinya mengolah tubuh agar selalu sehat dan berkeringat.
Topik pembicaraan ini masih ada kaitan erat dengan topik hobi sebelumnya. Iya, ada yang hobinya olahraga, bray.
Contoh:
Bapak sudah gowes sampai mana saja, pak?
Ah, udah itu. Kalau si bapak yang lagi kamu tanyai lagi semangat-semangatnya, siap-siap doi akan bercerita petualangannya nggowes pekan ini.
Tapi, gak papa. Toh bukannya itu yang kamu harapkan? Keakraban dan cairnya suasana, bukan?!
Video Games
Nah, kalau ini saya mashoook ini! Hahaha.
Mungkin kamu sama seperti saya? Doyan banget yang namanya main video games. Entah konsol, arcade, atau handheld — semuanya, OK!
Atau kebalikannya, kamu malah mengganggap err,… aneh, orang yang suka video games? Berlama-lama di depan layar monitor hanya untuk menamatkan game RPG yang final boss-nya sakti bingit — ngapain sih, kayak gak ada kerjaan lain!
Aish, buka hati, bro.
Diterima dulu, yang namanya video games itu memang sudah menjadi hobi resmi bagi jutaan umat manusia di luar sana.
Perlu kamu ketahui juga, industri game zaman now sudah sangat maju — bahkan sudah jamak ada kompetisi games atau e-sports sesuai genre yang ada.
Dan.. bisa saja lawan bicaramu juga menyukai video games. Manfaatkan topik ini!
Contoh:
Lo suka nge-game juga, bro? Main Dota juga gak lo?
Pekerjaan
Dunia kerja itu dunia yang sangat kompleks nan penuh warna. Dari segi mana, hampir selalu ada cerita mengenai pekerjaan tetek bengeknya.
Entah cerita tentang kolega yang anu banget, bos yang gini, workload yang menumpuk, atau perihal overtime yang… ya, gitulah.
Makanya, apabila lawan bicaramu merupakan pria atau wanita karir, topik pekerjaan ini pas banget untuk kamu obrolkan.
Contoh:
Eh, gimana gawe (baca: kerjaan)? Baek?
Kalau memang lagi ada problem di kantor, siap-siap jadi “tong sampah” curcol lawan bicaramu itu. Hehehe.
Little Secrets
Topik ini topik sensitif.
Semua orang punya rahasia dan namanya juga rahasia, tentu tidak ingin orang lain tahu. Tapi, ada juga rahasia yang mungkin tidak mengapa diceritakan pada orang lain — little secrets.
Yang namanya rahasia kecil ini, hanya orang tersebut yang tahu parameter dia mau menceritakannya apa atau kapan. Jadi, saya sendiri bingung juga mau ngasih contoh kalimatnya gimana, wkwk.
Tapi perlu kamu catat, biasanya seseorang jadi lebih melonggarkan “pertahanan rahasia”nya, karena orang di hadapannya pun sudah membocorkan rahasia tentang dirinya.
Contoh:
Jadi inget, dulu gue pernah bolos waktu sekolah. Eh, tapi ini rahasia yak!
Segera setelah kamu ngobrolin hal macam di atas, lawan bicaramu kemungkinan untuk juga “bocor” tentang rahasia kecilnya lebih tinggi.
Silakan dicoba saja.
Film Favorit
Senada dengan makanan atau acara favorit, film merupakan salah satu objek yang mana orang-orang banyak menyukainya — baik dalam skala suka saja sampai skala benar-benar militan.
Skala suka, kemungkinan orang tersebut punya film favorit yang sangat berkesan ketika dia dulu menontonnya. Hanya beberapa saja, tidak banyak.
Sebaliknya, penyuka film militan — memiliki banyak koleksi judul film (yang sudah pernah ditonton) dan siap saling bertukar cerita perihal film tersebut.
Contoh:
Eh, kamu tahu film Moneyball? Keren banget ya, filmnya.
Kamu mungkin bertanya-tanya, gimana caranya bisa tahu lawan bicara kita penyuka film, kalau kita baru saja bertemu?
Pertanyaan bagus.
Kamu bisa coba gali informasi lawan bicaramu dengan menanyakan hobinya, berasumsi atau menyimpulkan kalau memang dia menyukai film tertentu dari isi obrolan yang sedang berlangsung.
Meminta Nasihat
Sekali merengkuh dayung, dua tiga pulau terlampaui.
Peribahasa di atas pas banget untuk menggambarkan teknik yang akan kita bahas sekarang.
Kenapa?
Ya, selain kamu bisa ngobrol banyak dengan lawan bicaramu, dengan meminta dengan santun, kamu bisa mendapatkan nasihat yang kamu butuhkan.
Teknik ini insya Allah akan lebih tokcer ketika kamu bertanya pada orang yang lebih tua atau kamu nilai lebih berpengalaman daripada kamu.
Contoh:
Menurut pengalaman bapak, apa sebaiknya yang harus saya lakukan agar saya bisa dengan mudah untuk fokus?
Masa Kecil
Mirip-mirip dengan topik tentang pengalaman tak terlupakan atau little secrets, masa kecil merupakan memori penuh kesan, yang apabila diceritakan bisa menjadi topik obrolan khusus yang mungkin tak berkesudahan.
Contoh:
Jadi inget, gue dulu pernah mandiin kebo di sawah. Ah, time flies..
Pernyataan di atas insya Allah memancing lawan bicaramu untuk bertanya atau minimal tertarik dengan topik masa kecilmu.
Anyway, kamu menyadarinya? Iya, saya juga pakai teknik pernyataan di topik ini. :)
Kesehatan
Saya memperhatikan topik ini sangat populer di kalangan manula yang (maaf) memang sudah banyak merasakan penyakit dikarenakan karena umur mereka yang sudah tidak muda lagi.
Entah denganmu, tapi saya sendiri tak sampai hati untuk bertanya perihal kesehatan pada orang yang baru saja kenal begitu saja.
Kecuali.. kecuali, kalau memang orang tersebut kemungkinan kerabat kita atau memang kita sedang dalam kondisi yang sama dengan orang tersebut.
Misal, kamu sakit punggung dan ketika berobat kamu bertemu dengan orang yang memiliki keluhan yang mirip (tidak harus orang tua).
Contoh:
Maaf, kalau boleh tahu, ke sini, mau berobat sakit apa, pak?
Otomotif
Topik seru yang populer di kalangan kaum adam.
Saya pernah membaca (lupa di mana dan kapan), kalau topik paling banyak dibicarakan oleh pria adalah gadget atau komputer, otomotif (baik motor atau mobil), dan lawan jenisnya (wanita).
Betulkah itu? :D
Lepas dari pendapat di atas, memang topik otomotif selalu asyik untuk dijadikan topik obrolan. Mulai dari model atau merk, aksesoris, perlombaan atau balapan, profil si pembalap.
Banyak banget kategorinya, kamu bisa pilih sendiri.
Contoh:
Fast Furious bakal ngeluarin franchise film terbarunya loh, udah tahu belom?
Lah itu kok, malah ngobrolin film?
Ya, karena franchise film Fast Furious merupakan salah satu film yang mengangkat tema perihal otomotif secara masif.
Saya yakin kamu paham maksud saya.
Tokoh
Sebuah profil sangat bisa menjadi topik pembicaraan yang hangat untuk dibicarakan, mengingat seorang tokoh pasti memiliki sisi-sisi yang bisa dikutip, dicontoh, atau bahkan disukai oleh banyak orang.
Konsep tokoh ini bisa saja melebar ke arah idola — yang mana seperti topik “favorit” yang dibahas sebelumnya, pengidolaan sangatlah personal.
Jadi, silakan diulik tokoh atau profil siapa yang mau diulas ketika kamu mengobrol.
Contoh:
Duh, sedih banget tahu pak Habibie meninggal kemarin. Jasanya banyak banget buat Indonesia.
Traveling
Anggap kamu tidak hobi traveling sekalipun, kamu pasti butuh jalan-jalan. Entah sekedar untuk melepas penat atau bahkan sebagai hadiah bagi dirimu yang sudah berhasil menyelesaikan proyek X di kantor.
Apalagi kalau kamu emang doyan traveling.
Agenda per pekan, per bulan atau per tahun ke sini dan ke sana. Ke kota ini dan itu. Pokoknya, kamu sangat antusias untuk berkunjung dan berwisata ke tempat yang baru.
Daftar kota, kuliner, atau tempat-tempat wisata yang kamu siapkan bisa menjadi topik pembicaraan yang seru untuk kamu bagikan pada orang yang kamu ajak ngobrol.
Contoh:
Eh, gue akhir pekan mau ke Jogja loh, ada spot baru di sana. Udah tahu?
Jadwal Acara
Kalau kamu menetap di suatu kota, tentunya kota tersebut memiliki agenda-agenda yang dibuat baik untuk warga kotanya atau untuk wisatawan.
Acara macam konser musik, seminar gratis, gelar budaya, pengajian akbar.. you name it. Banyak banget.
Daftar acara-acara ini juga bisa kamu tanyakan dan jadikan topik obrolan yang menyenangkan. Kamu juga bisa ajak lawan bicaramu ke tempat tersebut, kalau memang kalian memiliki minat yang sama.
Contoh:
Hari Ahad nanti bakal ada Ustadz Abdul Somad loh di Masjid Firdaus, gas yuk!
Kesimpulan
Sebenernya, gak ada kesimpulannya sih. Cuma saya mau mengingatkan beberapa hal yang menurut saya penting untuk kamu perhatikan.
Pandai berbicara itu bisa dilatih
Iya, saya sudah bilang ini di awal artikel. Tapi saking pentingnya, saya mau ingetin lagi.
Intinya, kamu harus banyak-banyak ngobrol, banyak berlatih, banyak salah — banyak jam terbang. Dengan banyak praktek, kamu juga jadi tahu, topik mana yang terbaik untuk profil lawan bicara tertentu.
Keep exploring.
Mix and Match
Kek baju aja, hehe.
Perlu kamu catat, kalau sekian contoh topik obrolan di atas gak saklek kamu praktekkin satu demi satu, apalagi urut!
Go with the flow aja, bray.
Ngalir sambil mantau ke mana arah pembicaraan. Lebih jauh, jangan segan untuk mengkombinasi topik-topik di atas sesuai kebutuhan di lapangan.
Terakhir, boleh kok kamu tanya di kolom komentar, kalau-kalau ada kesulitan mempraktekkan isi dari artikel ini.
Kuy!