Lotus Birth

Ibrahim Vatih
19 March 2014

Sebenernya udah banyak artikel maupun catatan para orangtua yang bahas masalah lotus birth. Saya cuma mau tulis pengalaman sendiri berdasarkan apa yang saya dan istri rasakan sekaligus bagian dari dokumentasi kehidupan.

Seperti pengertiannya secara umum, lotus birth adalah metode dimana plasenta dibiarkan putus (puput) dengan sendirinya, yang rata-rata membutuhkan waktu 3-4 hari.

Saat catatan ini ditulis, ini adalah hari ke-delapan sejak Farid Zakaria lahir. Ngga pada umumnya, tali pusat Farid baru puput setelah hari ke-7.

Sampai catatan ini ditulis, saya dan istri merasakan pengalaman seperti yang telah dipraktikkan oleh sebagian orang lainnya. Dan berikut ini adalah apa-apa yang saya dan istri rasakan.

Jam Biologis Teratur

Farid mempunyai aktifitas yang sama persis dengan aktifitas biologis bundanya selama kehamilan. Kapan ia terjaga, dan kapan ia tidur.

Biasanya istri mulai tidur malam jam 20.00, bangun jam 23.30 untuk ke toilet (buang hajat), jam 02.00 atau jam 03.00 pagi bangun untuk ibadah (tahajud, tilawah, menghafal) sampai shubuh jam 04.30, dilanjut tilawah lagi sampai 40 menit, yang setelahnya kadang istri melanjutkan tidur sekitar 50 menit, dan bangun sekitar jam 06.15.

Nah, Farid juga mempunyai jam biologis yang sama. Ia mulai tidur jam 20.00 atau 21.00. Jam 24.00 bangun minta ASI, jam 03.00 bangun karena pup atau pipis, terjaga sampai waktu shubuh, kemudian tidur lagi sekitar 60 menit.

Dan semua itu terjadi tanpa ada rewelan, saya dan istri juga tidak repot menenangkan atau semacamnya. Saat ia bangun di tengah malam, ia tetap menangis, tapi tangisannya terdengar normal, bukan tangisan kejer yang memekik.

Tenang

Saat ia terjaga, Farid lebih banyak menghabiskan waktu untuk belajar, berkenalan dengan payudara bunda, beradaptasi saat buang hajat, mandi, berjemur pagi dan lainnya.

Semuanya dilalui dengan ketenangan, tanpa banyak tangis. Tangisan muncul hanya sesaat ketika aktifitas baru dimulai. Seperti mandi misalnya, ia hanya menangis saat tubuhnya dicelupkan ke dalam bak dan kulitnya menyentuh air, beberapa menit kemudian ia menikmati proses itu. Lagi-lagi, tangisannya terdengar normal. Bahkan sekarang sudah tidak pernah menangis saat dimandikan, ia terlihat menikmati rutinitas hariannya.

Selama terjaga, porsi tangis dan tenangnya bisa dibilang 30 banding 70, di mana 30 adalah porsi tangisnya.

Hampir setiap orang yang menemui Farid memberikan komentar yang rata-rata sama; Anteng.

Saya dan istri hampir sama sekali tidak merasakan ‘cerita horor’ para ibu yang mengisahkan hari-hari selama mengurus bayi-bayi mereka. Begadang, minta digendong terus, menangis berjam-jam, dan itu semua berlangsung selama 3 sampai 4 bulan.

***

Dari penjelasan yang disampaikan mba Yesie, biasanya suhu tubuh bayi akan meningkat saat tali pusat mau puput, dan bayi terlihat tidak tenang (was-was), dan itu sesuatu yang normal. Begitu juga hal yang terjadi saat tali pusat Farid mau puput. Tapi saya dan istri terus menemani dan mendo’akan, juga memberi nasehat pada Farid bahwa Allah akan mengganti dengan yang lebih baik, insya Allah. Sempat juga melakukan sholat 2 rokaat khusus meminta pada Allah agar dimudahkan proses (puput) yang akan dilalui Farid.

Orang-orang yang memilih lotus birth mempunyai pemahaman bahwa plasenta adalah teman bermain sekaligus teman kehidupan saat di alam rahim. Sesuatu yang menemaninya selama kurang lebih 9 bulan, jika tiba-tiba diputus (kami menyebutnya diputus secara paksa), bayi akan merasakan stress dan kecewa luar biasa.

Persis seperti anak usia 3-5 tahun yang sedang bermain dengan mainan atau temannya, kemudian mainan atau temannya itu dipisahkan darinya secara tiba-tiba. Ia akan menangis dan kecewa, bahkan tidak jarang menaruh dendam pada orang yang memisahkannya, kabar buruknya, kebanyakan dari orang itu adalah ayah bunda mereka sendiri.

Rasa dendam dilampiaskan dengan berbagai cara mereka sendiri.

Secara medis memang asupan suplai makanan dan gizi berhenti 15 menit setelah plasenta keluar dari rahim, tapi di sini lebih bicara dari sisi psikologi, seperti yang saya tulis di atas. Meski ada pandangan medis yang mengatakan bisa menyebabkan infeksi dan jadi tempat berkumpulnya bakteri jahat, tapi dari pengalaman kebanyakan orang yang mempraktekkan ini, tidak dijumpai hal-hal yang membahayakan, termasuk pengalaman yang sudah kami lalui ini.

Saya punya teman, kami biasa memanggilnya mba Ika Hilal, ia menceritakan kondisi anak pertama dan anak kedua bagaikan bumi dan langit. Anak pertama tanpa lotus birth, sedangkan anak kedua memutuskan untuk menerapkan lotus birth.

Ia bercerita bahwa anak pertama (biasa dipanggil mas Danis, usianya saat ini 5 tahun) saat masih bayi seringkali membuat orangtuanya begadang, dan selama begadang itu mas Danis kecil terus-menerus menangis, dan itu terjadi hampir setiap malam.

Berbeda dengan Aya, anak kedua, jam biologisnya sangat teratur, dan tidak ada istilah begadang dalam kamus Aya. Kondisinya persis seperti jam biologis Farid yang teratur dan ngga bikin orang tua repot.

Beberapa hari jelang persalinan Farid, saya dan istri sempat menginap di rumah mba Ika, saya menyaksikan hampir tidak ada rewelan horor dari Aya yang saat ini berusia sekitar 6-7 bulan. Ia sangat tenang dan mudah diajak kerjasama.

***

Tantangan yang pertama kali muncul adalah dari orangtua (mbahnya Farid), ya biasalah, sesuatu yang tidak umum pasti membuat kebanyakan orang mengernyitkan dahi. Ummi saya bilang, “Nanti malah repot kalo talinya ngga diputus, gimana nyusunya, gimana mandinya, gimana gendongnya, bla bla bla.”

Ungkapan itu saya tangkap lebih pada rasa khawatir Ummi, cukup saya jelaskan singkat dan beliau manut, hehe.

Namanya udah niat pasti ada jalan tho. Mau nyusu, gendong, mandi ya posisi tinggal diatur. Dan terbukti semua itu udah dilakukan dengan mudah, Alhamdulillah.

Berbicara tentang lotus birth, maka kita juga berbicara mengenai hypnobirthing, itu udah satu paket. Bagi yang tertarik belajar mengenai hypnobirthing, ini website yang selalu jadi bahan bacaan hampir tiap hari oleh saya dan istri (lebih sering istri sih) selama masa kehamilan Farid; Bidan Kita.

Belajar bab ini bukan hanya untuk orang yang sudah menikah, tapi juga untuk kamu yang masih bujang. Sama seperti do’a rabbana hablana min azwajina wa dzurriyyatina qurrota a’yun wa-aj’alna lil muttaqiina imama tidak hanya dilantunkan setelah mempunyai pasangan, tapi juga tidak ada salahnya dilantunkan oleh kamu yang masih bujang. Dan belakangan ini saya baru tau kalau ternyata Abah saya dulu juga melantunkan do’a itu jauh sebelum menikah, bener-bener visioner, hehe.

***

Ini foto-foto proses yang berlangsung. Saya lupa gambar-gambar ini diambil pada hari ke berapa dari hari lahir Farid, soalnya udah keburu fokus ke beberapa agenda.

Lotus Birth
Hari-hari awal saat plasenta dan tali-nya masih basah.
Lotus Birth
Sebagian tali sudah mengering, tinggal di bagian pangkal yang masih basah.
Lotus Birth
Tali plasenta sudah kering di seluruh bagian, tinggal nunggu puput.
Lotus Birth
Alhamdulillah, udah puput. Udah bisa lebih bebas mainin Farid, hehe.
Lotus Birth
Plasentanya dikubur deh.