Saya lupa, kapan terakhir kali kalimat seperti judul di atas saya lontarkan. Tapi saya inget, kalimat itu terlontar ke saya ngga lama sebelum saya memulai tulisan tentang ini, dan berkali-kali kalimat serupa juga terlontar, jauh sebelum saya menulis catatan ini.
Sebagai pekerja kreatif, apalagi di Indonesia, menerima lontaran kalimat seperti itu udah biasa, ngga perlu kita bahas lagi hal apa yang melatar-belakangi orang Indonesia ngomong begitu, udah banyak curhatan di blog-blog para pekerja kreatif lainnya tentang hal ini. Di sini saya cuma mau angkat tiga poin aja.
Pertama, buka mata, buka hati, dan liat orang yang kita mahal-banget-sih kan itu, bagaimana reputasinya, testimoni orang-orang terhadapnya, dan karya apa yang sudah dia ciptakan. Minimal dari sana kita bisa liat, bagaimana cara orang itu bekerja, kemudian kita bisa memutuskan apakah orang itu akan kita mahal-banget-sih kan atau engga.
Kedua, belajar menghargai orang itu penting, melontarkan kalimat mahal-banget-sih itu bisa menyinggung perasaan orang, meski bisa jadi cara kerjanya memang patut dipertanyakan. But, please, there are too many another good words, terlalu banyak pilihan kata-kata baik untuk digunakan, kenapa ngga coba susun kalimat yang lebih pantas untuk menghargai seseorang, sekali lagi, meski bisa jadi menurut kita memang harganya kurang pantas.
Ketiga, sebelum memutuskan pilihan, mau lanjut atau tidak, dan menyampaikannya dengan kalimat yang seperti apa, ada baiknya untuk sedikit memperkaya diri terhadap bidang yang pengerjaannya ingin kita berikan pada orang yang kita tentukan tadi. Ngga perlu dalem-dalem, cukup kulitnya aja. Percaya, kita akan lebih mudah dalam menyusun kalimat yang baik ketika berkomunikasi dengan para pekerja kreatif.
Salah satu cara menghargai diri sendiri adalah dengan menghargai orang lain.