Well, di sini tidak sedang ingin bercerita tentang pengalaman saya dengan Macbook Pro. Tapi hanya ingin menuliskan tentang keinginan (atau lebih tepatnya impian) saya untuk memiliki Macbook Pro.
Yup, saya adalah orang yang sangat terhipnotis dengan produk garapan Apple ini. Mungkin juga salah satu fans dari CEO Apple, Steve Jobs. Tapi di sini yang ingin lebih saya tekankan adalah pada segi produktifitas. Saya menyukai akselerasi, mengikuti zaman. Dan hey, sekali lagi saya tegaskan, di sini berbicara tentang produktifitas, bukan tentang life-style.
Banyak hal yang bisa dilakukan dengan memanfaatkan keberadaan Gadget yang satu ini. Sebuah produk yang tidak keliru jika saya mengatakannya nyaris sempurna di segala sisi. Baik hardware maupun software. Semua hal yang berkaitan dengan Macbook Pro selalu mendapatkan perhatian khusus, dibuat dengan tidak mengedepankan finishing, tetapi lebih pada progressing. Memperhatikan setiap detik proses pembuatan Notebook ini membuat saya jadi sedikit geli. Seperti sebuah keluarga yang sangat memberikan perhatian pada bayi yang baru lahir kemarin sore.
Demikian sedikit basa-basi tentang Macbook Pro. Selanjutnya saya akan menceritakan sedikit “Why i really love this one?”
Video disamping ini menjelaskan sedikit tentang Manufacturing (proses pembuatan) Macbook Pro dan sedikit menjelaskan alasan-alasan mengapa produk ini layak untuk dihargai dengan nilai yang mencekik itu. Produk ini memiliki kelainan, tentunya kelainan dari segi positif. Diferensiasi untuk berani tampil beda. Awesome!
Ada banyak keterangan yang sulit untuk saya tuliskan di sini. Bukan karena tidak bisa diungkapkan dengan kata-kata, tapi karena memang saya belum pernah menggunakan Macbook Pro, kecuali beberapa kali menghampiri gerai Apple untuk sekedar menyentuh dan menjajal beberapa fiturnya.
Size and weight
- Height:
- 0.95 inch (2.41 cm)
- Width:
- 14.35 inches (36.4 cm)
- Depth:
- 9.82 inches (24.9 cm)
- Weight:
- 5.6 pounds (2.54 kg)
Connections and expansion
- MagSafe power port
- Gigabit Ethernet port
- FireWire 800 port (up to 800 Mbps)
- Two USB 2.0 ports (up to 480 Mbps)
- Thunderbolt port (up to 10 Gbps)
- Audio line in
- Audio line out
- SDXC card slot
- Kensington lock slot
Communications
-
Wi-Fi wireless networking (based on IEEE 802.11n specification); IEEE 802.11a/b/g compatible
- Bluetooth 2.1 + EDR (Enhanced Data Rate) wireless technology
- 10/100/1000BASE-T Gigabit Ethernet (RJ-45 connector)
Audio
- Stereo speakers with subwoofers
- Omnidirectional microphone (located under left speaker grille)
- Audio line in minijack (digital/analog)
- Audio line out/headphone minijack (digital/analog)
- Support for Apple iPhone headset with microphone
Ketika saya sedang menuliskan catatan ini, TAB browser saya dipenuhi oleh berbagai macam halaman website yang membahas tentang Macbook Pro. Mulai dari reviewnya di YouTube, Official Website, hingga forum-forum.
Setidaknya saya bisa mempelajari cara mainnya sebelum kelak saya memilikinya (yakin banget, tapi emang harus yakin sih, hehe).
Jika berbicara tentang harga, iya, saya tahu, Macbook Pro dibanderol dengan harga yang kurang ajar. Bisa dua sampai tiga kali lipat notebook standar. Dan begitulah memang seharusnya jika kamu mengetahui bagaimana produk ini dibuat, untuk siapa, dan untuk apa.
Kata orang tua saya, kalau punya keinginan itu harus disebutkan secara detail. Karena seperti halnya seorang yang sedang menyerahkan proposal permohonan pada sebuah instansi atau lembaga, harus menuliskan permintaan serta list kebutuhan apa saja, tak lupa anggaran dana yang diajukan. Dan ketika proposal itu sudah di ACC dan dana sudah digunakan, selanjutnya pasti akan dimintai laporan pertanggung-jawaban dari proposal tersebut.
Begitu juga jika berbicara tentang mimpi, keinginan, dan sejenisnya. Wajib hukumnya meminta pada Yang Kuasa. Dan Yang Kuasa lebih menyukai jika kita menyebutkannya secara detail, terperinci, dan jelas.
Well, i know if my note on this time is borried, but FYI, i’m really happy when i doing this. Haha. Whatever you get. If you dislike what i do here, just go away with a simple click, right?
Mungkin catatan kali ini tak ubahnya seperti sebuah halaman website yang sedang mempromosikan salah satu produk Apple. Tapi bagi saya, ini merupakan salah satu cara untuk memperkuat sugesti dan visualisasi dalam mewujudkan sedikit keinginan saya. Setidaknya untuk membuat catatan ini, saya telah banyak mendapatkan ilmu baru tentang dunia Macbook Pro, fitur apa saja yang tersedia, seberapa tangguh kekuatan hardwarenya, seberapa nyaman software-software yang terintegrasi di dalamnya, dan lain-lain.
Saya mencoba untuk mempreteli satu-satu.
Pertama, mari berbicara tentang Operating System. Pengalaman menggunakan banyak OS sudah saya rasakan. Mulai dari Windows 98 sampai yang terbaru saat ini Win 7. Beberapa keturunan Linux yang dikembangkan oleh organisasi seperti Ubuntu, Suse, Fedora, Redhat, hingga anak turunan Linux yang dikembangkan secara pribadi, macam BlankOn, Slax Kill Bill, dan lainnya.
Environmental Status Report
MacBook Pro is designed with the following features to reduce its environmental impact:
- Highly recyclable aluminum and glass enclosure
- Mercury-free LED-backlit display
- Arsenic-free display glass
- BFR-free
- PVC-free
- Energy Efficient Ethernet
- Reduced packaging volume
- Meets ENERGY STAR Version 5.2 requirements
- Rated EPEAT Gold
Windows adalah yang paling populer dari semua OS yang ada, tapi terlalu banyaknya virus yang menyerbu membuat saya jadi sedikit tidak respek terhadap Windows. Untuk mengamankan OS, user dituntut untuk melakukan Installasi software security, yang dijual dengan harga lebih mahal dari laptopnya, haha. Alih-alih mengoptimalkan produktifitas, kita malah disibukkan (ditambah was-was) terhadap keamanan data yang ada dalam OS Windows.
Linux juga mulai banyak dikembangkan oleh komunitasnya yang semakin besar. Namun pergerakan (kreativitas) mereka banyak terkendala pada masalah dana. Manfaat positif yang menjadi produk unggulan dari Linux adalah, free from illegality of life. Seluruh aplikasi yang berhubungan dengan linux adalah free yang sebagian besarnya berupa Open Source. Kendala utama sangat dirasakan ketika saya butuh untuk mengolah data Office. Open Office yang tertanam di Linux sangat tidak kompatibel dengan Microsoft Office yang mana file .DOCX akan menjadi hancur formatnya jika diproses menggunakan Open Office. Dan begitu juga sebaliknya.
Kendala lain dari Linux juga terjadi pada aplikasi pengolah Video dan gambar.
Software olah video dan grafis yang terbaru saat ini masih dipegang oleh perusahaan besar
macam Adobe, dan disitulah letak masalahnya, Linux dirancang untuk menjalankan Aplikasi opensource
dan Adobe adalah Aplikasi berbayar.
Sebenarnya bisa diatasi dengan menggunakan Wine, salah satu Aplikasi Linux yang dirancang khusus untuk menjalankan berbagai macam aplikasi Windows. Tapi terkadang tidak kompatibel untuk software dan aplikasi terbaru. Sepertinya hal ini tidak perlu saya deskripsikan lebih lanjut.
Beberapa info yang saya dapat dari berbagai sumber, akan saya simpulkan di sini. Mungkin ada beberapa fakta tentang Macbook Pro yang bisa bermanfaat bagi kamu, khususnya bagi saya sendiri.
Link dibawah ini merupakan feed dari situs media islam fimadani, sengaja saya pasang sebagai elemen untuk membuat ruang halaman ini menjadi lebih terpakai, karena saya bingung mau pasang apa lagi di sini. hehe.
Support and Compatible with more Device
Sering merasakan kesulitan ketika hendak menggunakan perangkat keras tambahan macam Printer, Mobile, dan lain-lain? Semua hal itu akan hilang 90% pada Macbook Pro. Tinggal colok device yang dimaksud and everything gonna be flow.
Software and Application
Aplikasi atau Software yang sangat menarik dan dirancang dengan sangat memperhatikan kenyamanan pengguna. Beberapa Aplikasi handal sudah include dalam OS sejak pertama kali dibeli. Diantaranya iMovie, ini merupakan Movie Makernya Macbook Pro, namun kemampuannya sangat jauh diatas Movie Maker, tentu saja. Ada juga iPhoto, sebuah aplikasi photo manager yang dirancang sangat indah, interface yang cantik, sangat berbeda dengan aplikasi untukOS lain, semisal ACDSee yang fenomenal itu. iCal dan iTunes tetap menjadi salah satu aplikasi fave untuk para Mac Geek. Intinya, jika berbicara tentang aplikasi di dalam Macbook Pro, baik yang bundle garapan Apple maupun garapan perusahaan lain, semua dirancang dengan sangat memperhatikan fungsionalitas dan menjaga estetika.
Amazing Power Management
Sedikit melirik tentang OS WIndows, kamu pernah mengalamai hang saat membuka notebook dari mode sleep? Sering? Jangankan kamu, saya juga sangat sering mengalami hal serupa, damn it! Berapa waktu yang terbuang untuk menunggu reboot OS nya? Dan tahukah kamu, hal ini bisa menjadi sangat efisien di dalam Macbook Pro. Begitu notebook ditutup, tak menunggu delay lebih dari 5 detik, semua sudah anteng sleeping mode. Begitu dibuka, tak lebih dari 3 detik, dan semua kembali berjalan normal. Tak ada blank-screen, apalagi blue screen. Daya tahan baterei yang hingga 6 itu juga menjadi nilai tambah tersendiri.
Unibody Solid Hardware
Jika kamu sudah melihat proses manufaktur atau proses pembuatan Macbook Pro, kamu pasti tahu yang dimaksud dengan Unibody. Ya, sebuah rangka yang dirancang secara sengaja hanya satu balok tanpa sambungan-sambungan. Dan semua itu terbuat dari bahan alumunium. Tentu hal ini akan membuat body menjadi sangat kokoh.
Sepertinya akan ada banyak sekali hal yang menarik untuk dituliskan jika berbicara tentang Apple dan produknya, Macbook Pro. Seolah tak ada habisnya. Menarik memang.
Mungkin itu saja sedikit fungsi catatan ini sebagai marketing tanpa bayarannya Apple. Saya menuliskan ini semua hanya sebagai sarana berbagi, juga seperti yang sudah saya tulis di atas tadi. Dan beberapa fakta yang saya tulis di sini merupakan follow up dari pengalaman saya mengunjungi tempat-tempat pameran Macbook Pro. Saya menjajalnya, merasakannya, menikmati kebersamaan sesaatnya, juga terkadang sangat ingin sekali membawa benda itu pulang ke rumah untuk saya keloni.
Lil bit of reasons
Saat ini saya sedang mendalami bidang Media, baik berupa tulisan, grafis, audio, hingga audio. Saya membutuhkan sebuah perangkat yang sesuai dengan itu semua. Dan sejauh mata ini memandang, jawaban hangat itu hanya bisa saya jumpai pada Macbook Pro 15 Inch, yang berharga kisaran 21 Juta itu. Harga itu perlu saya cantumkan di sini, sebagai rancangan resolusi yang harus bisa saya capai.
Omong-omong tentang target sih maunya tahun ini. Tapi entahlah, saya masih butuh beberapa nominal tambahan untuk bisa mencapai angka itu. Yang artinya memang ikat kepala harus lebih dikencengin, ibadah harus lebih dioptimalin.
- Web Development
Banyak sekali tools yang mendukung profesi saya sebagai seorang web developer dalam notebook ini. Termasuk kemampuan untuk menyesuaikan kompabilitas sebuah website jika diakses dari semua browser. - Design Graphic
Saya sedang banyak ide untuk dituangkan dalam bentuk grafis. Perangkat yang saya gunakan saat ini sudah kurang mendukung aktifitas saya. Mungkin karena sudah uzur juga, kemampuannya menurun, melemah. Selain itu, aplikasi grafis yang terbaru saat ini membutuhkan spek hardware yang tinggi. - Video Editing, Motion, Effect
Saya juga sedang fokus dalam mempelajari hal-hal yang berkaitan dengan editing video. Banyak hal yang bisa dilakukan dengan media video. Intinya sih, tidak terlalu berbeda dengan media lain, namun jika berbicara efektifitas, maka vide atau film adalah yang paling ampuh dalam menyampaikan propaganda. Saya sangat tertarik untuk bisa menguasai hal ini. Dan ini membutuhkan sebuah perangkat yang juga mendukung untuk mewujudkan ide-ide tersebut. - And many More
Masih banyak, dan sepertinya akan membuat kamu bosan jika membacanya. Beberapa poin utama sudah saya tuliskan di sini sebagai resolusi, dan sepertinya hal itu sudah cukup mewakili alasan utama saya dalam membentuk motivasi untuk mewujudkan harapan saya.
Pada usia 30 tahun, Jobs dipecat oleh para komisaris dari perusahaan yang didirikannya sendiri. Berkat pemecatannya tersebut, Jobs mendirikan perusahaan baru, NeXT, yang fokus pada komputer untuk perkuliahan dan bisnis. Meskipun usaha tersebut gagal, dia berhasil menciptakan sistem operasi modern. Gara-gara hal itu, Apple membeli sistem operasi tersebut dan meminta Jobs kembali ke Apple.
Jobs kuliah di Reed College di Portland dan keluar enam bulan kemudian. Yang menarik adalah, Jobs tetap menghadiri kelas yang dianggapnya menarik selama 18 bulan setelah keluar. Termasuk kelas kaligrafi.
Jobs membeli Pixar pada tahun 1986 ketika namanya dulu masih membosankan: Graphics Group. Saat itu Pixar bahkan bukan studio animasi, melainkan penjual perangkat keras grafik untuk rumah sakit. Tahun 1990, Jobs menjual divisi perangkat keras tersebut dan fokus kepada animasi. Dua tahun kemudian Pixar bekerja sama dengan Disney membuat tiga film dan membooming di pasaran.
Dan sekarang, Jobs bukan siapa-siapa lagi. Kabar terakhir yang saya tahu tentang Jobs, ia memutuskan untuk berhenti dari kesibukan dan pernak-perniknya. Ia hanya ingin menghabiskan masa tuanya untuk menyendiri dalam sepi.
1 comment
Damar Ramadhan
Dan Konon kabarnya MacBook Pro juga anti peluru lho. Jadi tambah pengen beli MacBook hehehehe