Indonesia itu negeri yang kaya. Tentu kamu sepakat tentang hal itu kan?
Indonesia negeri yang luas. Kamu pasti juga setuju dengan pernyataan tersebut kan?
Walaupun negeri kaya, tapi pemerataan kesejahteraan ini terkendala luasnya wilayah. Sudah wilayahnya begitu luas, bentuk negara kepulauan juga berpengaruh. Banyak wilayah terutama di desa-desa pelosok kurang mendapat perhatian.
Tapi kini desa sudah mulai menjadi perhatian pemerintah. Banyak desa yang sudah berkembang karena adanya berbagai program pemerintah.
Desa diberikan anggaran yang jumlahnya tidaklah sedikit, untuk bisa dikelola untuk perkembangan desa. Bentuk penggunaannya bisa beragam, tergantung dari pemerintah desanya. Bisa untuk infrastruktur, bisa juga digunakan untuk pengembangan sumber daya manusia dan inovasi di desa.
Terus apa itu anggaran yang diberikan pemerintah?
Dana Desa dari Pemerintah Pusat
Anggaran yang diberikan itu namanya dana desa, dan dimulai pada tahun 2015. Seperti yang diberitakan liputan6.com, pada tahun 2015, pemerintah menganggarkan 20,76 triliun rupiah untuk dana desa ini.
Bahkan, di tahun 2017, anggarannya meningkat, totalnya menjadi 60 triliun rupiah. Tentu saja angka tersebut bukan jumlah yang sedikit. Ya, mengingat banyaknya desa yang ada di Indonesia ini juga sih.
Hampir lima tahun ini, sudah ada 257 triliun rupiah, dana yang dikucurkan ke desa. Jumlah desa yang sudah menikmati anggaran ini adalah 74.957 desa di seluruh Indonesia.
Undang-undang No. 6 Tahun 2014
Adanya dana desa ini nggak serta merta mak bedunduk ada lho. Dana desa sudah ada aturannya sendiri, sesuai dengan undang-undang no. 6 tahun 2014.
Undang-undang tersebut sebenarnya tentang desa secara umum, tapi ada bagian yang menjelaskan kalau desa akan mendapatkan kucuran dana pada tahun 2015. Besaran dana untuk desa ini nggak tanggung-tanggung lho, 10% dari APBN.
Kucuran dana untuk desa tidak melewati perantara terlebih dahulu. Jadi, dana akan langsung disampaikan ke desa. Tapi, nominalnya akan berbeda-beda tiap desa, tergantung dari letak geografis, jumlah penduduk, dan angka kematian.
Dengan adanya undang-undang ini, diharapkan kesejahteraan dapat merata di seluruh lapisan masyarakat. Pembangunan akan sampai ke pelosok desa dan menjadikan desa maju tidak tertinggal lagi.
Program Inovasi Desa
Dengan adanya dana desa dan undang-undang tentang desa, maka pemerintah membuat sebuah program, namanya Program Inovasi Desa. Program ini sudah berjalan dari tahun 2017 dan berada di bawah Direktorat Jenderal Pembangunan dan Pemberdayaan Masyarakat Desa (PPMD).
Ternyata, Program Inovasi Desa ini memiliki anggaran sendiri lho. Jadi, program ini nggak mengambil dana desa yang sudah diberikan. Dan, dananya nggak bisa dibilang sedikit, cukup banyak lah aggarannya.
Menurut CNNIndonesia, tahun 2017, dana untuk Program Inovasi Desa dikucurkan 347,37 miliar rupiah. Dana sebesar itu untuk membiayai Program Inovasi Desa di 434 kabupaten, 6.445 kecamatan, dan 74.754 desa.
Di tahun 2018, dananya meningkat menjadi 409,99 miliar rupiah. Cakupan desanya bertambah menjadi 74.910 desa. Tahun 2019, dana desa turun jadi 353,88 miliar rupiah, tetapi jumlah desanya bertambah menjadi 74.957 desa.
Bursa Inovasi Desa
Selain Program Inovasi Desa, diadakan juga Bursa Inovasi Desa. Bursa Inovasi Desa ini awalnya merupakan gagasan dari Direktur Jenderal Pembangunan dan Pemberdayaan Masyarakat, Taufik Madjid.
Diadakan bursa untuk desa ini dimaksudkan untuk pertukaran inovasi yang berkembang di masyarakat desa. Selain itu, Bursa Inovasi Desa juga dijasikan media pembelajaran masyarakat dan pemerintah desa agar informasinya bertambah dan dapat mendukung pembangunan di desanya.
Pelaksanaan Bursa Inovasi Desa juga dimaksudkan agar pemerintah desa memiliki referensi dalam merencanakan dan melakukan pembagunan desa. Pemerintah desa akan dibimbing tentang penggunaan dana desa secara lebih optimal, berkualitas, dan inovatif.
Program Inovasi Desa yang Sudah Berjalan
Dengan adanya dana desa, Program Inovasi Desa, dan Bursa Inovasi Desa, mulai banyak tuh program di desa yang terekspose media. Tapi, inovasi yang sudah berjalan ini nggak semuanya karena adanya dana desa ya. Ada beberapa program inovasi yang memang sudah berjalan karena inisiatif dari perangkat desanya sendiri.
Saya masih mencari-cari website yang khusus membahas tentang Program Inovasi Desa. Masih belum nemu-nemu apa saja program inovasi yang sudah dijalankan di desa melalui program tersebut. Kalau kamu punya informasinya bisa kasih tahu di kolom komentar ya, biar kita sama-sama belajar, hehehe.
1. Membangun Sekolah
Jangan bayangkan pendidikan di desa itu gampang dicari ya. Sekolah sih ada, tapi biasanya sudah nggak layak huni dan jaraknya bisa puluhan kilometer. Padahal sekarang kita diwajibkan untuk menempuh pendidikan minimal 12 tahun tuh, berarti kan dari SD, SMP, sampai SMA.
Desa-desa yang masih kekurangan sekolah bisa mencotoh Desa Blang Krueng yang ada di Aceh nih. Pemerintah desa setempat sudah membangun taman kanak-kanak dan sekolah dasar. Jadi, masyarakat di sana bisa menempuh pendidikan dasar terlebih dahulu agar bisa menlanjutkan ke jenjang berikutnya.
Desa Blang Krueng ini sebenarnya sudah memiliki bangunan sekolah yang cukup memadahi. Tapi, karena terkena dampak tsunami, maka pemerintah membangun kembali dari nol. Jadi, masyarakat desa kebutuhan pendidikannya dapat terpenuhi.
2. Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat
Walaupun pendidikan formal itu cukup penting, tapi pendidikan non formal juga harus diperhatikan lho. Nah, Desa Lauwonu yang ada di Gorontalo menerapkannya. Sejak tahun 2006, desa tersebut mendirikan Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat atau disingkat PKBM.
PKBM ini nggak asal dibuat lho, pengajarnya didatangkan langsung seorang guru SMK. Ada juga anak kuliahan yang ikut menjadi pengajar.
Pusat pembelajaran ini lebih menitikberatkan pada keahlian masyarakat. Sehingga, alumni dari PKBM diharapkan dapat memiliki keahlian untuk bisa bekerja ataupun membuka usaha sendiri. Inovasi ini tentu dapat mengurangi angka pengangguran yang ada di desa.
3. Tempat Pengolahan Sampah Terpadu
Desa Ngabab di Malang punya inovasi yang dapat membantu alam. Desa ini mengolah sampah untuk dijadikan pupuk alami dan produk bernilai jual lebih tinggi. Tempat mengolah sampah ini diberinama Tempat Pengolahan Sampah Terpadu (TPST) Dworowati.
Dengan adanya TPST ini, masa akan membuka lapangan pekerjaan bagi masyarakat yang kurang mampu. Selain mengatasi masalah lingkungan, pengangguran pun dapat dikurangi.
Sampah organik akan diolah menjadi pupuk dan dapat dijual lagi. Sampah anorganik diolah menjadi kerajinan daur ulang yang tentu saja juga memiliki nilai jual.
4. Sumur untuk Masyarakat
Air merupakan sumber kehidupan, dan ketika kemarau datang, di beberapa daerah air sulit didapatkan. Karena hal itulah, Desa Sugih Waras, Kabupaten Bojonegoro mencetuskan inovasi teknologi sumur.
Inovasi desa ini tentu didampingi oleh profesional untuk membuat teknologi sumur yang diperlukan. Tenaga ahli tersebut membantu membuat sumur submersible yang kedalamannya mencapai 60 meter. Selain itu, ditambah juga 2 sumur lagu untuk menampung air.
Kerjasama dengan profesional tersebut memberikan dampak positif. Warga Desa Sugih Waras kini bisa mendapatkan air bersih yang didistribusikan langsung ke rumah. Bahkan, pelanggan air bersih ini kini mencapai 972 pelanggan.
5. Budidaya Ikan di Irigasi
Irigasi itu saluran air yang digunakan untuk mengairi sawah, kegunaannya hanya itu saja. Tapi itu dulu, di Desa Limok Manai, Kecamatan Keliling Danau, irigasi dijadikan tempat budidaya ikan.
Dengan memanfaatkan irigasi yang ada, sekarang perkembangannya cukup bagus. Bahkan, inovasi desa ini masuk ke Bursa Inovasi Desa tingkat nasional lho.
Pemanfaatan Alam untuk Edukasi
Selain beberapa contoh program inovasi di desa yang sudah berjalan, ada ide lain nih yang bisa dicoba. Ide ini lebih memanfaatkan sumber daya alam yang ada di desa. Tujuannya tentu saja mengelola alam dengan baik agar bisa bermanfaat bagi masyarakat.
1. Desa Wisata
Desa yang jauh dari kota biasanya masih memiliki udara sejuk dan pemandangan indah. Potensi alam tersebut bisa dimanfaatkan menjadi tempat wisata yang cukup bagus lho. Apalagi orang kota jarang banget merasakan suasana nyaman khas pedesaan.
Kita bisa membuat desa wisata dan menyediakan banyak hal menarik khas pedesaan yang dapat menarik pengunjung. Bisa membuat paket desa wisata mulai dari tinggal, hidup beberapa hari di desa, sampai merasakan menjadi orang desa.
Kalau bisa mengelolanya dengan baik dan memanfaatkan media sosial dan kemajuan teknologi, bisa terkenal juga tuh nanti desa wisatanya.
Tempat Outbond
Untuk menunjang sebuah desa wisata, bisa juga dibuat sebuah tempat outbond lho. Tentu saja tempat outbond ini masih memanfaatkan alam di desa, bisa sungai ataupun hutan.
Jadi, ketika ada yang berkunjung ke desa wisata, bisa sekalian ditawarkan paket outbond. Pengunjung bisa menelusuri hutan dan sungai bersama. Menikmati keindahan alam dan suasana yang tenang.
Wisata Edukasi
Biasanya, di dalam desa wisata juga ada yang namanya edukasi kepada para pengunjungnya. Bentuknya bisa bermacam-macam, misalnya saja mengajari pengunjung cara bercocok tanam, pengenalan jenis tanaman budidaya, dan pembelajaran lainnya.
Kalau di desa tersebut ada produk unggulan, bisa juga edukasi cara membuat produk tersebut. Tentu tambahan edukasi di desa akan menambah daya tarik.
2. Mina Padi
Selain dijadikan sebagai desa wisata, pemanfaatan alam di desa juga bisa dengan cara lainnya lho. Misalnya saja pemanfaatan sawah menjadi mina padi.
Apa itu mina padi?
Mina padi terdiri dari kata mina yang berarti ikan dan padi. Jadi, mina padi adalah pemanfaatan sawah yang ditanami padi sekaligus digunakan untuk pembudidayaan ikan.
Kamu tentu pernah lihat foto yang viral di media sosial kan?
Sawah yang ditanami padi dikelilingi kolam penuh dengan ikan. Jadi, selain memanen padi, petani juga bisa sekaligus memanen ikan. Tentu saja inovasi ini bisa menghasilkan keuntungan lebih tinggi.
Buat kamu yang penasaran, simak video berikut ini tentang mina padi.
Ide Fresh untuk Inovasi Desa
Selain pemanfaatan alam, saat ini inovasi desa juga bisa memanfaatakan teknologi. Kan sayang banget tuh kalau teknologi sudah berkembang pesat, tapi di desa masih belum terjamah hal tersebut.
Apalagi sekarang akan diadakan lagi program internet masuk desa. Tentu masyarakat desa bisa memanfaatkannya dan dijadikan inovasi. Berikut ini beberapa inovasi desa yang bisa dicoba.
1. Komunitas Blogger
Pemuda-pemuda desa bisa diberikan pelatihan untuk membuat blog. Eits, jangan menganggap remeh ngeblog dulu ya. Ada banyak lho blogger sukses di luaran sana. Bahkan, ada juga yang ikut mengembangkan daerahnya dari hasil dia ngeblog.
Kita bisa membuat pelatihan tentang blogging terlebih dahulu di sebuah desa. Dari pelatihan ini bisa dibentuk sebuah komunitas blogger. Tujuan dari komunitas ini adalah untuk memonitor kemajuan anggota.
2. Komunitas Marketer
Selain jadi blogger, bisa juga jadi seorang marketer. Itu lho, seorang yang menjual barang, tapi ini lewat online. Sekarang ini kalau nggak online itu rasanya ada yang kurang.
Nah, Bentuk juga komunitas para marketer di desa. Kemudian, berikan pelatihan yang mendatangkan profesional dibidangnya.
Ajarkan teknik jualan, mulai dari mencari produk, mencari suplier, dan memasarkannya. Ajak pemuda desa menjadi maju dan mampu mandiri secara ekonomi.
3. Komunitas Fotografer
Pemuda di desa tentu ada juga yang memiliki kesenangan terhadap dunia fotografi. Nah, pemuda-pemuda tersebut bisa dikumpulkan tuh dalam sebuah komunitas fotografer.
Lagi-lagi, kita perlu mengadakan pelatihan tentang fotografi. Nggak usah yang sulit-sulit dulu, bisa mulai dari membuat foto menggunakan smartphone. Setelah lancar, baru deh menggunakan kamera yang lebih profesional seperti DSLR.
Terus, dapat uangnya dari mana kalau fotografer begini?
Foto-foto yang dihasilkan bisa dijual secara online, ada banyak website yang bisa menampungnya kok. Ada sutterstock, fotolia, dreamsite, istockphoto, dan masih banyak lagi. Kita juga bisa menjual jasa fotografer profesional, jadi bisa mendapatkan pemasukan dari banyak jalan.
4. Komunitas Desainer
Saat ini, kebutuhan desainer untuk sebuah perusahaan meningkat pesat. Desainer dibutuhkan untuk memperkenalkan produk ataupun mendesain kemasan.
Nah, program inovasi berupa desa desainer bisa juga diwujudkan. Tentu perlu membekali masyarakatnya terutama anak muda agar memiliki kemampuan desain. Kita bisa mendatangkan desainer profesional ke sebuah desa. Lalu mengadakan pelatihan dan pendampingan.
Setelah warganya bisa mendesain, kita kasih tahu caranya cari uang dengan kemampuannya. Bisa dengan mengjual kemampuan desainnnya lewat marketplace jasa, atau jual desainnya secara online.
Kalau marketplace jasa ada banyak, di Indonesia bisa sribulancer.com atau projects.co.id. Kalau mau jualan jasa di luar negeri, bisa menggunakan fiverr.com atau freelancer.com.
Desain yang sudah dibuat pun bisa dijual juga di situs-situs besar seperti envato.com, shutterstock.com, dan masih banyak lagi lainnya.
Membuat Program yang Bisa Berkelanjutan
Gimana program-programnya? Keren-keren kan?
Tapi ada yang perlu diperhatikan nih.
Selain berinovasi untuk mengembangkan desa, pembuatan program juga harus direncanakan dengan baik lho. Jangan sampai program inovasi hanya berjalan sekali saja dan langsung berhenti. Nggak ada kelanjutannya padahal sudah menghabiskan banyak dana.
Kalau dilihat program-progam yang sudah berjalan, semuanya bisa berkelanjutan. Nah, penyusunan inovasi desa memang seharusnya seperti itu. Programnya mudah dijalankan, memanfaatkan potensi yang ada, dan tentu bisa berkelanjutan.
Minimal, kalau kita membuatnya sekarang, akan ada orang lain yang dapat meneruskan saat kita tinggal. Ya, cukup dikontrol beberapa bulan sekali saja.
Tempat untuk Studi Banding
Buat yang pengen membangun desanya dengan program kekinian dan bingung seperti apa cara kerjanya, coba main ke tempat-tempat berikut ini. Kita bisa mendapatkan banyak banget ilmu dari tempat-tempat ini.
1. Kampung Marketer
Kampung Marketer ini ada di Kabupaten Purbalingga, Tepatnya di Kompleks Jl. Karangwuni, Desa Tamansari, Kecamatan Karangmoncol. Pendirinya ada seorang internet marketer yang sudah tidak asing lagi, Nofi Bayu Darmawan.
Kampung Marketer memberdayakan masyarakan di desa dengan memberikan pelatihan IT yang fokus pada digital marketing. Setelah diberikan pendidikan dan pelatihan, warganya juga dibukakan lapangan pekerjaan.
Ide yang menarik bukan?
Kita bisa juga lho menggunakan jasa dari warga desa yang ikut di dalam Kampung Marketer ini. Mulai dari customer service, advertiser, content writer, admin sosial media, input data, atau pekerjaan online lainnya yang kamu butuhkan.
Kalau kamu penasaran tentang kampung marketer, bisa langsung datang ke sana kok. Atau bisa juga ikut program belajar digital marketing nya sekalian. Nanti di sana bisa tuh tanya-tanya lebih mendalam.
2. Kampung Blogger
Buat yang tertarik mengembangkan komunitas blogger di desanya, bisa berkunjung ke Kampung Blogger. Terletak di Desa Menowo, Magelang, Jawa Tengah dan dipimpin seorang blogger senior Sumbodo Malik.
Di Desa Menowo ini, masyarakatnya enggan untuk keluar desa, lebih memilih hidup di sana. Walaupun hidup di desa, penghasilan mereka nggak bisa dianggap kecil lho. Ratusan dolar bisa masuk ke kantong pemudanya setiap hari.
Tahun 2008 Sumbodo Malik pulang ke desanya dan mengembangkan keahliannya dalam berinternet untuk menghasilkan uang. Lalu Sumbodo mengajarkan keahliannya itu pada pemuda desa untuk bisa mendapatkan pundi-pundi rupiah di dunia maya.
Sampai sekarang, Kampung blogger ini masih terus berkembang. Bahkan, ada aturan yang mengharuskan pemudanya untuk mengajarkan pada pemuda lainnya jika sudah berhasil.
Kalau kamu tertarik, langsung dateng aja ya ke Kampung Blogger di Magelang.
3. Kampung Desainer
Kampung Desainer terletak di Desa Kaliabu, Kecamatan Salaman, Kabupaten Magelang. Desa ini dijuluki kampung desainer karena kebanyakan pemudanya kini berprofesi sebagai desainer logo.
Hasil karya dari para pemuda Desa Kaliabu ini sudah teruji. Mereka berhasil menjuarai berbagai kontes logo lewat sebuah website.
Dari mendesain inilah taraf hidup warga desa jadi meningkat. Padahal, dulunya desa ini terkenal dengan tingkat kriminalitas yang tinggi.
Penggagas Kampung Desainer adalah mantan supir trui, Muhammad Abdul Bar. Dia terjun sebagai desainer logo setelah diajari oleh temannya. Ya, temannya mengajadi Abdul dari nol. Diajari cara membuat sebuah logo menggunakan komputer.
Awalnya Abdul hanya sendiri, kemudian dia mengajak teman, saudara, dan tetangganya. Kini banyak pemuda yang bergabung bersama Abdul untuk belajar desain dan membuat Komunitas Rewo-rewo.
Dengan adanya Program Inovasi Desa dan anggaran dari pemerintah, diharapkan desa menjadi wilayah yang berkembang. Bukan hanya berkembang desanya saja, tapi juga masyarakatnya. Masyarakat bisa meningkatkan taraf hidupnya sendiri dari program yang dijalankan.