Siapa sih yang gak kepengen punya yang namanya passive income?

Earning — sebut saja $1K/day — yang tentu menunjang hidupmu sekeluarga sehari-hari, sekaligus bisa untuk menyiapkan bekal akhirat nanti.

Sungguh, surga dunia, saudara-saudara.

Kalau orang bule, menyebutnya dengan,

Make money while you sleep

earning amazon
Menuju $1K/day (sumber foto: NichePursuits.com)

Perumpaan yang pas!

Affiliate Marketing Itu Apa

Di Indonesia, bisnis online hampir selalu identik dengan yang namanya program Pay Per Click dari Google, yaitu Google AdSense.

Yang mungkin orang belum tahu (termasuk kamu), kalau yang namanya model bisnis online itu banyak sekali.

Jadi, gak harus main AdSense untuk bisa tajir.

Salah satu yang bisa kamu garap sebagai sumber passive income kamu adalah dengan menjalankan affiliate marketing.

Affiliate marketing ini konsepnya serupa dengan istilah makelar di masyarakat Indonesia.

Jadi perantara. Gak punya barang, gak masalah. Yang penting promosi. Ntar dapat komisi.

Affiliate marketing sama saja.

Salah satu begawan affiliate marketing luar negeri, Pat Flynn mendefinisikan affiliate marketing sebagai proses mendapatkan komisi dengan mempromosikan produk orang lain. Biasanya komisi didapatkan di setiap produk yang kamu promosikan terjual.

TIPS: Pat Flynn ini kesohor banget untuk urusan affiliate marketing di luar sana. Gak ada salahnya kamu banyak baca-baca di blognya untuk lebih banyak dapat wawasan tentang affiliate marketing.

Cara Kerja Affiliate Marketing

Berdasarkan definisi di atas, secara garis besar affiliate marketing melibatkan sekurang-kurangnya 3 (tiga) pihak:

Merchant

Kamu bisa terjemahkan dengan bebas sebagai produsen, distributor, atau pemilik produk — you name it.

Intinya, si merchant ini berperan sebagai si empunya produk atau jasa.

Pemilik produk ini bisa individual atau perusahaan besar seperti Samsung, misalnya.

Affiliate

Affiliate ini istilah lain saja dari publisher.

Kalau kamu familier dengan sebutan publisher AdSense, si affiliate ini sebenarnya memiliki peran yang sama.

Melakukan promosi.

Promosi juga gak asal promosi. Wong nyata-nyata bukan produk sendiri, kamu harus bisa meyakinkan calon pembeli tentang keunggulan produk merchant yang kamu pilih.

Pun, cara mempromosikan produk dari merchant tidak melulu harus membuat artikel review tentang produk tersebut.

Kamu juga bisa mempromosikan produk yang kamu rasa bagus dengan membuat halaman resources yang komprehensif seperti di sini.

Coba cek, Jon Dykstra promo berapa produk itu dalam satu halaman?

Buanyak!

TIPS: Prosentase konversi produk affiliate di halaman resources seperti contoh di atas akan sangat meningkat drastis kalau kamu sudah mengalaminya langsung (bukan fake review) sekaligus kamu sudah termasuk blogger beken. Hehe.

thisiswhyimbroke

Atau kalau kamu memang dedicated mau nyemplung di affiliate marketing, kamu bisa bikin website seperti This Is Why I’m Broke juga sangat dianjurkan.

Kenapa?

Agar proses branding website yang kamu buat lebih mudah.

This Is Why I’m Broke menawarkan website berbentuk majalah katalog yang mengulas berbagai produk-produk unik dari berbagai kategori.

Tak hanya itu saja, seperti tajuk yang mereka jadikan nama domain, “inilah kenapa aku bangkrut”, mereka juga memajang bermacam-macam produk yang keren, unik, tiada dua — yang harganya (literally) bisa buat kamu bangkrut.

Consumer

Alias konsumen atawa pembeli.

Sudah jelas, mereka-mereka ini yang membuat sistem affiliate marketing berjalan dengan baik.

La kalau gak ada penjualan, merchant-nya bisa mati. Tentu affiliate/publisher yang bergabung di dalamnya juga bakal end of story pada akhirnya.

Mungkin kalau digambarkan alurnya kurang lebih akan seperti ini:

  1. Kamu bergabung dengan sebuah affiliate network atau program
  2. Setelah diterima, kamu akan memilih produk yang akan kamu promosikan
  3. Lalu, kamu mulai mempromosikan melalui berbagai channel promosi, seperti media sosial atau blog
  4. Ketika ada yang beli, merchant akan dapat cuan dan kamu sendiri akan dapat komisi sesuai kesepakatan

CATATAN: Kamu bisa memilih memberitahu calon pembeli, apakah kamu seorang affiliate marketer atau tidak. Terserah kamu.

Contoh praktek paling mudah kamu memberitahu status afiliasimu adalah dengan mencantumkan halaman disclaimer di blog review yang kamu buat, misalnya.

Di situ kamu bisa tulis sebuah pernyataan singkat kalau apapun yang kamu promosikan di blog kamu bukan merupakan produk kamu sendiri.

Misal, kamu jadi affiliate Amazon, ya kamu bilang terang-terangan di situ, kalau kamu jualin produknya “toko” Amazon.

Affiliate Network

jeff bezos
Nol rambut tapi punya $131B di kantong! (sumber foto: Forbes.com)

Kalau kamu kenal yang namanya Clickbank, CJ, atau yang terkuat tersohor di planet bumi, Amazon — mereka itulah yang disebut affiliate network.

Hemat saya, affiliate network ini lahir karena ada pihak-pihak merchant yang (kemungkinan) merasa ribet mengurus sistem affiliate sendiri. Mulai dari prosentase revenue sharing, sistem URL item produk khusus untuk affiliate, dan tetek bengek lainnya.

Affiliate network inilah yang akan meng-handle rempongnya membuat sistem affiliate. Merchant cuma perlu setor produk doang.

Yah, adanya affiliate network ini bukannya tanpa masalah tantangan sih.

Apa itu?

Biasanya kamu akan diberikan syarat ini-itu sebagai barrier-entry untuk bisa mempromosikan produk yang terdaftar di affiliate network tersebut.

Syarat-syaratnya beraneka ragam. Ada yang minta sekian trafik per bulan, ada yang mengharuskan blognya bule (not English? Minggir!), atau ada yang mewajibkan trafiknya musti dari negara ini, itu, dan anu.

Memang tidak semudah itu, Roberto Carlos! Wkwk.

Tapi lihat sisi baiknya. Ketika kamu sudah masuk ke affiliate network yang killer seperti contoh di atas, kamu biasanya juga diberikan hak untuk memilih produk apapun atau merchant manapun untuk kamu promosikan. Bukan cuma produk yang kamu ingin promoin di awal.

Yah, win-win solution sih, kalau menurut saya. :)

Bisnis Affiliate Marketing

Bagi kamu yang masih pemula di ranah affiliate marketing, opsi yang bisa kamu pilih di awal nyemplung adalah antara menjadi merchant (pemilik produk) atau sebagai seorang affiliate marketer.

Merchant nantinya akan memberi komisi pada affiliate, ketika produkmu terjual. Sebaliknya, sebagai affiliate kamu akan mendapatkan komisi ketika berhasil menjual produk.

Berikut panduan ringkas untuk kamu, baik yang nantinya memilih menjadi merchant atau memutuskan menjadi seorang affiliate marketer.

Cara Menjadi Seorang Merchant

merchant

4 langkah di bawah ini disebut simpel ya simpel tapi jangan pikir yang simpel bakal mulus-mulus aja ya. Tentu dibutuhkan ikhtiar yang total dan proses yang panjang untuk menuju pelaminan menjadi seorang merchant yang sukses.

  1. Brainstorm Ide Produk
  2. Validasi Ide Produk
  3. Proses Pembuatan Produk s/d Rilis
  4. Tahap Pencarian Affiliate

Kuy dikupas.

Brainstorm Ide Produk

riset kompetitor

Kebanyakan orang biasanya akan bilang kalau yang namanya cari ide itu sulit.

Padahal sebenernya enggak.

Yang sulit itu kalau kamu memang cari ide yang super duper original dari awal. Jelas, bakal sulit pake banget.

Nah, catatan buat kamu nih ya.. kalau kamu memang serius mau make money di affiliate marketing sebagai merchant, buang jauh-jauh rasa cinta pada ide orisinalmu entah yang kamu dapat pada pagi hari penuh inspirasi atau ketika kamu sedang menyepi. #eaaa

Setelah kamu lepas dari belenggu keharusan di atas, insya Allah kamu akan lebih mudah menelurkan ide.

Faktualnya, yang namanya ide buat produk itu memang gak harus ori-ori banget. Cukup cek ricek apa saja produk atau jasa yang sudah ada di luar sana. Analisa ada gak sih masalah yang ada di produk atau jasa tersebut lalu buat solusinya.

Dan.. kamu sangat-sangat boleh brainstorm ide dari hal yang kamu sukai, kuasai, atau kamu sering kerjakan sehari-hari.

Semisal, kamu sudah tahunan ngeblog dan merasa kemampuan ngeblog WordPress kamu sudah level mahir, kamu bisa saja membuat sebuah kursus online tentang cara pembuatan blog atau toko online berbasis WordPress.

Ide di atas jelas-jelas bukan ide yang original.

Di sini, kamu bisa melakukan riset kompetitor (di niche ide di atas) apa-apa yang belum atau terlewat dibahas oleh kompetitor.

Ambil contoh, kompetitor kamu belum membahas cara mempercepat loading website secara detail dan komplet — nah, ini kesempatan kamu masuk di celah tersebut.

Validasi Ide Produk

Ini langkah penting, karena menyangkut mau atau tidaknya orang-orang atau tepatnya pasar yang sedang kamu bidik beli produk yang sudah kamu buat.

Ngapain buat produk bagus, tapi gak ada yang mau beli — kecuali kalau kamu memang membuat produk tersebut untuk ikhtiar amal jariyah kamu. Ya, jelas beda.

Dan, cara paling mudah untuk memvalidasi ide kamu ini adalah dengan bertanya.

Bertanya pada orang yang tepat atau bertanya pada lokasi yang tepat.

validasi produk

Kamu bisa bertanya pada WordPress user level newbie sampai expert tentang ide produk yang tadi dicontohkan.

Apakah Anda mau beli kursus pembuatan blog WordPress ditambah dengan pembahasan mempercepat loading website secara detail?

Cek ulang ya, pertanyaan di atas. Bukan sekedar mau atau “boleh tuh”, tapi mau beli.

Lalu, bagaimana dengan bertanya di lokasi yang tepat?

Maksudnya, kamu bertanya ya tidak di sembarang tempat.

Gak mungkin dong, kamu nanya pertanyaan di atas di grup atau komunitas memasak.

Ya, kemungkinan besar akan diabaikan.

Kecuali.. kecuali, kalau memang ada sounding bahwa hobi memasak mereka bisa diuangkan. Misal, dengan membuat blog resep memasak. Hehe.

Tanyakan pertanyaan tersebut di atas tidak hanya ke perseorangan, tapi juga ke grup, komunitas, atau forum yang memang jelas-jelas membahas dan mengulik WordPress.

Pastikan kamu mendapatkan jawaban dan animo yang cukup sebelum kamu akhirnya memutuskan untuk membuat produk tersebut.

Proses Pembuatan Produk s/d Rilis

Mungkin kamu sudah tahu sebelumnya, yang namanya buat produk fisik dari nol, kamu perlu nyiapin fokus, energi, dan modal yang cenderung besar.

Karena itu, di sub judul ini hanya akan dibahas cara pembuatan produk non fisik alias produk digital.

Selain membutuhkan modal yang lebih kecil, pembuatan produk digital bisa dimulai dari menjual skill yang kamu punya. Kebayang kan (lebih) mudahnya?

Nah, proses langkah demi langkah pembuatan produk — bisa ditebak — sangatlah panjang dan lama seperti coki-coki. Jadi, kamu bisa pelajari sendiri bagaimana caranya di beberapa sumber berikut ini,

Pembuatan kursus: Cara membuat dan menjual kursus online (Teachable)

Pembuatan ebook: Studi kasus cara menjual ebook (Tim Ferris)

Pembuatan podcast: Panduan lengkap dalam memulai podcast (Buffer)

CATATAN: Ketiga sumber di atas, semuanya berbahasa Inggris. Jangan alergi. Kamu bisa translate entah pakai Google Translate atau alat bantu lainnya. Happy reading!

Tahap Pencarian Affiliate

Inti dari segala inti, kunci dari segala kunci dari bagian ini adalah menemukan affiliate yang mau mempromosikan produkmu sekaligus sudah memiliki audiens yang kemungkinan besar mau beli.

Wayolo, gampang atau susah nemu affiliate yang kek gini?

Keren banget mah, kalau kamu bisa berpartner dengan WordPress Expert yang memiliki banyak die-hard followers yang siap beli apapun yang ditawarkan olehnya.

Kalaupun belum bisa atau belum dapat, kamu bisa cari para begawan-begawan affiliate atau internet marketer yang sudah memiliki fanbase yang kuat.

cari affiliate
Cari affiliate yang bisa kek gini! (sumber foto: https://www.facebook.com/photo.php?fbid=2180616588816668&set=a.1403944053150596&type=3&theater)

Opsi lain, kamu bisa saja mencari dan menyewa jasa endorse — entah artis atau influencer — dimana produkmu akan dipromosikan di akun-akun media sosial mereka.

TIPS: Kalau kamu memang memilih membuat produk digital seperti contoh sebelumnya, pemberian komisi 50% (atau bahkan lebih) dari harga produk sangatlah umum.

Hal ini dikarenakan, memang kamu gak perlu lagi buat produk (produksi lagi) dari awal. Buat sekali, profit berkali-kali. Insya Allah.

Cara Menjadi Affiliate Marketer Online

Kalau tadi kita membahas cara menjadi merchant, sekarang kita bahas gimana caranya jadi affiliate marketer secara online buat kamu.

Iya, kamu. XD

Btw, jadi affiliate ini gak seribet ketika kamu memutuskan untuk jadi merchant.

Kamu gak perlu acara cari ide dan buat produk. Cukup pilih produk dan promosikan.

Apa saja langkahnya?

  1. Review produk yang kamu pilih
  2. Mengumpulkan email (subscribers)
  3. Melakukan live (webinar)
  4. Scale up dengan PPC ads

Mari duduk dan kita jembrengkan satu-satu. :D

Review Produk

CATATAN: Platform untuk melakukan review ini bisa di mana pun. Entah blog khusus review, website pribadimu, cuap-cuap di Youtube, atau malah live di Facebook. You name it. Banyak banget.

Asumsinya, dalam keseharian tentu kamu sudah pernah memakai produk atau sekedar mencoba.

Yang perlu kamu lakukan sekarang (kalau kamu tidak berpengalaman sebelumnya), adalah melakukan review jujur terhadap produk tersebut secara publik.

Produk apapun boleh.

review produk

Misal kamu suka koleksi diecast, kamu bisa nge-review Hot Wheels langka atau keluaran terbaru.

Kamu suka baca buku? Ya, review-lah isi buku dan gimana kesanmu setelah baca buku itu.

Kamu bisa meningkatkan prosentase adanya pembelian produk dari review yang kamu buat dengan cara:

Membuat Perbandingan (Comparison Products)

Sangat jamak, kalau kamu hanya me-review satu produk, kesannya jadi bias.

Tapi, kalau kamu memajang (misal) minimal 2 produk — calon pembeli akan menimbang-nimbang, mana produk yang terbaik di antara keduanya.

Dan, kesan bias akan berkurang bahkan hilang.

TIPS: Paparkan dengan sadis baik kelebihan dan kekurangan produk yang kamu review. Ajak calon pembeli menggunakan akal sehatnya sebelum melakukan pembelian. Produk yang sempurna adalah keniscayaan.

(benar-benar) Serius Melakukan Review

Tak hanya lihat foto produk di internet, buat sales letter atau review (seadanya), lalu berharap ada banyak penjualan.

Calon pembeli jaman now sudah cerdas-cerdas. Paham kalau si reviewer fulan beneran pernah coba produk yang dia review atau enggak — ngeriset produk itu atau cuma asal-asalan.

Review produk yang kamu buat dengan serius — insya Allah akan benar-benar membantu seseorang (calon pembeli) yang membutuhkan produk tertentu.

Misal, kamu mau me-review vacuum cleaner. Ya, bagusnya kamu sudah pernah coba vacuum cleaner yang mau kamu review itu. Tahu gimana ngoperasiinnya, ada kendala di mana, dst.

Intinya, review yang kamu buat bermanfaat untuk si calon pembeli. :)

Mengumpulkan Email (Subscribers)

Email marketing merupakan salah satu embahnya dedengkot marketing online hingga saat ini.

Kalau kamu punya blog, tapi gak ada ikhtiar mengumpulkan email alias subscribers — yah, sebut saja kamu lagi melewatkan segenggam berlian dan sesuap kaviar. Wkwk.

Gimana enggak, wong para artis youtube(rs) aja gak sungkan kok minta di-subscribe.

Lakukan juga aktivitas minta subscribe ini di platform-platform yang kamu andalkan untuk mempromosikan produk affiliate.

Di sini, akan saya share 3 cara teknis pengumpulan email khususon buat kamu yang nge-review produknya pakai blog atau website.

TIPS: Saya memanfaatkan fungsi plugin pada WordPress untuk memudahkan prosesnya. Kalau kamu bukan WP user atau memang sudah gape ngulik koding di WordPress, dipersilakan.

Notification Bar

notif bar plugin

Yang disebut notif bar ini, semacam kotak notifikasi yang ngegantung di bagian atas website. Biasanya warnanya mencolok.

Yaiyalah, biar ngeh. Hehe.

Nah, di notif bar ini, kamu bisa tawarkan pada para pengunjung blogmu untuk berlangganan informasi review terbaru atau cara yang lebih baik: dengan menyogok mereka.

La, kok disogok?

Iyes, disogok dengan informasi gratisan yang bermanfaat nan berkualitas. Jadi, gak cuma nanti dapat review update dari kamu tapi juga sekaligus dapat free gift. Siapa coba yang gak suka sama yang gratis?

Misal kamu buat ebook yang berisi 3 atau 5 artikel review terbaikmu yang kamu susun ulang dengan apik sehingga manfaatnya benar-benar berasa untuk yang membaca. Jangan lupa — kalau bisa desain, buatlah yang menarik.

Setelah ebook-nya jadi, saatnya melakukan setting agar nanti ketika pengunjung blogmu ngeklik link yang ada di notif bar, mereka akan di-redirect ke halaman berisi form pengisian nama dan email. Selanjutnya, setelah mereka mengisi data di atas, mereka akan mendapatkan free gift kita janjikan dan… yes, kita dapat subscriber!

Yeye.. lala.. yeyeye. Gitu.

Oh ya, taktik free gift ini juga bisa kamu terapkan pada dua teknik berikutnya juga. Lokasinya saja yang berbeda-beda.

Rekomendasi plugin: WordPress Notification Bar.

Exit Popup

contoh popup

Kalau kamu pernah mendapati setelah membaca artikel di sebuah blog lalu ketika kamu mau menghapus tab browser, tetiba muncul popup berisi anuan — nah itu namanya exit popup.

Exit popup ini bisa diisi apa saja kontennya, termasuk permintaan untuk join berlangganan review update dari blogmu.

Rekomendasi plugin: Popups by OptinMonster

Widget Sidebar

optin widget

Old school but works.

Ingat ini baik-baik: jangan biarkan sidebar blogmu “berantakan” berisi terlalu banyak widget yang gak perlu.

Kalau kamu memang menginginkan pengunjung blogmu tidak hanya baca artikel tetapi juga menjadi pembaca setia (subscriber) blogmu, ya pasang call to action berlangganan via email saja di sidebar.

Satu call to action saja. Tidak lebih. Biar pengunjung blogmu gak bingung musti ngelakuin apa setelah baca artikel review yang kamu buat. Fokus.

Rekomendasi plugin:

Referensi layanan atau software email marketing:

SaaS: Kirim Email / GetResponse / Aweber

Self-hosted: CBAuto / Sendy / Mautic

Ketika kamu mempraktekkan ketiga teknik di atas (atau minimal satu), kamu bisa menghasilkan affiliate sales tanpa perlu mendapatkan trafik baru.

Cukup kirimkan email informasi penawaran produk, promo diskon, atau artikel review terbaru ke subscribers yang sudah kamu dapatkan. Kirimkan email kurang lebih sekali seminggu, untuk selalu terkoneksi dengan mereka.

Melakukan Live (Webinar)

Webinar makin populer sekarang.

Webinar atau sering disebut juga seminar online ini menjadi solusi bagi siapapun yang mau hadir di seminar atau live seseorang walau terpaut jarak yang jauh.

Faktanya, walau kamu sudah membaca review detail di sebuah blog, tentu akan lebih nendang kalau kamu disajikan demo bagaimana produk tersebut bermanfaat.

Kembali ke contoh kursus WordPress online mempercepat loading website, bisa saja kamu mempresentasikan via webinar sedikit materi kursus tersebut (seizin merchant, tentunya) yang nyata-nyata memberikan dampak signifikan pada blog yang didemokan.

Misal, pasang plugin X, agar masalah cache pada blog selesai dan menjadikan blog lebih ngacir.

Dan itu baru implementasi dari satu plugin. Belum trik atau materi lainnya.

Dengan memberi teaser macam begini dan kamu menyajikannya secara live, calon pembeli produk affiliate kamu akan makin panas dan penasaran.

Ingat, review yang dilakukan sungguh-sungguh akan meningkatkan konversi. Insya Allah.

Di akhir webinar, kamu bisa (bahkan wajib) memberitahu affiliate link produk yang kamu promosikan.

fb live

Oh iya, kamu gak usah pusing-pusing memilih platform webinar apa. Kamu bisa kok melakukan webinar hanya bermodalkan Facebook Live atau Youtube Live Streaming dari akun personal kamu. Gratis.

TIPS: Kalau kamu bisa mendapatkan diskon khusus dari merchant bagi pembeli produk yang mengikuti webinar yang kamu adakan — tentu lebih jos. :)

Scale Up dengan PPC Ads

scale up
Sumber foto: NeilPatel.com

Langkah keempat ini sebaiknya kamu lakukan kalau dapur kamu sudah ngebul kenceng dari affiliate marketing.

Kenapa?

Ya, namanya paid ads, tentu musti “bakar” duit. Makanya langkah keempat ini masuk ke langkah scale up.

Beli trafik dengan uang. Dengan beriklan di dua raksasa platform iklan saat ini: Facebook Ads atau Google Ads.

Perlu kamu garis bawahi, tujuan kamu beriklan biasanya akan berkutat seputar tiga ini:

  1. Mengundang orang untuk mendaftar webinar yang kamu adakan (yang ujungnya promosi)
  2. Menambah jumlah subscribers (yang lagi-lagi berujung promosi)
  3. Menambah jumlah penjualan

Mengutip dari PanduanIM, kalau yang namanya main paid traffic itu intinya adalah earning harus lebih besar daripada cost (iklan). Bahkan disebutkan untuk pemula sebaiknya menyiapkan modal minimal $1-2K untuk di awal percobaan.

Ntapdjiwa!

TIPS: Kamu bisa mempelajari cara beriklan di Google Ads atau Facebook Ads secara lebih komprehensif (sekaligus trik-triknya) dengan mengikuti kursus online atau komunitas berbayar yang berkualitas.

Jenis Affiliate Marketing

Sebelum kita mengeksplor network atau program mana saja yang kamu bisa join, ada baiknya kamu paham jenis-jenis dari affiliate marketing.

Pay Per Sale (PPS)

Kamu sebagai affiliate marketer akan mendapatkan komisi, ketika kamu berhasil menjual produk merchant (sale).

Pay Per Lead (PPL)

Berbeda dengan PPS yang kamu musti menjual produk atau jasa merchant, di PPL kamu cukup menjaring prospek (leads) untuk merchant dan kamu akan dapat komisi.

Pay Per Install (PPI)

Biasanya ditawarkan oleh merchant yang menjual atau menawarkan software.

Jadi, kamu akan dapat komisi ketika software atau aplikasi merchant diinstall oleh user.

Pay Per Call (PPC)

Yang ini mirip dengan PPL, hanya saja bukan merchant yang melakukan panggilan (followup) pada calon pembeli, melainkan pembeli yang langsung telepon (call) ke merchant.

Setiap call yang diterima merchant dari link affiliate, kamu akan dapat komisi.

Affiliate Marketing Network

clickbank

Berikut merupakan beberapa affiliate program atau network termasyhur baik dari dalam maupun luar negeri.

Secara umum, pendaftaran tiap network atau program ini gratis — hanya saja, beberapa di antaranya akan memberikan syarat-syarat tertentu sebelum kamu dibolehkan bergabung.

Pastikan kamu membaca halaman registrasi dengan teliti.

Amazon

Berdiri sejak tahun 1994 silam, Amazon yang awalnya bernama Cadabra ini merupakan sebuah toko online buku dulunya.

Sekarang?

Hampir semua dijual di Amazon. Dan kamu bisa ikut menjualkan produk-produk (fisik) Amazon dengan bergabung menjadi affiliate mereka.

Selain negara Amerika Serikat, kamu juga bisa mendaftar sebagai affiliate di negara sebagai berikut: Australia, Brazil, Canada, RRC, Perancis, Jerman, India, Italia, Jepang, Meksiko, Belanda, Spanyol, Turki, Uni Emirat Arab, dan United Kingdom.

Halaman affiliate: https://affiliate-program.amazon.com/

AliExpress

Kalau kamu cari lawan main dari Amazon berkebangsaan Tiongkok, search no more — silakan langsung daftar di AliExpress. Reputasinya, gak usah ditanya. Jos.

Halaman affiliate: https://portals.aliexpress.com/

Ebay

Senada dengan Amazon, Ebay merupakan salah satu e-commerce populer di US sana. Bedanya dengan Amazon, Ebay juga melayani lelang online untuk para user-nya.

Halaman affiliate: https://www.ebaypartnernetwork.com/files/hub/en-US/index.html

Rakuten

Mungkin jarang ada yang tahu, tetapi industri affiliate menasbihkan Rakuten sebagai Affiliate Network #1 di dunia selama 8 tahun berturut-turut.

Yah, anggap kamu kurang beruntung main affiliate Amazon, kamu bisa dengan mudah mengalihkan pandanganmu pada Rakuten yang asli Jepun ini. Ahay.

Halaman affiliate: https://rakutenmarketing.com/channels/affiliate/

Clickbank

Kalau Amazon mengkhususkan pada produk fisik, Clickbank kebalikannya. Clickbank khusus menjual produk digital, seperti ebook atau kursus online.

Popularitas Clickbank di Indonesia hampir menyamai Amazon di kalangan internet marketer Indonesia. Gak ada salahnya kamu juga mencoba peruntungan karir affiliate kamu di Clickbank.

Halaman affiliate: https://www.clickbank.com/affiliate-network/

TIPS: Kamu bisa pantau mana aja affiliate network dunia terbaik tiap tahunnya di tautan berikut ini:

Silakan pilih dan daftar sesukamu, sekuatmu. Gas!

Affiliate Marketing Indonesia

Geliat perkembangan industri affiliate di Indonesia semakin lama semakin berkembang pesat.

Ini terbukti dari banyaknya toko online baik mandiri maupun e-commerce nasional yang membuka program affiliate bagi siapapun yang ingin ikut memasarkan produknya. Berikut beberapa di antaranya yang bisa kamu ikuti.

Tokopedia: Belum membuka program affiliate, tapi kamu tetap bisa menjadi affiliate Tokopedia melalui affiliate network pihak ketiga (cek di bagian akhir).

Bukalapak: https://www.bukalapak.com/affiliate

Shopee: Belum membuka program affiliate, tapi kamu tetap bisa menjadi affiliate Shopee melalui affiliate network pihak ketiga (cek di bagian akhir).

Blibli: https://affiliate.blibli.com/affiliates/

Lazada: https://www.lazada.co.id/lazada-affiliate-program/

Zalora: https://www.zalora.co.id/partner/

Agoda: https://partners.agoda.com/

Ratakan: https://www.ratakan.com/afiliasi/

YukBisnis: https://affiliate.yukbisnis.com/

TIPS: Khusus untuk e-commerce, kamu sebenernya gak perlu daftar satu-satu program affiliate tersebut di atas. Ada pilihan network pihak ketiga yang mana sekali kamu daftar di situ, kamu akan langsung bisa promosi banyak merchant sekaligus. Langsung saja cus ke Ecomobi atau Involve Asia. (kamu bisa daftar menjadi affiliate Tokopedia dan Shopee di sini)

Kesimpulan

Sekali lagi, entah kamu memilih menjadi publisher AdSense atau affiliate — itu semata hanya pilihan. Artikel ini ditulis salah satu tujuannya adalah untuk membuka mata kamu kalau ladang rezeki di bisnis online tidak hanya AdSense belaka.

Yang manapun pilihan kamu, pastikan semua sudah kamu persiapkan dengan sebaik-baiknya sebelum kamu memulai kerja, kerja, kerja. Hehe.

Good luck!