Ini bukan tentang dimas kanjeng anu yang terkenal karena bisa perbanyak uang melalui rapalan aji-mumpung.

Saya mau bahas teknik yang cukup efektif untuk memperkaya diri secara finaisial. Yaitu menjual produk atau jasa digital.

Pengertian Produk Digital

Sebenernya ngga terbatas pada produk berupa item, tapi juga bisa dalam bentuk jasa. Kalau di luar negeri istilahnya:

  1. Digital goods
  2. Digital services

Secara fisik ngga bisa disentuh, tapi secara manfaat bisa dilihat dan dirasakan.

Digital goods itu contohnya; ebook, video, audio, graphic, dll. Sedangkan digital services bisa berupa jasa PBN, penulis konten, video editing, dan lainnya.

Kelebihan Produk Digital

Suatu hari, saya duduk dalam sebuah forum diskusi yang saat itu saya merasa bahwa produk digital ini someday harus saya garap secara serius.

Intinya, ada dua kelebihan yang sangat signifikan yang saya dapat dari forum diskusi tersebut mengenai produk digital.

  1. Tidak membutuhkan biaya produksi.(*)
  2. Tidak membutuhkan biaya distribusi.

Yang mana dua hal itu merupakan tahapan yang sangat krusial dalam bisnis konvensional (non-digital).

Bukan benar-benar tidak butuh biaya produksi, produk digital seringkali hanya butuh satu kali biaya produksi (tidak berulang), dan biaya tersebut cenderung sangat murah. Sah-sah saja kalau akhirnya dikatakan “tidak butuh biaya produksi”.

Tidak ada ongkos kirim (distribusi). Beli hari itu, diterima hari itu juga. Dikirim melalui email, aktivasi akses membership, atau link download. Ngga peduli pembeli ada di daerah mana, ngga ada tambahan biaya.

Pada akhirnya, karena tidak ada dua hal tersebut, maka keuntungan atau profit dari produk digital bisa sampai angka 90% atau bahkan 100%. Dijual seharga Rp200.000 misalnya, ya sebesar itu pula profit yang didapat.

Kelebihan lainnya, untuk produk-produk tertentu harganya bisa sangat tinggi (abu-abu) tergantung mood si penjual.

Studi Kasus Produk Digital di Indonesia

Digital goods dan digital services ini memang sudah sangat populer dan umum di luar negeri. Untuk di dalam negeri, masih segelintir produk digital yang bisa dikatakan benar-benar pecah.

Beberapa contoh digital goods dalam negeri:

  1. InsightZilla dan DigZilla punya Nofi Bayu Darmawan
  2. The Graph dan Virol punya Yudhis Adi Nugroho
  3. Video Dua Kodi Kartika punya Rendy Saputra

Untuk digital services kita ambil sample ini:

  1. Kontenesia.com dan Arsip.co sebagai jasa penulis konten yang dikelola Anggi Krisna dan Ari Maulana
  2. Jasa SEO yang saya kelola, hehe

Mari kita bahas satu per satu.

Nofi Bayu Darmawan

InsightZilla dan DigZilla mengklaim total penggunanya lebih dari 5.000 users. Yang mana kedua produk itu dijual dengan harga sama yaitu Rp485.000.

Saya ambil asumsi seperti ini:

  1. Semua penjualan adalah melalui affiliate marketer.
  2. Ada komisi 50% untuk setiap penjualan.
  3. Sepertinya biaya produksi tidak sampai Rp50.000.000.

Omzetnya adalah Rp2.425.000.000 (dua miliar). Yang bersih masuk ke kantong owner lebih kurang Rp1.162.500.000 (satu miliar). Interesting, right?

Yudhis Adi Nugroho

The Graph diklaim telah digunakan lebih dari 13.000 orang, yang harganya adalah Rp500.000. Sedangkan Virol diklaim telah memiliki 3.000 lebih pengguna, yang per tahun dikenakan biaya Rp449.000 (saya jadikan Rp440.00 saja biar gampang).

Saya gunakan asumsi yang sama seperti sebelumnya:

  1. Semua penjualan adalah melalui affiliate marketer.
  2. Ada komisi 50% untuk setiap penjualan.
  3. Sepertinya biaya produksi tidak sampai Rp50.000.000.

The Graph:

Virol:

The Graph ini one time payment, sedangkan Virol dibuat recurring (berulang dalam jangka waktu).

Rendy Saputra

Ada banyak sekali yang berjualan video pelatihan atau video tutorial, salah satunya kang Rendy. Kalau merujuk di websitenya, paket belajar video ini dibanderol seharga Rp495.000.

Tapi saya tidak menemukan data ada berapa users yang sudah join di kelas tersebut. Lagi-lagi saya berasumsi saja, untuk sekelas kang Rendy, ada lah ya kalau 3.000 users.

Ringkasnya, dengan asumsi perhitungan di atas, profitnya berkisar 700-an juta.

Anggi Krisna dan Ari Maulana

Sebagai penyedia jasa konten, Kontenesia dan Arsip.co ini tergolong mahal di kalangan publisher. Segmen pasar mereka memang bukan publisher biasa.

Saya ngga bisa banyak menampilkan data, karena saya ngga tau terlalu detail di dalamnya. Hanya saja seingat saya mas Anggi pernah klaim sudah mencairkan sampai di angka ratusan juta untuk semua pasukan penulisnya.

Jasa SEO

Detail landing page nya bisa kamu lihat di sini. Kebanyakan klien saya adalah orang yang sudah malang melintang dan mengerti betul dunia SEO.

Kalau kamu tulis jasa SEO di Google, kebanyakan yang muncul di sana menggunakan harga yang sangat rendah, dan memang pada kenyataannya mereka menggunakan Google Ads sebagai service yang mereka tawarkan, jadi bukan pure SEO.

Orang-orang yang datang ke saya adalah mereka yang memang ingin mendapatkan organic traffic dan bukan orang baru dalam SEO. Saya sengaja mengincar klien di kategori ini dengan memasang tarif standar SEO. Kecil kemungkinan orang yang baru kenal SEO mau mengeluarkan uang sebesar yang saya patok.

Saya ngga perlu buka data transaksinya ya, hihi.

Cara Membuat Produk Digital

Untuk bisa menciptakan produk digital emang ngga mudah ya. Ada beberapa hal pokok yang harus disiapkan.

Ide Otentik

Untuk apa membuat produk yang sudah dibuat oleh orang lain? Kemungkinan penggunanya tidak bisa maksimal.

Kunci mendapatkan ide yang otentik yaitu dengan cara menemukan common problems yang terjadi di dalam sebuah komunitas masyarakat. Dan produk digital yang akan kamu buat itu adalah jawaban dari problems yang ada.

Ide otentik ini juga bisa berupa pengalaman hidup yang pernah kamu rasakan. Misalnya:

Tim Solid

Kerjasama yang bagus ini harus ada ketika masuk pada tahap awal produksi. Iya, produk digital ini memang hanya satu kali diproduksi yang kemudian bisa berkali-kali dijual tanpa produksi lagi.

Untuk mendapatkan hasil akhir yang sesuai harapan, kamu perlu mengkondisikan tim agar mengerjakan tugas sesuai dengan tupoksi dan target yang ditetapkan.

Saya pernah tulis ini lebih lengkap di materi Manajemen Sumber Daya Manusia, Cara Membentuk Super Tim.

Cara Memasarkan Produk Digital

Yang paling umum digunakan oleh banyak product developer yaitu memaksimalkan strategi affiliate marketing.

Mengizinkan orang lain untuk menjual produk tersebut dan mendapatkan komisi dari setiap penjualan yang terjadi.

Cara ini emang terbukti ampuh mendongkrak penjualan dalam waktu singkat. Tapi selain menggunakan cara itu, ada juga beberapa cara lain yang bisa dipakai.

Google Ads

Kalau produknya seperti produk belajar Quran, sangat mungkin untuk dijual menggunakan Google Ads (AdWords). Karena “cara membaca quran” dan “cara menghafal quran” adalah keyword yang cukup banyak pencariannya.

Facebook dan Instagram

Tinggal minta dan bayar Facebook untuk menampilkan promosi kita di FB dan IG. Saya ngga perlu kasih contoh ya, kamu pasti udah sering menemukan iklan-iklan produk digital yang berseliweran di timeline akun kamu.

List

List ini meliputi email dan akun-akun personal kamu. Kalau kamu adalah orang yang bisa meng-influence, kamu pasti punya cukup banyak follower setia yang selalu menunggu apa-apa yang kamu publish. Karya yang kamu wujudkan, tips-trik yang kamu bagikan, inspirasi yang kamu sampaikan, dst.

Jadi, cukup update produk digital kamu melalui akun personal atau database email yang kamu punya.

Berbagai Ide Produk Digital

Saya akan coba tulis bermacam ide yang bisa kamu kembangkan untuk dibuat menjadi produk digital.

  1. Video belajar bahasa (Inggris, Arab, dll)
  2. Aplikasi pendukung toko online
  3. Aplikasi memudahkan blogger
  4. Video pembelajaran bisnis
  5. Manajemen rumah tangga
  6. Produk turunan ilmu fotografi
  7. Kumpulan studi kasus dalam bidang tertentu
  8. Data-data yang bersifat eksklusif
  9. Terbitkan buku versi digital
  10. Membuat kelas belajar (webinar) premium

Sekian, semoga mangfangad.