Cukup Untuk Hidup

Update blog lagi ah. Masih bahas tentang al-ghina atau kekayaan.

Para ulama membagi dua pengertian al-ghina ini. Ada yang bilang kaya hati, ada yang berpendapat maknanya sebagaimana nash-nya yaitu harta kekayaan berupa materi.

Ada salah satu doa yang diajarkan Nabi SAW.

اللَّهُمَّ إنِّي أسْألُكَ الهُدَى ، والتُّقَى ، والعَفَافَ ، والغِنَى

Doa di atas adalah permintaan pada Allah atas petunjuk, taqwa, ‘afaf (perlindungan dari maksiat), dan ghina.

Saya pribadi dalam melihat ghina ini lebih pas ketika saya gabungkan kedua pendapat itu. Hati harus merasa kaya, selalu siap legowo dengan setiap pemberian (takdir ketetapan) Allah, juga selalu berharap dimudahkan dalam urusan-urusan materi.

Tentang Uang

Mengorbankan apa saja demi mendapatkan sesuatu, maka sesuatu tersebut telah menjadi ilah. Secara sederhana ilah adalah tuhan. Laa ilaha illa-Allah.

Sering ya kita secara ngga sadar menjadikan benda, kesenangan, bahkan manusia sebagai ilah kita. Sampai saat ini saya juga masih belajar banyak tentang ini. Menempatkan sesuatu pada tempatnya.

Ngga ada uang kita ngga makan, tapi niat cari uangnya seringkali salah.

Saya sama istri belajar bareng mencukupkan diri dengan nominal tertentu setiap bulan. Alhamdulillah Allah kasih lebih, lebihnya itu kita kembalikan lewat jalur-jalur yang sudah diajarkan Islam.

Alhamdulillahnya, dengan nominal yang udah dibuat seminimal mungkin itu, ternyata masih ada aja sisanya. Saya sama istri seleksi apa saja yang urgent untuk dikerjakan dengan uang. Dibuat semepet mungkin, seminim mungkin.

Di satu sisi kami belajar bagaimana uang jangan sampai masuk menutup mata dan hati kita. Bahaya.

Memahami Tujuan Hidup

Hidup pasti mati. Kita dikebumikan cuma bermodal kain kafan. Harta bakal jadi warisan. Teman kita cuma amal kebaikan, itupun kalau cukup :(

Saya ngga kebayang bakal seperti apa nanti di alam akhirat dengan dosa-dosa yang menggunung, yaa rabb.

Alasan itu yang menjadikan kami berupaya memutar dana yang ada untuk tabungan akhirat kelak. Dengan penuh harap timbangan kebaikan nanti bisa jauh lebih berat dari amal keburukan. Dengan penuh harap niat dan amal kebaikan bisa jadi washilah turunnya ridha, rahmat dan maghfirah Allah SWT atas kesalahan-kesalahan yang terjadi.

Cari uang yang banyak untuk modal tabungan dan investasi yang sebenar-benar investasi.

Fungsionalitas Barang

Efeknya, selama barang masih bisa berfungsi sebagaimana fungsi utama, maka kami tidak akan ganti barang baru. Selama ada harga yang paling murah dengan fungsi yang sama, itu yang kami beli. Selama masih bisa diusahakan yang second, ini yang kami ambil.

Bukan berarti kosakata gengsi sudah hilang dari benak kami. Masih ada pasti. Cuma, kami sedang belajar untuk benar-benar menghilangkannya.

Saya pribadi bersyukur ketika saya udah sangat kudet terhadap perkembangan produk-produk di pasaran. Artinya harapan saya diijabah oleh Allah. Kami berlindung dari nafsu yang tidak pernah merasa cukup, begitu doa yang diajarkan Nabi SAW.

Di keluarga, 8 tahun lalu kalau pada mau beli sebuah produk pasti tanya saya dulu, apalagi barang-barang elektronik. Sekarang kebalikannya, saya ngga tau apa-apa tentang fitur barang-barang baru.

Saya selalu tanya ke orang kalau mau update info produk tertentu, kadang lihat YouTube, tapi seringkali lihatnya ketika tanggal release produk itu udah berbulan-bulan lalu (telat).

Sebelumnya saya pernah tulis singkat tentang asiknya punya sedikit barang.

Uang Selalu Diputar

Setelah menentukan nominal yang se-minim mungkin untuk kebutuhan bulanan, kami berusaha untuk memutar uang ke sebanyak mungkin tempat (titik). Ngga boleh ngendap berlebihan. Ya fungsi uang sebagai washilah backup tetap kami terapkan.

Secara umum diputar untuk keperluan:

  1. Muamalah (bisnis, rihlah mungkin, hadiah, dll)
  2. Untuk kebermanfaatan orang lain

Itu juga yang diajarkan Nabi SAW.

Ngga Akan Berkurang

Masya Allah, rumus ini bener-bener kami rasakan nyata di depan mata. Meski ulama beda pendapat tentang tidak berkurang ini apakah kaitannya dengan hal duniawi atau keberkahan akhirat.

Insya Allah kami sendiri merasakan beberapa diantara program-program kami memang nyaris tidak ada perubahan signifikan dari sisi keuangan (ngga defisit). Seberapapun nominal yang kami keluarkan untuk program A, insya Allah ngga lama nilai itu balik lagi entah dari mana.

Perbarui Niat

Laa haula wa laa quwwata illa billaah. Bahkan niat-niat kebaikan kita saja ngga akan ada kalau bukan karena pertolongan Allah. Sebagai bentuk syukur atas diberikan kemampuan membuat niat baik sampai tataran mengamalkannya, maka menjaga niat itu supaya tetap seperti awal adalah mutlak.

Kadang ada saja besitan dalam hati untuk ini dan itu, bahkan ngga jarang bener-bener udah melenceng sampai tahap perbuatan. Kalau sudah begini segera istighfar dan kembalikan lagi sesuai niat awal. Bersihkan polusi-polusi yang ada.

Simpulan

Ngga ada kesimpulannya, insya Allah udah jelas, hehe.

12 thoughts on “Cukup Untuk Hidup”

Yakin Ngga Mau Komen?