It’s My Life, When Someone Says “You Are Crazy”

Ibrahim Vatih
27 July 2011

Oh iya, tidakkah kau khawatir dengan manusia heterogen di sekitarmu?

Terkadang begitu, tapi aku mempunyai prinsip yang dengannya aku mampu bersandar dengan baik, dan itu cukup menjagaku dari kontaminasi heterogen, dengan tetap mempertahankan pemahaman yang ada di dalam hati.

Kau membuatku serasa bagaikan anak kemarin sore, bagaimana kau bisa menjamin hal itu?

Kurasa karena aku bisa membawa diri dengan baik.

Sudah berapa lama kau berada di sini?

Beberapa hari.

Sebelumnya?

Banyak tempat, selalu berpindah-pindah.

Berapa usiamu, nak?

19.

19 tahun. Bukankah seharusnya saat ini kau sedang belajar di sebuah kampus? Dan kemudian mendapatkan pekerjaan? Dan membuat sesuatu yang berarti dalam hidupmu?

Dengar tuan. Kurasa karir adalah penemuan abad 20, dan aku tak cocok dengan itu. Kau tak perlu mencemaskan orang sepertiku. Aku sudah selesai kuliah jauh sebelum mengenal kampus. Aku bukan orang melarat. Aku hidup seperti ini karena ini pilihanku. Aku hanya menginginkan kebebasan menyelimuti setiap sudut kehidupan yang kujalani. Terkadang, memang tidak sedikit orang yang menganggapku gila dengan semua yang kujalani sekarang dan mungkin seterusnya. Tapi, mereka tak pernah dan tak mau tau bahwa betapa indahnya hidup ini jika dijalani dengan penuh kebebasan.

Dulu, aku pernah bertemu seseorang sepertimu, nak. Manusia dengan obsesi terlampau tinggi. Kini ia mengemis di setiap sudut kota, putus asa karena tak pernah sampai apa-apa yang ia inginkan.

Mungkin nasibku juga bisa seperti orang itu, dan mungkin juga sebaliknya. Tinggal bagaimana sikapku dalam menyamakan ritme antara hati, pikiran, dan perbuatan.