Membangun Authority

Ibrahim Vatih
22 August 2020

Kalau kamu mendalami hakikat authority, kamu akan sadar bahwa ini barang aneh. Karena dengan barang intangible inilah hampir segala keperluan bisa terwujud.

Kamu orang yang ahli dalam suatu bidang, tapi kalau ngga ada orang yang tau kamu, ya sama aja.

Banyak Peluang Tak Diundang

Saya percaya sama konsep ikhtiar dan sunnatullah. Dengan authority ini Allah ciptakan skema canggih bahwa “rejeki dari arah yang tak disangka-sangka” itu kekuatannya bisa ditambah.

Kalau dalam keadaan normal, “rejeki dari arah yang tak disangka-sangka” datang hanya 10 kali dalam setahun, maka dengan adanya authority, dia bisa datang 30 kali dalam setahun.

Jadi, authority ini juga berposisi sebagai aset.

Kalau aset fisik bisa memberikan saya passive income, maka authority bisa memberikan saya passive opportunity.

Tentu semuanya terjadi karena kemudahan dari Allah.

Saking banyaknya peluang yang datang, saya sampe ngga kuat nampung, masya Allah.

Dalam setahun, mungkin ada ratusan peluang yang langsung ketok pintu rumah saya. Dan di posisi ini saya semacem dikasih pilihan yang gampang banget untuk bilang “oh ini boleh”, “yang ini kurang cocok”, “wah, bagus banget ini”, dst.

Pilah-pilih peluang udah macem pilih makanan di pujasera.

Tingkatkan Positioning

Yang saya pribadi rasain, di dalem diri saya ini terinstall semacam apps yang tugasnya menjadi daya tawar untuk lawan bicara.

Ya tapi tentu aja value ini baru works kalau lawan kita bisa ngebaca authority yang kita punya.

Kalau saya senggolan sama orang di jalan, dia akan tetep punya potensi marah sama saya. Beda kalau saya ngga sengaja senggol santri, bisa jadi si santri ini yang minta maaf duluan sama saya. Kira-kira gitu ya.

Suara kita akan didengar dan dipertimbangkan.

“Gimana kalau ini dibuat begini aja..”

“Menurut saya, yang ini dihilangkan, soalnya resikonya terlalu besar..”

Dalam prakteknya, kita juga bisa jadikan authority sebagai value proporsi kepemilikan saham.

Kalau saya ngga punya authority, saya setor dana 40 juta, saya dapet saham 30%. Tapi kalau saya punya authority, saya setor dana 30 juta, saya dapet saham 40%. Aneh kan, tapi ini real.

Saya memasukkan value dan authority saya ke dalam perusahaan. Bisa sebagai penasehat, konsultan, karena pengalaman yang saya punya (yang menjadikan saya punya authority).

Misalnya para pihak belum ada sepakat bahwa saya setor 30 juta tapi bisa dapat 40%, saya bisa percaya diri meyakinkan semuanya dengan kapasitas saya. Nawar.

Ya sekitar 70% usaha saya untuk nawar itu berhasil, 30% nya gagal. Not bad lah.

Dengan authority, lebih banyak peluang yang dateng.

Mendekatkan Jarak dengan Orang Berkualitas

Saya sering disapa sama orang yang mungkin buat kebanyakan orang susah untuk ditemui, susah untuk diajak komunikasi.

Saya juga ngerasa gampang aja untuk mendekat ke orang-orang tertentu ini.

Makin lama authority ini makin menguat sendiri, dan jarak kita dengan orang-orang berkualitas semakin pendek/dekat.

Pernah dengan teori six degree of separation? Kalau kita lebih akrab sama term “temennya temen”, dan temennya lagi, temennya terus.

Jadi jarak kamu dengan siapapun orang di muka bumi ini, itu cuma 6 tingkat/level atau kurang. Dengan catatan orangnya masih hidup.

Misal, kamu dengan presiden Amerika sekarang (saat tulisan ini saya buat), Donald Trump.

Kamu kenal saya, saya kenal Aresdi Mahdi juga Gesa Falugon, Ares dan Gesa kenal pak Sandi Uno, pak Sandi kenal pak Joko Widodo, pak Jokowi kenal mr. Barrack Obama, mr. Obama kenal mr. Trump.

  1. Saya
  2. Ares/Gesa
  3. Sandi
  4. Jokowi
  5. Obama
  6. Trump

Jarak level ini akan makin deket kalau kamu punya authority.

Kalau authority saya udah sekuat Sandi, jarak saya ke Trump cuma selisih 2 orang.

Tinggal diatur aja siapa orang berkualitas yang mau kamu samperin. Misal pak ustadz, pak kyai, pengusaha A, ahli B, dst.

Saya pernah ketemu sama temen yang udah lama ngga kontakan, kita ngobrol ternyata dia kenal akrab sama orang kepercayaan Buya Yahya. Per saat itu, valid bahwa jarak saya sama Buya Yahya cuma 2 orang aja.

Apalagi temen saya ini pernah dapet akses khusus ketemu Buya Yahya lewat temennya yang jadi orang kepercayaan beliau tadi.

Ya begitulah kira-kira.

Rekayasa Penghasilan

Banyak orang yang bingung apa yang harus dilakukan gimana supaya punya penghasilan 10 juta per bulan. Akhirnya apa aja mau dilakukan biar dapet penghasilan.

Dengan breakdown sederhana ini, semoga bisa memberikan ilustrasi:

  1. Menangani 10 client yang masing-masing bayar 1 juta.
  2. Menangani 2 client yang masing-masing bayar 5 juta.

Bisa dipahami kan?

Menangani 10 client itu butuh lebih banyak:

  • Waktu
  • Tenaga
  • Pikiran
  • Sumber daya
  • Biaya

Itu belum sama hasil yang biasanya ngga maksimal, karena terlau banyak resource yang terbagi.

Mending cuma dapet 2 client tapi duitnya sama. Waktu dan tenaga yang ada bisa dipakai untuk keluarga, belajar, tambahan waktu santai.

Saya buka jasa SEO harga 30 juta, yang dateng ada aja, sampe ada yang saya tolak tapi tetep maksa minta dikerjain sama saya. Padahal yang lebih murah dari saya banyak, yang lebih mahal juga ada.

‘Ala kulli haal, alhamdulillah.

Pada akhirnya, dengan authority, pasarlah yang dipaksa untuk ikut sama cara kita, ngga melulu kita yang tunduk sama kemauan pasar.

Gitu.