Sebelum menjawab pertanyaan di atas, ada baiknya kamu membaca artikel lainnya yang berjudul Pentingnya Membangun Authority Site.
Saya kutip ulang apa yang ada dalam artikel tersebut,
Authority site bisa sangat fleksibel, karena fleksibilitasnya yang keterlaluan, dalam satu authority site, kamu bisa mempraktekkan sebuah kalimat yang sudah masyhur; sekali dayung, dua tiga pulau terlampaui. Di dalam autority site sangat mungkin berjualan, branding, AdSense dan berbagi ilmu sekaligus, melebur jadi satu.
Apapun bahasa yang kamu gunakan dalam website yang ingin kamu bangun untuk meraup dolar lewat AdSense, pastikan bahwa langkah yang kamu lakukan adalah membangun situs authority, bukan situs kaleng.
Saya mempunyai pengalaman yang cukup untuk AdSense berbahasa Indonesia. Saya mengelola 2 situs berbahasa Indonesia yang memiliki traffic dan penghasilan tinggi dari AdSense.
Secara effort kerja, membangun situs Authority untuk bahasa Inggris sangat bagus, ini akan menjadi mudah untuk kamu yang mengerti dan bisa menulis konten dengan baik dalam bahasa Inggris, tapi bukan berarti konten berbahasa Indonesia tidak bisa menghasilkan.
Secara khusus saya menulis konten premium yang membahas secara blak-blakan disertai gambar tanpa inspect element :P terkait monetize konten bahasa Indonesia melalui Google AdSense. Jika kamu masih sering mengeluh tentang kecilnya penghasilan melalui website bahasa Indonesia, konten premium tersebut sangat cocok untuk kamu. Di sana dibahas bagaimana saya menghasilkan setidaknya Rp20.000.000 per bulan dari 1 website berbahasa Indonesia. Not bad lah.
Rumus bermainnya sama, yaitu membangun website dengan konten berkualitas (baca: Apa yang Dimaksud Konten Berkualitas?). Atau menggunakan strategi konten viral (baca: Membuat Konten Viral Berkualitas).
* * *
Oke, sekarang kita bahas kelebihan dan kekurangan pada masing-masing bahasa.
Bahasa Inggris
Kelebihan
- Cakupan global, seluruh dunia.
- Tema atau niche yang dibahas sangat luas tanpa mengurangi segmen pembaca yang signifikan. Misal tema olahraga basket. Tentu bahasa Inggris unggul karena point nomor 1.
- Variasi iklan lebih banyak.
- Harga iklan secara umum lebih tinggi.
- Hanya dengan shared hosting, sudah bisa mendapat pemasukan yang tinggi.
Kekurangan
- Untuk kamu yang lemah di bahasa Inggris, ini sangat menyulitkan, bukan hanya masalah pembuatan konten, tapi juga riset keywordnya. Solusinya, bisa hire penulis konten. Atau duet kolaborasi dengan kerabat yang bisa melakukannya. Saya sendiri (karena hanya bisa passive di bahasa Inggris) hire penulis dan dibantu oleh saudara saya yang menguasai bahasa Inggris.
- Agak susah untuk penulis konten, karena load yang tinggi, juga kualitas yang perlu diseleksi. Bayangkan, 1 penulis biasanya handle banyak proyek sekaligus. Alternatifnya bisa hire penulis luar, secara kualitas bagus, kuantiti juga ada, tapi harga bisa beberapa kali lipat.
Bahasa Indonesia
Kelebihan
- Mudah produksi konten.
- Pengguna internet Indonesia sangat besar, pasar yang tak boleh dilewatkan begitu saja. Ini mengapa saya juga membangun web dengan niche berbahasa Indonesia. Lumayan lah dana yang diterima bisa buat pengembangan lain (ikut grup premium, beli tools, theme, beli backlink, peningkatan produksi konten, dll).
- Tidak terlalu sulit mencari penulis konten. Ada banyak komunitas penulis, tinggal diseleksi.
Kekurangan
- Harga iklan rendah.
- Variasi iklan minim. Iklan yang muncul itu-itu saja. Lazada, Zalora, Bhinneka, dkk-nya.
- Butuh VPS untuk hasil yang maksimal karena untuk pendapatan tinggi, butuh pengunjung yang tinggi juga (point nomor 1). Walhasil, perlu didukung server yang kokoh untuk menampung puluhan ribu visitor.
Kesimpulan
Jangan pernah lagi membedakan bahasa Indonesia atau Inggris, kamu hanya dituntut untuk kreatif melakukan pendekatan pasar dan menciptakan konten yang sesuai. Semuanya harus didesain dengan baik.
Saya the-end-kan dulu.