Dalam berbisnis, tentu saja kita menginginkan produk yang kita jual dibeli oleh pembeli. Tentu saja hal tersebut tidaklah mudah, kita perlu mempromosikan produk yang kita jual.
[toc]
Apa itu Promosi?
Promosi dalam arti pemasaran menurut KBBI adalah kegiatan komunikasi untuk meningkatkan volume penjualan dengan pameran, periklanan, demonstrasi, dan usaha lain yang bersifat persuasif.
Menurut Philip Kotler, promosi merupakan salah satu bauran pemasaran (marketing mix) yang memiliki 4 variabel:
- Periklanan
- Personal Selling
- Sales Promotion
- Publikasi
Mempromosikan produk itu mudah, namun kalau kita ingin melakukannya secara efektif, akan lain ceritanya.
Mengapa Perlu Promosi Produk Secara Efektif?
Mempromosikan produk secara efektif tentu saja memiliki tujuan agar usaha promosi yang dikeluarkan sepadan ataupun memiliki nilai lebih.
Uang, tenaga, maupun waktu untuk melakukan promosi tentu saja terbatas, tidak unlimited.
Jenis-Jenis Promosi Produk
Jenis-jenis promosi dapat dikategorikan menjadi dua, yaitu:
- Promosi produk secara offline
- Promosi produk secara online
Mindset yang Digunakan untuk Promosi Produk
Terdapat 3 mindset yang harus dimiliki seorang pebisnis maupun pemasar agar dapat mempromosikan produknya secara efektif:
- Menentukan segmentasi pasar
- Melakukan targeting
- Positioning produk yang tepat
Kita bahas satu-satu..
Dapat Menentukan Segmentasi Pasar
Philip Kotler dan Gary Amstrong dalam bukunya mendefinisikan segmentasi pasar sebagai pembagian sebuah pasar menjadi beberapa kelompok pembeli yang berbeda.
Segmentasi pasar dapat dimaksudkan sebagai pembagian pasar yang berbeda-beda (heterogen) menjadi kelompok-kelompok pasar yang homogen.
Setiap kelompoknya bisa ditargetkan untuk memasarkan suatu produk sesuai dengan kebutuhan, keinginan, ataupun karakteristik pembeli yang ada di pasar tersebut.
Dalam menentukan segmentasi pasar ada 3 hal yang harus dipahami, yaitu:
Geografi
Geografi dalam segmentasi pasar memiliki arti di mana produk itu akan dipasarkan? Berada di negara apa? Seberapa banyak penduduk negara tersebut? Apakah termasuk daerah perkotaan atau pedesaan? Bagaimana Iklim/ di tempat tersebut?
Semisal, menjual pupuk khusus tanaman strawberry. Maka segmentasi geografinya akan seperti ini:
- Negara: Indonesia
- Kota: Kabupaten Bandung
- Jenis Kota: Pedesaan
- Iklim: Dingin (daerah dataran tinggi)
Mengapa perlu melakukan segmentasi geografi?
Mudahnya, coba berjualan pupuk khusus tanaman strawberry di Jakarta, dengan jenis kota metropolitan dan iklim yang panas. Pasti tidak akan cocok, karena strawberry tidak ditanam di daerah tersebut.
Demografi
Demografi dalam segmentasi pasar memiliki arti tentang kependudukan. Produk yang dijual untuk umur berapa? Untuk jenis kelamin apa? Berapa pendapatannya? Bagaimana tingkat pendidikannya? Agama, ras, maupun kebangsaan termasuk dalam demografi.
Semisal, menjual mobil Avanza. Maka segmentasi demografinya akan seperti ini:
- Umur: 25-45 Tahun
- Jenis Kelamin: Pria
- Pendapatan: Rp10.000.000 sampai Rp50.000.000 per bulan
- Tingkat Pendidikan: di atas SMA
Mengapa perlu segmentasi demografi?
Coba kita naikkan tingkat pendapatannya menjadi Rp500.000.000 per bulan, dengan tingkat pendapatan yang lebih tinggi menyebabkan seseorang dapat membeli produk di tingkat harga yang lebih tinggi.
Mobil avanza yang dijual 200 juta-an cenderung tidak akan disenangi bagi yang pendapatannya 500 juta per bulan, karena ia dapat membeli mobil dengan harga yang lebih tinggi daripada pendapatannya.
Menjual produk celana dalam pria, jangan kita definisikan demografinya untuk jenis kelamin perempuan, tentu saja tidak akan dibeli.
Lalu, bagaimana dengan produk bayi? Jangan kita promosikan produknya ke bayi, namun promosikan ke umur orang tua yang memiliki bayi.
Semisal, rata-rata umur menikah 25 tahun, maka akan tepat jika kita mempromosikan produk tersebut ke orang yang memiliki umur 23-30 tahun. Jangan, mempromosikan ke umur di bawahnya atau terlalu tinggi di atasnya, kemungkinan besar akan kurang tepat.
Psikografi
Segmentasi psikografi fokus kepada kelas sosial dan gaya hidup dari seseorang.
- Kelas Sosial: Kelas bawah, Kelas menengah, Kelas menengah atas, Kelas atas.
- Gaya Hidup: Kebiasaan membeli, Kebiasaan berpakaian, dsb.
Mengapa perlu segmentasi psikografi?
Semisal, menjual mobil Alphard. Secara geografi tinggal di kota metropolitan dan secara demografi memiliki penghasilan lebih dari Rp150.000.000, namun ia memiliki gaya hidup sederhana dan pembelian yang tidak impulsif.
Hal ini bisa menyebabkan orang tersebut memiliki prioritas segmentasi yang lebih rendah dibandingkan orang yang memiliki geografi dan demografi dengan segmentasi psikografi memiliki gaya hidup hedonis dan pembelian impulsif akan lebih diutamakan.
Dapat Melakukan Targeting
Tidak hanya berhenti mengidentifikasi segmentasi. Namun, harus bisa memilih sasaran pasar yang tepat. Oleh sebab itu kita perlu mempelajari cara melakukan targeting.
Targeting adalah aktivitas memilih dan mengevaluasi satu maupun lebih dari suatu segmen.
Karena kita akan kesulitan untuk memenuhi semua keinginan pasar, kita dapat memenuhi keinginan pasar sesuai dengan produk yang ada. Hal ini perlu dilakukan agar promosi produk yang dilakukan tepat sasaran.
Tips dalam menentukan targeting yang tepat:
- Kemampuan daya beli akan produk ini seberapa besar? Jika produk mahal, maka ditujukan untuk kalangan atas
- Keterkaitan daya beli dengan tempat tinggal? Jika daya beli tinggi, maka cenderung berada di kota metropolitan
Terdapat produk yang sama dengan tingkat harga yang berbeda.
Mukena Premium 600 Ribu
Segmentasi Geografi:
- Negara: Indonesia
- Kota: Jakarta
- Jenis Kota: Metropolitan
Segmentasi Demografi:
- Jenis Kelamin: Wanita
- Umur: 25-35 Tahun
- Pendapatan: di atas Rp5,000,000 per bulan
- Tingkat Pendidikan: di atas SMA
Segmentasi Psikografi:
- Gaya Hidup: Memiliki kecenderungan positif terhadap produk premium, kelas sosial atas, mengutamakan merek produk.
Mukena Standar 90 Ribu
Segmentasi Geografi:
- Negara: Indonesia
- Kota: Klaten
- Jenis Kota: Kota Satelit
Segmentasi Demografi:
- Jenis Kelamin: Wanita
- Umur: 25-35 Tahun
- Pendapatan: di atas Rp<2,000,000 per bulan
- Tingkat Pendidikan: di atas SMA
Segmentasi Psikografi:
- Gaya Hidup: Memiliki kecenderungan kelas sosial menengah kebawah, mengutamakan fungsi produk.
Sangat tidak efektif kalau kita memasarkan produk 600 ribu dengan targeting seperti produk 90 ribu, dari sisi kemampuan beli akan kurang bahkan tidak ada, menyebabkan produk menjadi tidak laku.
Dapat Menentukan Positioning Produk yang Tepat
Positioning produk dapat dideskripsikan sebagai persepsi konsumen yang dibentuk oleh keinginan pemilik produk. Ini Untuk dapat menonjolkan persepsi tersebut, produk harus memiliki ciri khas tertentu. Sebagai contoh:
- Produk: Okky Jelly Drink
- Positioning pemilik produk: Minuman yang dapat menunda lapar
Positioning yang ingin didapatkan adalah kalau seseorang lapar tapi tidak ingin ribet makan, hanya dengan minum Okky Jelly Drink tersebut cukup.
Dibuatlah tagline: “Minuman penunda lapar? Minum Okky Jelly Drink!”
Tagline ini dilakukan di semua jenis promosi agar persepsi konsumen sesuai dengan keinginan pemilik produk.
Promosi Produk Secara Offline
Ada berbagai macam cara promosi produk secara offline namun tetap efektif, antara lain:
Promosi Produk Secara Langsung
Promosi ini dapat dikatakan sebagai direct selling atau penjualan secara langsung. Media yang digunakan tidak hanya langsung bertemu, namun bisa menggunakan media lain seperti telepon. telemarketing dapat dikategorikan promosi produk secara langsung.
Bagaimana cara melakukannya?
Sebagai penjual harus melakukan segmentasi, targeting serta positioning yang tepat. Hal ini dilakukan agar produk yang dijual dipromosikan kepada orang yang tepat.
Selanjutnya yang harus dilakukan adalah melakukan promosi tersebut, berikut ini langkah-langkahnya:
- Ucapkan salam: Tentu saja ini untuk membuka percakapan, setelah itu agar bisa lebih personal bisa bertanya perihal kabar calon konsumen tersebut.
- Mempresentasikan produk: Mempresentasikan produk bisa dengan keunggulan dari produk tersebut, biarkan calon konsumen mencoba produk yang ditawarkan agar lebih personal, sampaikan potongan harga ataupun hadiah langsung kepada calon konsumen agar lebih menarik.
- Dengarkan keluhan: Jika calon konsumen terdapat keluhan yang memiliki keterkaitan dengan produk yang dijual, jika ada keraguan pada produk kompetitor, dengarkan dan beri solusi dengan menekankan produk yang dijual.
- Closing: Closing bisa dilakukan dengan menawarkan kembali produk kita seperti “tambah 1 lagi bu untuk yang di rumah / kantor“, ucapkan “terima kasih membeli produk kami, jangan lupa untuk membeli kembali” walaupun konsumen menolak.
Promosi Produk dengan Membangun Komunitas
Untuk membangun komunitas, penjual dapat membuat suatu acara yang akan menarik perhatian calon konsumen dan menjaga konsumen lama. Hal ini sangat menguntungkan bagi penjual karena mendapatkan benefit yang banyak, antara lain:
Menjaga Konsumen Lama
Dengan membangun komunitas, maka penjual dapat menjaga konsumen lama untuk tetap setia kepada produk kita. Apalagi kalau kita sering meluncurkan produk yang baru. Dengan begitu, konsumen lama akan tahu bahwa terdapat produk baru dan akan membelinya.
Menarik Konsumen Baru
Dengan membangun komunitas, sangat memungkinkan menarik konsumen baru. Memanfaatkan word of mouth dari konsumen lama kita yang menceritakan kelebihan produk kita dapat menciptakan peluang baru
Meningkatkan Brand Awareness
Brand awareness atau kesadaran merek terhadap produk kita akan lebih tinggi. Hal ini dikarenakan adanya publikasi yang dibuat oleh komunitas kita.
Bagaimana cara membangun komunitas?
- Melakukan pertemuan dengan konsumen lama: Tujuannya agar konsumen lama tetap uptodate dengan produk yang kita jual/buat.
- Bekerja sama dengan orang lain: Dengan bekerja sama dengan orang lain, membuat acara yang audiens-nya sama dengan segmentasi produk kita akan sangat bagus, karena semua yang datang adalah calon konsumen.
Promosi Produk Secara Online
Selain itu, ada promosi produk yang dilakukan secara online. Ada beberapa kelebihan ketika kita melakukan promosi produk secara online:
- Bisa dengan mudah menentukan segmentasi.
- Dapat diukur jauh lebih mudah.
- Jangkauan bisa lebih luas.
Promosi Produk Menggunakan Website
Saat ini, hampir setiap penjual pasti menggunakan website sebagai media promosi produk yang efektif. Untuk menggunakan website, kita dapat menggunakan jasa membuat website yang harganya bervariatif, ataupun kita dapat membuatnya sendiri. Ada 3 hal yang diperlukan:
- Domain: Ini merupakan alamat dari website kita, cocok jika alamat domain memiliki keterkaitan dengan produk yang kita jual.
- Hosting: Ini merupakan tempat kita menaruh file-file dari website kita.
- Content Management System: atau yang biasa disebut CMS, adalah platform agar website kita bisa berjalan, yang populer salah satunya WordPress.
Untuk belajar lebih lanjut dapat mengunjungi tutorial cara membuat website.
Terus, kalau website-nya sudah jadi, apa yang harus dilakukan?
Selanjutnya, kamu harus mendatangkan pengunjung!
Bagaimana caranya?
Ada 2 optimasi yang dilakukan agar pengunjung mau datang ke websitemu:
- Melakukan Optimasi Mesin Pencari (SEO)
- Menggunakan Google Ads
Melakukan Optimasi SEO
Apa itu SEO? SEO adalah Search Engine Optimization atau optimasi mesin pencari, optimasi pada website agar mendapatkan peringkat yang baik di mesin pencari.
Pertama, kamu harus membuat konten sesuai dengan kata kunci produk.
Semisal, kamu berjualan kacang mede. buatlah konten yang memiliki kata kunci produk seperti: jual kacang mede, manfaat kacang mede, dsb. Kamu bisa menggunakan tools ubersuggest.com untuk melakukan riset kata kunci yang tepat untuk produkmu dengan mudah.
Bagaimana caranya riset keyword? Nah, kamu bisa belajar riset keyword di sini.
Kedua, websitemu harus ringan.
Jangan terlalu banyak hal-hal yang tidak penting, hal ini agar calon pembeli bisa dengan cepat dan mudah mengakses websitemu. Baca lebih lanjut tentang SEO Onpage supaya lebih mengerti pentingnya website yang ringan.
Ketiga, manfaatkan SEO Lokal.
Ini sangat berguna jika kamu mempunyai toko, seperti toko sepatu, toko mukena, dsb. Tidak hanya itu, SEO lokal sangat dianjurkan untuk yang berbisnis mempunyai tempat yang jelas (seperti restoran, tempat penyewaan, dsb).
Cara mudahnya dengan menambahkan bisnis kamu di Google My Business. Kalau kamu ingin belajar lebih lanjut, kamu bisa membaca artikel mengoptimasi SEO lokal.
Keempat, optimasi backlink.
Backlink adalah link atau tautan milik kita yang berada di website/blog lain. Fungsi backlink sebagai menaikkan reputasi di mata mesin pencari (dalam hal ini Google, karena market share-nya di atas 90%).
Backlink bisa dinilai jelek maupun berkualitas, jenis backlink pun banyak. Mendapatkan backlink bisa dibilang gampang-gampang susah. Kamu bisa membaca artikel cara membuat backlink untuk mempelajarinya lebih lanjut.
Bagaimana hasilnya setelah mengoptimasi SEO?
Membuat Landing Page
Apa itu landing page? Landing page bisa diartikan sebagai halaman yang muncul hasil klik dari media sosial maupun hasil pencarian, dsb.
Fungsi landing page ada 2.
Pertama, sebagai halaman produk yang menarik
Berbeda dengan posting biasa, dengan landing page akan jauh lebih menarik. Calon pembeli akan lebih tertarik untuk membeli produk yang dijual.
Kedua, sebagai alat membangun email building, phone number building, dsb.
Untuk menampung pembeli potensial, kita dapat membuat email building maupun phone number building yang nantinya dapat digunakan untuk menawarkan kembali produk kita. Contohnya seperti gambar di bawah ini:
Walaupun sama-sama landing page, dengan fungsi yang berbeda. Isi dari landing page pun jadi ikut berbeda. Perbedaan diantara landing page yang menjadi contoh di atas.
Ketika sebagai halaman produk, isi dari landing page adalah keunggulan produk, fitur-fitur produk, dan testimoni produk. Namun, ketika hanya dibuat sebagai email building & phone number building, hanya berisi deskripsi produk dan formulir pendaftaran.
Tertarik membuat landing page? Sebenarnya membuat landing page itu mudah, kamu bisa mempelajarinya melalui artikel cara membuat landing page.
Beriklan Menggunakan Google Ads
Google Ads merupakan platform untuk beriklan di Google. Iklan yang ditampilkan bisa di hasil pencarian, Youtube, blog, dan platform yang dimiliki Google lainnya. Untuk yang satu ini hanya akan membahas yang ditampilkan di hasil pencarian.
Gambar di atas merupakan contoh penggunaan Google Ads di hasil pencarian. Untuk mengidentifikasinya dengan melihat adanya tulisan “Iklan” pada hasil pencarian tersebut.
Beriklan menggunakan Google Ads sangat cocok untuk kamu yang “malas” dengan mengoptimasi SEO seperti yang dilakukan pada pembahasan sebelumnya. Kelebihan Google Ads antara lain:
- Jauh lebih cepat hasilnya daripada mengoptimasi SEO
- Tidak se-ribet SEO
- Bisa menentukan sendiri jangkauan pasarnya
Promosi Menggunakan Media Sosial
Media sosial sudah lazim digunakan sebagai media promosi yang efektif, hal ini dikarenakan kemudahan dan hasil yang didapatkan sangat menjanjikan. Media sosial yang umum digunakan untuk berpromosi adalah Facebook dan Instagram. Media sosial lebih cocok untuk berpromosi barang-barang yang biasa digunakan sehari-hari atau barang-barang yang umum.
Hal ini dikarenakan di media sosial kita cenderung menawarkan barang, berbeda dengan website yang menggunakan SEO. Jika menggunakan SEO, calon pembeli sudah tau barang yang ingin mereka beli.
Untuk mempelajarinya lebih lanjut, kamu bisa mempelajari perbedaan SEO dengan Media sosial di artikel SEO vs Sosmed.
Promosi Menggunakan Facebook
Sama seperti Google, Facebook juga dapat berpromosi secara gratis maupun berbayar. Perbedaannya dengan Google, menggunakan Facebook kita dapat berinteraksi dengan calon pembeli.
Metode yang tidak berbayar dinamakan optimasi organik sedangkan yang berbayar dinamakan non-organik.
Facebook yang memiliki berbagai macam platform untuk berpromosi, seperti:
- Akun Personal
- Fanpage
- Grup
Akun Personal: Berjualan menggunakan akun personal sangatlah mudah dan tidak menggunakan biaya.
Namun, kelemahannya adalah kita tidak bisa beriklan dan mengukur keefektifan dari promosi yang kita lakukan.
Fanpage: merupakan sarana yang umum digunakan untuk mempromosikan produk di facebook. Facebook fanpage berfungsi sebagai wadah orang-orang yang memiliki ketertarikan terhadap produk kamu.
Fanpage juga memungkinkan kamu melakukan non organik. Beriklan di Facebook hanya bisa dilakukan menggunakan fanpage.
Grup: Berjualan di grup bisa dilakukan dengan membuat grup khusus membahas produk kita, lalu orang lain yang memiliki ketertarikan terhadap produk kita bisa bergabung ke grup tersebut.
Selain itu kita bisa “bergerilya” dari satu grup ke grup lain menawarkan produk kita, dengan catatan grup tersebut harus memiliki hubungan terhadap produk kita. Jika tidak, yang terjadi adalah spamming.
Beriklan di Facebook
Beriklan di Facebook menjadi pilihan yang mudah untuk kamu yang ingin produkmu dilihat langsung oleh konsumen, berikut ini cara mudahnya:
1. Buka Akun Facebook Ads Manager-mu
2. Kamu bisa memilih tujuan kamu beriklan
Apakah untuk traffic? engagement? Install aplikasi, dsb. Untuk contoh yang satu ini, memilih untuk engagement.
3. Menentukan Tempat dan Budget
Kamu bisa menempatkan iklan di area tertentu, setelah itu menentukan setting budget.
4. Memilih Audiens
Ini merupakan praktik dari pembahasan segmentasi pada awal artikel ini, kamu bisa memilih geografi serta demografi yang tepat sesuai dengan produk yang kamu jual.
5. Memilih posting yang diiklankan
Setelah itu, kamu bisa memilih posting produk mana yang ingin diiklankan. Setelah itu akan muncul preview dari iklannya.
6. Jangan lupa bayar
Terakhir adalah membayar tentunya, setelah itu kamu bisa menunggu konfirmasi/persetujuan dari Facebook.
Hasilnya seperti yang ada di bawah ini, yang merupakan posting yang sedang diiklankan.
Promosi Produk Menggunakan Instagram
Instagram yang memiliki kurang lebih 1 milyar pengguna membuatnya menjadi media sosial yang cocok sekali untuk melakukan promosi produk. Dengan masifnya pengguna, kita bisa lebih banyak menjangkau pasar yang kita inginkan. Sama seperti Facebook, terdapat optimasi organik dan non-organik (beriklan) di Instagram.
Melakukan optimasi non-organik
Pertama, pindah ke Instagram Business.
Hal ini akan membuat kredibilitas akunmu sebagai akun berjualan jauh lebih baik. Audiens akan lebih percaya bahwa kamu sungguh-sungguh berjualan.
Kedua, perhatikan post yang akan di posting.
Jangan melulu memposting tentang jualan, tambahkan jenis konten lainnya. Ada jenis konten yang mengedukasi dan entertainment sebagai ide konten lainnya. Contohnya seperti ini:
Gambar di atas merupakan jenis konten convince. Mengajak audiens untuk melakukan pembelian. Berikan konten lainnya seperti di bawah ini:
Mengadakan giveaway salah satunya. Giveaway dengan diikuti quiz akan sangat menarik perhatian audiens. Hal ini akan meningkatkan engagement dari Instagram kamu.
Ketiga, perhatikan waktu yang tepat untuk posting.
Kamu harus membuka aplikasi Instagram, masuk ke bagian Insights (pastikan Instagram kamu adalah Instagram Bisnis). Setelah itu, lihat kapan audiens kamu paling banyak aktifnya, di hari apa dan di jam berapa? Ketika kamu sudah tau, postinglah di hari dan jam tersebut. Karena itu akan meningkatkan engagement postingmu, kan sayang kalau sudah posting bagus tetapi minim yang melihat.
Keempat, buat kalender media sosial untuk posting.
Kalender media sosial ini berfungsi untuk mengatur jadwal posting akan lebih teratur dan tepat.
Kamu bisa mendownload kalendernya di sini.
Menggunakan Instagram Ads
Konsep Instagram Ads, sama seperti dengan Facebook Ads, kamu harus memilih segmentasi, budget, membayarnya dan menunggu verifikasi dari Instagram.
Apa keunggulan Instagram Ads?
- Punya dua jenis placement
- Set-up lebih mudah
Tidak hanya post saja, namun ada Instagram Stories yang fiturnya seperti Snapchat. Hal ini memberikan pengalaman yang berbeda. Selain itu, Instagram Stories muncul pada layar penuh, artinya iklanmu akan memiliki peluang dilihat dibandingkan hanya sebuah posting saja.
Menurut saya, Instagram Ads jauh lebih mudah dibandingkan Facebook Ads. Cukup dengan aplikasi Instagram kamu sudah bisa setting iklannya.
Mempromosikan Produk Menggunakan Influencer
Influencer atau orang yang berpengaruh adalah orang-orang yang memiliki pengikut yang masif dan bisa mempengaruhi audiensnya untuk melakukan sesuatu. Influencer biasanya hadir di Instagram dan Youtube.
Jika dikategorikan, ada 3 tingkatan influencer:
- Micro Influencer: Memiliki pengikut kurang dari 10,000
- Medium Influencer: Memiliki pengikut diantara 10,000 – 100,000
- Huge Influencer: Memiliki pengikut di atas 100,000
Tips Memilih Influencer
Pertama: Sesuaikan influencer terhadap produk yang kamu jual
Semisal, jika kamu menjual produk fashion wanita. Maka, yang harus dilakukan adalah mencari influencer beauty vlogger dan make-up enthusiast. Karena, audiens mereka bisa dipastikan adalah perempuan, dan umurnya bukan anak-anak yang tentunya memiliki daya beli terhadap produk yang kita jual.
Kedua: Banyak followers belum tentu bagus
Mengapa begitu? Karena, semakin banyak followers (terutama di Instagram) akan membuat engagement rate yang lebih rendah. Dengan engagement rate lebih rendah artinya komentar dan likes yang ada sebenarnya tidak banyak. Lebih baik menggunakan influencer yang tidak begitu besar, namun kita menggunakannya secara masif.
Tips Closing untuk Promosi Efektif
Tips closing ini digunakan dalam tulisan posting Facebook, website, maupun caption Instagram. Hal ini dilakukan agar promosi yang kamu lakukan benar-benar bisa menghasilkan penjualan.
Cerita Tentang Testimoni
Testimoni membuat tingkat kepercayaan calon pembeli lebih tinggi. Hal ini didukung dengan cerita yang juga dialami oleh calon pembeli. Semisal:
Ada testimoni tentang tas, pada testimoni tersebut pemberi testimoni menceritakan tas nya yang tidak nyaman digunakan membuat pundak sakit.
“Pada awalnya saya menggunakan tas salah satu merek terkenal. Namun, terkenal ternyata belum tentu menjamin kualitas, saya merasakan sakit pundak dikarenakan bahan tas yang kurang nyaman. Setelah mencoba Tas X ini, kualitasnya luar biasa, desainnya sangat bagus, dan terlihat kuat. saya jadi tidak kesakitan lagi dan tampil keren.”
Berikan 3 Keuntungan/Keunggulan Produk
Kenapa 3? Sebenarnya ini dikarenakan cukup ringkas untuk menunjukkan bahwa produk yang kamu jual itu adalah yang terbaik. Contohnya:
“Kalau Anda membeli Kursi tipe X hari ini juga, Anda akan mendapatkan diskon, gratis ongkir, serta garansi lebih selama 6 bulan!”
“Jika Bapak membeli Suplemen X ini, Bapak akan lebih sehat, terlihat muda, dan bertenaga”
Tips ini bisa digunakan pada barang maupun jasa.
Now or Never
Now or never ini akan membuat calon pembeli menyesal jika tidak membeli produknya sekarang juga. Pasti kamu sering mengeluhkan pembeli yang “nanti saja deh, saya tanya suami dulu ya, besok aja deh, saya pikir-pikir dulu ya..”
Nah, tips ini digunakan untuk meminimalisir hal-hal tersebut. Karena, jika menunda calon pembeli akan mendapatkan kerugian.
Teknik ini sangat disarankan ketika kamu melakukan promo diskon, stoknya memang terbatas, maupun voucher diskon sudah mau habis. Contohnya seperti ini:
“Diskon hanya berlaku sampai jam 23:59 hari ini!”
“Stok produk ini sangatlah terbatas, jangan sia-siakan kesempatan ini!”
“Kalau Anda membeli produk ini, akan mendapatkan diskon kembali sebesar 5%. Khusus hari ini saja!”
“Voucher ini hanya tersisa sebanyak 10 voucher saja! Gunakan voucher ini segera!”
Bridging
Bridging berbeda dengan tips-tips closing sebelumnya. Untuk yang satu ini, penjual tidak terkesan “memaksa” calon konsumen.
Sebagai penjual, kita hanya sebagai jembatan untuk menemukan produk yang tepat atas permasalahan yang dihadapi calon konsumen. Contohnya:
“Untuk HP Model X ini, memiliki kapasitas penyimpanan 32GB yang mana sanggup menampung sebanyak 300 lagu dan 30 Aplikasi. Untuk HP Model Y ini kapasitasnya lebih besar bu, 64GB yang menampung 2x lipatnya.
Kesimpulan
Mempromosikan produk secara efektif diawali dengan cara yang betul terlebih dahulu. Menentukan segmentasi, target, dan positioning menjadi hal utama yang dilakukan sebelum melakukan promosi.
Memilih cara berpromosi pun harus tepat tergantung dengan produk yang kita jual. Ketika kita menjual produk yang tidak begitu familiar, alangkah baiknya menggunakan website dan SEO maupun Google Ads agar lebih efektif. Sebaliknya, untuk produk yang umum dapat lebih efektif untuk dijual di media sosial.
Penggunaan influencer pun harus bijak, tidak serta merta terkenal. Namun, harus ada kesesuaian terhadap produk yang kita jual.
Jual lah produk kepada orang yang tepat!
Referensi
- Kotler, P., & Keller, K. L. (2009). Marketing management. Upper Saddle River, N.J: Pearson Prentice Hall.
- https://www.socialmediaexaminer.com/facebook-marketing-ultimate-guide-facebook-business/
- https://www.socialmediaexaminer.com/instagram-business-the-ultimate-instagram-marketing-guide/