PENJELASAN ANCHOR TEXT – Kemungkinan besar sepanjang kamu mempelajari SEO, dari perguruan anu sampai ke padepokan itu, kamu akan (terpaksa) kenalan dengan yang namanya anchor text ketika masuk pelajaran link building.
Anchor dalam bahasa Inggris merupakan kata benda yang berarti sebuah objek berat yang terikat pada tali atau rantai dan biasa dipakai untuk menambatkan kapal ke dasar laut. Yah.. anchor ini biasa kita sebut dengan jangkar.
Teks jangkar?!
Nah loh! Daripada bingung, yuk kita bedah, apa itu sebenarnya anchor text. :)
[toc]
Apa itu Anchor Text?
Sederhananya, anchor text itu merupakan sebuah kata (atau kalimat) clickable yang mengarah ke sebuah halaman website (URL).
Contohnya seperti ini:
Revorma adalah anchor text link ke homepage website ini.
Kode HTML-nya begini:
<a href="https://vatih.com/bisnis/">Revorma</a>
Seperti yang tersebut di atas, anchor text ini sudah seperti makanan sehari-hari bagi link builder ketika membuat backlink, tapi bagaimana dengan internal link?
Menurut John Mueller, ternyata anchor text juga berpengaruh ketika digunakan sebagai internal link. Walau dia bilang, ya.. cuma sedikit.
CATATAN: John Mueller ini menjabat sebagai Webmaster Trends Analyst di Google. Pantengin aja cuitan doi untuk mengetahui tren SEO terbaru langsung dari sumbernya.
Hubungan Anchor Text dengan SEO
To be honest, hubungan mereka baik-baik saja. Wahaha.
Maksud saya, Google memang secara gamblang menyebutkan bahwa anchor text dalam sebuah link membantu Google mengerti apa isi dari sebuah halaman website di jagad internet.
Tak hanya itu, anchor text juga membantu Google mengetahui keyword mana yang pantas masuk SERP.
Barry Schwartz, dedengkotnya Search Engine Land pernah menuliskan kalau per tulisan tersebut dibuat (Maret 2016), dari sekian banyak Google’s Ranking Factors, ada BIG 3 Factors wajib banget kamu optimasi.
Apa saja?
- Links
- Konten
- RankBrain
Pakdhe Barry juga menambahkan kalau links dan konten merupakan satu kesatuan. Penjelasan lengkapnya bisa kamu cek di sini.
Nah, kalau yang ini penjelasan dari pihak Google langsung. Tonton deh.
Jadi, ketika misal saya mau ngelink ke sebuah URL dengan anchor text jilbab syar’i, anchor text inilah yang akan memberitahu Google kalau URL tadi ada hubungannya dengan jilbab syar’i.
Bagaimana bila ada orang lain (selain saya) yang juga memakai anchor text “jilbab syar’i” dengan URL tersebut di atas?
Google akan lebih tahu, yakin, bin pede kalau URL tersebut pantas masuk SERP dengan keyword “jilbab syar’i”.
Proses yang saya tuliskan di atas ini, singkatnya yang kita kerjakan sehari-hari, bossque — nge-backlink.
Anchor Text Golden Era
Kalau kamu angkatan lama SEO, mungkin kamu tahu banget update ini. Tapi, kalau kamu millennials SEO — alias baru belajar SEO di tahun-tahun belakangan bisa jadi kamu gak atau belum pernah denger (walau seharusnya sebagai tukang SEO, kamu wajib tahu!)
Singkatnya, di era ini, asal kamu paham, bisa, dan kuat nge-backlink, kamulah RAJA.
Berikut merupakan pernyataan founder Google, Sergey Brin dan Larry Page di tahun 1998, yang saya kutip dari Ahrefs.
The text of links is treated in a special way in our search engine. Most search engines associate the text of a link with the page that the link is on. In addition, we associate it with the page the link points to. This has several advantages. First, anchors often provide more accurate descriptions of web pages than the pages themselves.
Second, anchors may exist for documents which cannot be indexed by a text‐based search engine, such as images, programs, and databases. This makes it possible to return web pages which have not actually been crawled.
While a complete user evaluation is beyond the scope of this paper, our own experience with Google has shown it to produce better results than the major commercial search engines for most searches.
Jadi, siapa yang website-nya punya backlink (banyak) dengan anchor text keyword yang akan dioptimasi, insya Allah akan jadi jawara di SERP.
Secara nalar, tentu website dengan konten bagus tapi minim backlink, jelas akan gak akan masuk halaman satu (walau bagus). Sebaliknya, semisal ada website dengan konten biasa (atau bahkan parah), tapi backlink-nya bejibun, website itu bakal masuk halaman satu.
Is it fair?
Certainly no.
Makanya di bulan April 2012, Google mengeluarkan update algoritma untuk mengatasi celah mesin pencari mereka yang dinamai Google Penguin.
Moz menyebutkan 2 faktor yang bisa menyebabkan pasukan Penguin Google bergerak:
1. Skema backlink (yang parah)
Ini seperti yang saya sebutkan sebelumnya, intinya bombardir website kamu dengan anchor text keyword yang sedang kamu optimasi dengan backlink banyak.
2. Keyword Stuffing
Mengulang-ulang keyword di dalam satu halaman dengan jumlah yang tidak wajar (spam).
Senada dengan Moz, Nathan Gotch juga menyebutkan kalau algo Penguin akan aktif ketika rumus ini dipakai:
Exact match anchor text + keyword-rich optimization = Penguin penalty
Bukan pakar namanya, kalau bingung. Biar bisa lolos dari penalti Penguin, kamu harus paham bagaimana dan kapan memakai anchor text.
Lanjut!
Tipe-Tipe Anchor Text
Faktanya, tipe anchor text gak cuma exact anchor seperti yang dicontohkan sebelumnya.
Apa saja tipe lainnya? Yuk, dibahas satu-satu.
CATATAN: Hampir semua praktisi SEO punya sebutan untuk masing-masing tipe anchor text. Tipe anchor text yang saya bagikan di sini, saya adaptasi dari versinya Gotch SEO.
Branded Anchor
Ini tipe anchor text yang di dalamnya ada nama brand kamu. Tipe anchor text teraman menurut om Gotch.
Contoh:
- Revorma
- Revorma SEO
- Ibrahim Vatih Revorma
Generic Anchor
Anchor text tipe generic ini, biasanya berupa CTA (Call To Action) sesuai kebutuhan.
Contoh:
- Klik di sini
- website ini
Naked URL Anchor
Tipe anchor yang mana teksnya sama dengan URL yang dituju (dengan berbagai variannya).
Contoh:
- https://vatih.com/
- vatih.com
- vatih.com/
Image Anchor
Anchor text tipe ini diambil dari teks ALT tag yang kamu tuliskan di image.
Berikut contoh kode HTML-nya:
<a href=”https://vatih.com/”> <img src=”/pemandangan.png” alt=”pemandangan alam”/> </a>
Brand + Keyword Anchor
Disebutkan oleh om Gotch, kalau tipe anchor text yang ini juga salah satu tipe yang aman selain branded anchor.
Penggunannya, dengan menggabungkan nama brand kamu dengan keyword yang sedang kamu optimasi.
Contoh:
- Revorma Anchor Text
- Anchor Text oleh Revorma
LSI Anchor
Kalau belum familiar dengan istilah ini, baca penjelasan LSI keyword yang udah pernah dibuat, insya Allah jadi semakin paham setelah membaca itu.
Saya bahas secara ringkasnya aja di sini.
LSI merupakan singkatan dari Latent Semantic Indexing.
Opo kuwi?! (iki sing durung familier)
Iyo, aku paham dab, sing mbok rasakne. Iki tak jelasno.
LSI itu menurut Backlinko, merupakan sejumlah keyword yang ada kaitannya dengan keyword utama yang digunakan Google untuk memahami isi dari sebuah halaman website.
Doi juga menggarisbawahi kalau: LSI bukan sinonim keyword, tapi sinonim keyword bisa saja termasuk LSI.
Bingung? Baca lagi yaa.
Nah, cara paling mudah menemukan deretan LSI ini adalah dengan memanfaatkan fitur Google Autocomplete dan hasil keyword yang muncul di bagian “Searches related to [keyword]” di bagian bawah hasil pencarian Google.
Contoh keyword utama: jual gamis
LSI di Google Autocomplete:
LSI di “Search Related”:
Nah, keyword-keyword di atas itu yang kamu jadikan anchor text.
Partial-Match Anchor
Tipe anchor text partial-match ini sekilas mirip-mirip dengan tipe LSI anchor. Bedanya, kamu membuat varian keyword sendiri tanpa bantuan alat.
Gak usah bingung. Karena ini saatnya kamu membuat “keyword sendiri”. Siapa tahu naik di pencarian. :)
Contoh:
- Panduan anchor text
- Artikel lengkap tentang anchor text
Exact Match Anchor
Intinya inti, core of the core Raja diraja dari semua anchor.
Anchor ini bersifat pedang bermata dua. Bisa membuat ranking website-mu melesat, tetapi juga bisa membuat website kamu nyungsep!
Penggunaannya menyesuaikan keyword apa yang sedang akan dioptimasi.
Jadi, kalau target keyword-nya “cara membuat anchor text“, ya anchor text-nya “cara membuat anchor text“.
TIPS: Lepas dari tipe-tipe anchor text di atas, Revorma menyarankan selalu menyertakan keyword di anchor text yang akan kamu pakai. S E L A L U.
Jadi, kalau merujuk tipe anchor text yang sudah kita bahas, kamu bisa pakai tipe: exact match, partial-match, LSI, dan brand+keyword anchor.
Bagaimana Membuat Anchor Text?
Ini teknis banget sih, tapi ya wajib dipelajari.
Entah kamu sudah tau atau belum, kamu bisa baca teknis cara membuat anchor text yang udah saya buat.
Variasi Anchor Text
Kamu sudah tahu tipe-tipe anchor text sekaligus cara buatnya.
Sekarang — pertanyaan selanjutnya: gimana kombinasi atau variasi anchor text yang pas?
PAS di sini artinya tentu bisa (insya Allah) selalu lolos dari jeratan penalti Penguin atau dengan kata lain aman terkendali.
Karena perlu diingat, sekeren dan sebanyak apapun backlink yang kamu buat kalau kena penalti ya wassalam.
Terlalu banyak variasi anchor text yang diajarkan oleh para praktisi SEO. Bisa saja, beda perguruan, beda formula sebaran anchor text.
Gak perlu bingung, karena asal website kamu nge-ranking, berarti formula anchor-mu berhasil.
Di sini, saya akan share resep rahasia Krabby Patty anchor text yang dipakai Revorma untuk menguasai halaman satu.
- Keyword utama 50%
- Keyword lainnya 50% (partial-match, LSI, brand+keyword anchor)
Gitu doang?
Iya, bang. Gitu doang.
Kan tadi sudah disebutkan, formula macem gimana, asal website kamu berhasil manjat ke halaman satu apalagi TOP 3 Google, ya insya Allah sahih!
Berikut contoh prakteknya untuk optimasi keyword “jual telur asin”. Misalkan saja, kamu mau buat 10 backlink.
- jual telur asin
- jual telur asin
- jual telur asin
- jual telur asin
- jual telur asin
- toko jual telur asin (partial-match)
- jual telur asin brebes (LSI)
- jual telur asin asino.com (brand+keyword)
- jual telur asin online (LSI)
- jual telur asin aneka rasa (LSI)
Insya Allah, paham ya?
Memaksimalkan Anchor Text
Perlu kamu catat, kalau resep rahasia sebaran anchor text di atas, bisa saja melempem kalau kamu gak menempatkannya di tempat yang tepat.
Seperti yang sudah dikupas di bahasan Backlink Berkualitas, kalau ada 4 tipe backlink yang kemungkinan besar, sudah sering kamu pakai sehari-hari.
- Backlink Profile
- Backlink Komentar
- Social Bookmark
- Backlink Kontekstual
Dari keempat tipe backlink di atas, tipe backlink kontekstual merupakan tipe yang paling powerfull.
Apa cirinya?
Backlink kontekstual dikelilingi teks dalam sebuah konten. Atau bahasa mudahnya, backlink-nya ada di tengah-tengah artikel.
Contextual link building is the quickest way to boost your site’s search performance. Over the past 10 years, I’ve been creating link-worthy content that people frequently cite and share, even when I didn’t ask for it. – Neil Patel
Dan.. boost power dari backlink kontekstual akan lebih dahsyat lagi ketika:
- Artikel tempat nanam backlink tersebut isinya relevan
- Website artikel tempat backlink penerapan SEO-nya maksimal
- Website tempat backlink merupakan website populer atau authority
- Artikel tempat nanam backlink tersebut bertengger di halaman 1
Kalau kamu dapat backlink se-perfect di atas, sungguh indah hidupmu. Wkwkwk.
Yah, kalaupun belum bisa maksimal, yang penting ya tadi.. ada di tengah-tengah artikel.
Anchor Text untuk Homepage
Bila tadi kita mengupas formula rahasia porsi anchor text yang jitu untuk me-ranking suatu keyword, pertanyaannya sekarang:
Bagaimana bila halaman website tersebut tidak memiliki keyword?
Simpelnya, praktek dari halaman website yang tidak ber-keyword adalah halaman beranda dari website kamu (homepage).
Berikut detailnya:
- Prosentase: bebas
- Tipe anchor text yang dipakai: branded anchor (dominan), naked URL anchor, dan generic anchor
Karena sudah disebut bebas, ya betulan bebas aja itu porsinya, dengan patokan anchor text brand-nya lebih dominan dari yang lain.
Yah, saya yakin kamu paham. Lanjut.
Contoh Anchor Text yang Bagus
Subjudul ini bisa dibilang merupakan lanjutan dari subjudul “Tipe Anchor Text” sebelumnya.
Dengan mengenal tipe-tipe anchor text, kita bisa dengan mudah membuat anchor text terbaik untuk proses link building website kita.
Contoh-contoh dari Google di bawah ini akan membuat kamu lebih pede lagi untuk membuat anchor text yang bagus (tidak hanya bisa atau asal).
Contoh 1
Gak Bagus
Mau info selengkapnya? <a href="/info">Klik di sini!</a> Mau info selengkapnya? Silakan baca <a href="/info">artikel ini</a>
Bagus
Untuk info selengkapnya, cek <a href="/info">Cara memotong kuku kucing</a>
Contoh 2
Gak Bagus
Cek Cara memotong kuku kucing di <a href="http://contohdomain.com/cara-potong-kuku-kucing/">http://contohdomain.com/cara-potong-kuku-kucing/</a>
Bagus
Cek <a href="http://contohdomain.com/cara-potong-kuku-kucing/">Cara memotong kuku kucing</a>
Contoh 3
Gak Bagus
Cek <a href="http://contohdomain.com/cara-potong-kuku-kucing/">http://contohdomain.com/cara-potong-kuku-kucing/</a>
Bagus
Cek <a href="http://contohdomain.com/cara-potong-kuku-kucing/">Cara memotong kuku kucing</a>
Studi Kasus Ahrefs
Untuk memahami lebih dalam, bagaimana pengaruh anchor text dalam proses SEO, yuk kita bareng-bareng simak studi kasus dari Ahrefs berikut ini.
Studi Kasus 1: Pengaruh anchor text
Atau lebih tepatnya, pengaruh anchor text terhadap ranking website kamu.
Ahrefs di studi kasus yang pertama ini meneliti sebanyak 19.840 keyword di halaman satu dan dua Google untuk mendapatkan data.
Kriteria keyword yang mereka tentukan adalah:
- Keyword mempunyai pencarian antara 2.000-5.000 (dipilih acak)
- Mengandung 2-4 kata (bahasa Inggris)
- Tidak mengandung karakter khusus, seperti: !, #, dst
- Bukan numerik (keyword nomor telepon dan sejenisnya tidak dipilih)
- Nilai UR (URL Rating) di halaman 1 yang kurang lebih sama
Lalu, apa hasilnya?
- Exact anchor text tidak begitu berpengaruh pada ranking website
- Phrase-match anchor text tidak begitu berpengaruh pada ranking website
- Partial-match anchor text kecil sekali pengaruhnya pada ranking website
- Random anchor sama sekali tidak berpengaruh pada ranking website
Setelah baca hasil dari studi kasus yang pertama ini, kemungkinan kamu akan bereaksi seperti saya: kaget.
Lanjut.
Studi Kasus 2: Teks atau konten yang mengelilingi text-link
Di tahun 2004, Google mengeluarkan pernyataan tentang anchor text sebagai berikut,
Apabila ditemukan anchor text yang acak (random anchor) dan tidak berhubungan dengan halaman website yang di-link, Google akan menganalisis teks yang mengelilingi text-link tersebut
Apa tujuannya?
Agar Google paham, sebenarnya text-link itu kira-kira berisi apa.
Canggih beut!
Lalu, seperti apa studi kasus yang dilakukan Ahrefs?
Ahrefs mengambil sampel keyword yang ada di studi kasus pertama tapi hanya diambil yang random anchor text. Setelah difilter, total yang Ahrefs kumpulkan adalah 27.156 halaman website.
Hasilnya: penggunaan random anchor dengan dikelilingi teks yang relevan (exact/partial-match/dll) hampir sama sekali tidak ada pengaruhnya pada ranking website.
Yuk, kaget lagi. Wkwk.
Gimana gak kaget, kalau studi Ahrefs ini benar, berarti variasi anchor text ala Revorma yang sempat dibahas di atas jadi gak berguna. Wong gak ngaruh.
Tapi, Ahrefs juga klaim kalau studi kasus yang mereka lakukan tidak luput dari celah.
Artinya, bisa saja Ahrefs sendiri salah.
Nah loh!
CATATAN: Saya hanya merangkum dan mengambil kesimpulan Ahrefs karena data yang ditampilkan banyak sekali. Pastikan kamu membaca versi aslinya di website Ahrefs.
Anyway, lepas dari hasil studi kasus yang digelar Ahrefs, yakinilah kalau hampir tidak ada yang pasti di jagad SEO.
Tetapi, yang namanya pola, pasti ada. (hint)
Contohnya, bisa saja ada optimizer yang menerapkan variasi anchor Revorma dan ngerank ada juga yang enggak, begitu juga sebaliknya.
Lah, lalu yang sebaiknya dilakukan (terutama untuk pemula)?
Temukan pola SEO yang berhasil atau ikuti guru SEO yang sudah berhasil meranking banyak keyword dengan pola yang gurumu temukan (blueprint), lalu lakukan sama persis dengan yang dilakukan guru.
Gitu.
Akhirul artikel, semoga ulasan tentang anchor text ini bermanfaat ya.