Investasi memang sebuah kata yang menggiurkan. Tak jarang banyak perusahaan abal-abal yang kemudian menggunakan istilah investasi yang menguntungkan untuk menjual produk abal-abalnya.
Tentu saja dengan dalih financial freedom, kebebasan finansial yang ujung-ujungnya malah penipuan. Janji-janji uang akan beranak pinak berbunga-bunga hingga berlipat-lipat dengan cara yang mudah bahkan tidak perlu melakukan apa-apa.
Tak hanya itu, terkadang ada pihak-pihak yang mengajak kamu kerjasama sebagai investor. Biasanya yang demikian ini adalah orang-orang yang punya keahlian tertentu tapi tidak memiliki dana untuk memulai usaha.
Bekerjasama dengan dia mungkin bisa menghasilkan keuntungan yang lumayan, tapi juga bisa mendatangkan kerugian yang menyakitkan.
Maka sebelum kamu serahkan uangmu ke siapapun dengan dalih investasi, yuk pelajari dulu apa itu investasi dan bagaimana agar memiliki investasi yang menguntungkan buat masa depan
[toc]
Investasi di Jalan yang Benar
Dalam benak banyak orang awam, investasi itu seperti sebuah kenikmatan dan kenyamanan hidup.
Bayangkan saja kamu tinggal ongkang-ongkang kaki, tidak usah kerja, tapi tetap mendapatkan penghasilan dan walaupun berlibur terus, uang tetap datang menghampiri. Enak banget bukan?
Tapi wake up gaes, investasi gak segampang yang kamu kira. Setor duit, ongkang-ongkang dapat penghasilan. Kalau investasi semudah itu, maka gak ada orang miskin di dunia ini gaes.
Bapak Investor dunia Warrent Buffett saja memulai investasi sejak umur 14 tahun. Dan kapan dia mulai merasakan hasil dari investasinya? Saat berusia 66 tahun. Artinya selama 52 tahun dia harus bersabar menanam modal sedikit demi sedikit dari hanya $5000 hingga menjadi $58.8 Milyar.
Maka kalau kamu menganggap investasi itu cara singkat, mudah, cepat dan enak untuk mendapatkan penghasilan, maka anggapanmu itu salah besar. Itu lebih mirip pelihara tuyul dibandingkan investasi hehehe.
Investasi yang sebenarnya itu seperti memelihara sebuah angsa bertelur emas. Kamu tidak bisa tiba-tiba punya angsa yang sudah siap bertelur begitu saja. Ya kecuali uangmu udah amat sangat banyak banget, bisa sih beli investasi yang langsung menghasilkan.
Tapi kalau masih awal-awal membangun aset ya sabar dulu, biarkan angsanya gede dulu. Pelihara dengan baik, kasih makan tiap hari dan saat angsa itu telah tumbuh besar lalu mulai bertelur ada dua pilihan untukmu;
- Langsung menikmati telurnya.
- Atau kamu jadikan telur-telur itu angsa kedua, ketiga, keempat, dst.
Bicara soal angsa, eh investasi, ternyata ada banyak banget pilihan investasi. Ya mirip angsa lah, ada banyak jenis angsa dan semua menghasilkan telur emas.
Investasi Apa Sih yang Menguntungkan?
Jawabnya semua investasi itu menguntungkan. Jadi kamu bisa investasi dalam bentuk apapun dan itu pasti akan menguntungkan. Saya jamin!
Tapi investasi yang beneran lho ya bukan investasi bodong. Itu sih namanya bukan investasi tapi apes trasi :D
Pertanyaan yang lebih tepat sebenarnya adalah bukan manakah investasi yang menguntungkan. Kalau kamu mau berinvestasi, maka pertanyaannya adalah
Berapa Potensi Keuntungan per Tahunnya dan Sebesar Apa Resikonya?
Dua pertanyaan ini wajib kamu tanyakan dan wajib kamu ketahui dengan clear dan jelas sejelas-jelasnya. Kalau kata orang bule, clear like crystal. Agar kamu mampu mengelola uangmu untuk berinvestasi lengkap dengan resikonya.
Ingat, investasi itu seperti pisau. Dia bisa memudahkan pekerjaanmu, tapi juga bisa bikin tanganmu terluka.
Maka wajib banget untuk tahu seberapa besar potensi keuntungan dan seberapa besar potensi kerugiannya.
Dengan investasi, uangmu dapat meningkat berlipat-lipat banyaknya di satu sisi, tapi uangmu juga bisa habis ludes tak tersisa di sisi lain.
Jenis Investasi yang Menguntungkan
Ada beberapa macam jenis investasi yang bisa kamu pilih berdasarkan keuntungan dan kerugiannya. Saya mulai dari yang paling kecil kerugiannya ya. Karena itulah investasi terbaik untuk pemula. Seiring bertambahnya pengalaman, kamu bisa coba instrumen investasi lain yang lebih menguntungkan dan tentunya lebih menantang.
Nanti akan saya jelaskan satu per satu instrumen investasi terbaik di bawah ini dan kemudian di bagian akhir tulisan saya jelaskan juga bagaimana sebaiknya memilih instrumen investasi yang sesuai dengan karakteristikmu.
Sebaiknya kamu bookmark halaman ini karena boleh jadi di tahun-tahun mendatang kamu butuh naik kelas untuk mencoba instrumen investasi yang lainnya.
Saya uruntukan dari yang paling kecil resikonya sampai yang paling besar.
- Emas/Logam Mulia
- Deposito/Obligasi
- Reksadana
- Properti
- Saham
- Mata Uang
- Bisnis
Oke, mari kita bahas satu per satu.
Investasi Emas
Emas atau Logam mulia adalah jenis investasi yang paling mudah dimiliki. Cukup dengan uang 500rb saja, kamu sudah bisa membeli 1 gr emas. Nilai tukar emas juga cenderung stabil sehingga resikonyapun kecil. Emas juga anti inflasi, artinya ketika harga-harga naik, biasanya emas juga ikut naik.
Untuk memulai investasi emas juga sangat mudah. Kamu cukup datang ke toko emas atau pegadaian dan boom kamu udah jadi investor emas
Dibanding menabung secara konventional di bank, saya sangat menyarankan kamu menabung dalam bentuk emas. Karena harga emas akan selalu naik seiring dengan laju inflasi sedangkan bunga atau bagi hasil tabungan bank biasanya jauh di bawah inflasi.
Eiits, tunggu dulu, jangan buru-buru beli emasnya dulu. Karena di pasaran ada banyak sekali jenis emas. Nah, manakah diantara emas-emas itu yang paling menguntungkan?
1. Emas Lokal
Peraih posisi pertama investasi emas yang paling menguntungkan adalah emas lokal atau emas cukim. Emas ini tidak mengalami proses pencetakan. Biasanya dia langsung dipotong begitu saja dari batangan yang besar.
Nah, karena tidak ada biaya cetak batangan emasnya, maka bentuknya pun kasar dan kurang menarik.
Tapi kamu juga tidak perlu bayar biaya cetak lagi sehingga selisih harga jual dan belinya tidaklah begitu jauh.
Biasanya kurang dari 10 ribu saja per gram-nya.
Bandingkan dengan emas antam yang mencapai 40 ribu per gram. Kekurangannya, biasanya tidak semua toko mau menerima. Kalaupun ada, biasanya harus pinter-pinter jualnya agar tidak ketipu.
Paling aman beli dan jualnya di toko yang sama atau di jaringan toko tersebut. Maka, jika kamu memilih emas cukim, pastikan notanya tersimpan bersama dengan batangan emasnya dalam satu wadah plastik.
2. Emas Antam
Selanjutnya adalah emas antam 24 karat. Walaupun sedikit kurang menguntungkan dibanding emas cukim, tapi emas antam lebih dipercaya.
Kamu bisa beli emas antam dimanapun dan menjualnya dimanapun juga karena setiap batang emas sudah memiliki sertifikat. Ini tentu menjamin kepastian jual kembali emas yang kamu miliki.
3. Dinar Emas
Hampir sama dengan emas antam, tapi hanya 22 karat dan beratnya sekitar 4gr lebih. Dinar ini sudah diakui secara internasional dan dapat diperjual belikan di manapun.
Namun karena ada proses cetak dan sertifikatnya, maka selisih harga jual dan beli cukup tinggi juga.
4. Emas Perhiasan
Emas perhiasan sebenarnya tidak dapat dijadikan instrumen investasi. Pertama karena ketika kamu membeli, kamu juga harus membayar biaya pembuatan perhiasannya dan ini kadang besar sekali.
Tapi keuntungannya, kamu masih bisa memanfaatkannnya sebagai perhiasan
Investasi Deposito atau Obligasi
Deposito atau obligasi pada dasarnya adalah surat utang.
Untuk deposito, kamu meminjamkan uang ke bank untuk diolah oleh mereka. Biasanya oleh bank disalurkan kepada para penerima kredit. Sedangkan pada obligasi, kamu meminjamkan uang kepada perusahaan atau negara.
Atas dana yang kamu pinjamkan tersebut, kamu akan mendapatkan bagi hasil. Biasanya jumlahnya flat. Contohnya deposito biasanya sekitar 4%-7% per tahun dari uang yang kamu depositokan. Obligasi biasanya lebih tinggi sedikit sekitar 6%-8%.
Resiko investasi dalam bentuk deposito atau obligasi boleh dibilang nol. Karena walaupun bank atau perusahaan tersebut rugi, kamu masih tetap dapat bagi hasil atas uang yang sudah kamu tanamkan sesuai dengan kesepakatan awal ketika berinvestasi.
Meski begitu, investasi deposito boleh dibilang kurang menguntungkan apabila kita melihat laju inflasi.
Berdasarkan data dari Bank Indonesia, laju inflasi ada di kisaran angka 3%.
Maka jika deposito yang kita lakukan mendapatkan bagi hasil 6% dipotong pajak, artinya pertumbuhan kekayaan kita hanya sekitar 2% saja selama setahun.
Ya tentu ini masih lebih baik daripada yang membiarkan uang diam membusuk di tabungan. Karena bunga tabungan biasanya jauh di bawah inflasi. Belum lagi terpotong biaya administrasi bulanan.
Investasi Reksadana
Menurut saya, reksadana ini adalah instrumen investasi yang paling cocok untuk pemula. Karena berinvestasi di reksadana sangat mudah, murah, aman dan tentu saja lebih menguntungkan dibandingkan dengan emas ataupun deposito dan obligasi.
Kamu bisa membeli sebuah produk reksadana hanya dengan dana 100 ribu saja.
Investasi di Reksadana merupakan kerjasama antara kamu sebagai pemilik modal dengan perusahaan investasi atau biasa disebut manajer investasi. Mereka yang akan mengelola uangmu di instrumen-instrumen investasi sesuai dengan yang kamu tentukan.
Reksadana sendiri pilihannya cukup banyak dan fleksibel sesuai dengan karakteristik kamu. Beberapa jenis produk reksadana adalah:
1. Reksadana Mata Uang
Resikonya kecil, keuntungannyapun kecil. Di sini uangmu akan dikelola pada instrumen mata uang. Resiko reksadana mata uang cenderung kecil, karena pergerakan harga mata uang cenderung fluktuatif dan stabil. Namun keuntungan yang didapat juga kecil.
2. Reksadana Saham
Resikonya besar, keuntungan juga besar. Di sini uangmu akan dikelola pada instrumen saham. Beda manajer investasi, tentu beda gaya pengelolaan dananya. Ada yang bermain aman sehingga pertumbuhan equity-nya juga terkesan lambat, minim resiko tapi juga gak besar-besar amat untungnya. Ada yang berani ambil resiko, akibatnya pertumbuhan equity bisa tinggi banget tapi kalau pas turun ya tajam banget.
3. Reksadana Fixed Income
Tidak ada resiko, keuntungan tetap. Sudah ditentukan di awal. Biasanya uangmu akan dikelola untuk instrumen deposito dan obligasi atau sukuk sehingga mendapatkan income yang tetap. Boleh dibilang resikonya nol dan lebih jelas di awal berapa keuntungan yang didapatkan.
4. Reksadana Campuran
Resiko menengah, keuntungannya juga lumayan. Di sini uangmu dipecah-pecah dalam beberapa instrumen investasi sehingga ketika ada satu instrumen mengalami penurunan, masih terbackup instrumen lain yang lebih minim resiko.
Saya sendiri lebih memilih reksadana saham ya karena lebih menguntungkan walaupun resikonya juga besar. Tapi jangan langsung beli dulu ya, tunggu penjelasan di tulisan ini selesai, karena bagian pentingnya justru belum saya sebuntukan.
Emang berapa sih keuntungan dari reksadana? Biar mac queen ya queen (makin yakin), yuk kita lihat tabel beberapa produk reksadana saham berikut ini:
Data ini diambil dari maxfund-nya Mirae Asset per tanggal 15 Juli 2019 khusus untuk reksadana saham saja.
Bisa dilihat nilai YTD (Year to Date) atau keuntungan dari awal tahun hingga hari ini (awal triwulan ketiga) sudah mampu mencatat keuntungan di atas 7% bahkan Cipta Saham Unggulan mampu membukukan keuntungan hingga 94,33%.
Saya sendiri memiliki reksadana di Sucorinvest Sharia Equity Fund dan bisa dilihat YTD-nya sudah 13%. Angka yang lumayan besar jika dibandingkan pertumbuhan emas maupun deposito.
Reksadana ini dikelola oleh Manager Investasi sehingga kamu tidak perlu lagi pusing-pusing melihat chart harian, pusing mikir mau beli saham apa, harga berapa, jual berapa, kapan beli, beli berapa, semua sudah diurusi oleh manager investasi.
Kamu tinggal terima laporan saja di panel investor yang disediakan oleh mereka.
Saya sendiri membeli reksadananya melalui broker saham sehingga untuk memantau pertumbuhan reksadana, cukup melalui website broker saham yang saya ikuti. Untuk pembelian reksadana dan pengumpulan laporan sudah dihandle oleh broker saham saya.
Membeli reksadana juga bisa melalui broker reksadana seperti bareksa.com atau di jaman sekarang marketplace juga ikut-ikutan menawarkan reksadana seperti Bukalapak maupun Tokopedia.
Investasi Properti
Investasi di bidang property adalah salah satu instrumen investasi yang minim resiko tapi hasilnya sangat besar. Namun, untuk dapat terjun di bidang ini, butuh modal yang tidak sedikit.
Beberapa trainer memberikan strategi untuk dapat berbisnis property walau tanpa modal yang banyak.
Tapi untuk bisa mewujudkan strategi itu, butuh jam terbang yang lumayan tinggi juga dan tak jarang banyak yang akhirnya justru malah terbelit hutang milyaran akibat kurangnya perhitungan.
Salah satu strateginya adalah membeli property dari orang yang butuh uang. Biasanya property warisan.
Maka kalau ada kabar orang meninggal, coba aja tanya barangkali rumahnya mau dijual. Tapi siap-siap dilempar sapu, hahaha.
Biasanya rumah warisan itu cenderung ingin cepat-cepat dijual dan soal harga biasanya akan miring karena butuh cepat dijual. Saya sendiri juga bingung, kenapa coba dijual?
Bukannya lebih menguntungkan kalau rumah itu disewakan atau dirombak jadi kos-kosan kemudian hasil bulanannya dibagi rata tiap bulan?
Aah, tapi mungkin karena kebanyakan orang Indonesia gak baca artikel ini sih. Coba kalau baca artikel ini, pasti jualan rumah warisan akan makin langka, hehehe.
Balik ke laptop, anggap aja kamu udah dapat nih rumah dengan harga miring, bilang sama penjualnya kalau kamu mau hargain rumahnya lebih mahal dengan satu persyaratan.
Kamu akan bayar DP dan minta waktu 3 bulan agar rumah itu tidak dijual dulu dan boleh dirombak atau renovasi. Dalam waktu 3 bulan, kamu harus rombak rumahnya sehingga nilai jualnya makin tinggi dan cari pembelinya.
Ada lagi yang beli rumah dan langsung dibagi-bagi menjadi rumah-rumah kecil dengan model minimalis yang nampak mewah. Rumah-rumah itu kemudian dikontrakkan dengan biaya sewa yang tinggi mengingat fasilitas dan model rumahnya memang layak dihargai dengan harga segitu.
Dari sinilah passive incomenya berasal. Untuk awal-awal biasanya biaya sewanya digunakan untuk cicil pinjaman bank, namun setelah cicilah lunas, kamu masih tetap dapat penghasilan dari biaya sewa.
Tak hanya itu, harga tanah dan property yang makin naik juga turut meningkatkan kekayaanmu. Uenaak tenan toh?
Tapi harus diingat, semua itu bukan tak ada resiko. Apalagi kalau sudah melibatkan pihak bank. Karena cicilanmu harus tetap dibayar tak peduli apakah rumahmu ada yang menyewa atau tidak. Maka semua harus diperhitungkan dengan matang. Jangan hanya terlena dengan keuntungannya saja
Investasi Saham
Saham adalah bukti penyertaan modal di suatu perusahaan. Dengan memiliki saham, berarti kamu udah sah disebut investor walaupun mungkin saham yang kamu miliki hanya 100 lembar doang atau 1 lot.
Sebagai investor, kamu punya hak-hak istimewa yaitu:
- Mendapatkan bagi hasil keuntungan perusahaan atau biasa disebut deviden
- Berhak hadir pada acara RUPS (Rapat Umum Pemegang Saham)
- Mendapatkan laporan keuangan berkala
- Berhak menjual saham yang dimiliki
- Resiko yang diterima hanya sebatas harga saham saja
Setidaknya ada dua keuntungan sekaligus apabila kamu berinvestasi di saham:
- Keuntungan dari selisih harga beli dan harga jual
- Keuntungan dari bagi hasil (deviden)
Keuntungan pertama biasanya lebih dikejar oleh seorang trader saham. Mereka mencari keuntungan dari fluktuasi harga saham.
Beli ketika harga cenderung naik dan jual ketika harga dianggap sudah mencapai titik yang tinggi. Trader saham pun terbagi-bagi menjadi beberapa kelompok. Ada yang harian, mingguan, bulanan sampai tahunan.
Sedangkan yang mengejar keuntungan kedua, biasanya tidak terlalu mempedulikan fluktuasi harga karena yang dia kejar adalah deviden perusahaan.
Kelompok kedua ini cenderung santai. Membeli saham secara rutin di beberapa perusahaan saja dan terus mengumpulkan saham-saham hingga sangat banyak dan hasil devidennya saja sudah cukup untuk biaya hidup.
Inilah contoh saham-saham yang membagikan deviden cukup besar tahun ini diambil dari web Trading View.
Tapi harus diingat bahwa resiko saham termasuk tinggi. Hal ini karena dalam strata kepemilikan modal perusahaan, investor saham memiliki kedudukan paling lemah.
Ketika perusahaan bangkrut dan semua asetnya dijual, maka investor saham seringkali tidak mendapatkan apapun. Jadi saham yang dia miliki hangus begitu saja.
Yang lebih mengenaskan lagi, terkadang gara-gara ketidak becusan manajemen perusahaan, saham perusahaan itu kena banned bursa alias dikeluarkan dari lantai bursa. Kalau sudah seperti ini, akan sangat susah menjual saham perusahaan tersebut.
Maka, penting sekali bagi seorang calon investor untuk mengetahui seluk beluk perusahaan yang hendak dipilih hingga bagaimana track record para manajernya. Salah memilih perusahaan, uang yang sudah kamu tanam bertahun-tahun akan hilang lenyap tak berbekas. hiks..hiks..hiks…
Investasi Mata Uang
Saya letakkan investasi mata uang ini di bawah saham karena resiko investasi mata uang juga tak kalah ngerinya daripada saham.
Baru-baru ini cukup ramai berita seorang artis yang terjerat hutang milyaran akibat forex atau pasar uang. Di balik resiko yang besar itulah ada potensi penghasilan yang tak kalah besarnya juga asalkan tahu bagaimana cara mengelola resikonya.
Berbeda dengan saham yang walaupun udah delisting dari bursa, asalkan perusahaannya masih jalan ya selama itu pula dia berhak mendapatkan bagi hasil dan berhak ikut RUPS. Pada investasi mata uang, kalau salah menempatkan posisi, maka uangmu akan tergerus terus hingga habis tak tersisa.
Karena di bisnis valuta asing, apapun posisimu, kamu dianggap ambil posisi. Misalnya bermain di USD atau IDR walaupun kamu gak punya USD, artinya kamu ambil posisi IDR. Atau kalau kamu ambil posisi USD tetap akan dihadapkan dengan IDR. Jadi gak ada istilah cari aman dulu, hehehe.
Berbeda dengan saham di mana kalau kamu tidak beli saham, maka uangmu akan save tidak ikut tergerus harga saham yang menurun terus.
Di valuta asing, ketika harga mata uang yang kamu pegang turun ya kamu harus segera pindah. Repotnya ketika kamu pindah, eh giliran mata uang kamu yang turun. Akhirnya malah merosot terus.
Terus terang, saya belum mampu sampai di posisi ini. Jadi sementara saya hindari dulu.
Investasi Bisnis
Ini adalah investasi yang paling-paling beresiko. Top of the top. Banyak orang kecemplung hingga terjerat hutang gede gara-gara terjun di investasi ini.
Secara teori, investasi pada sebuah bisnis adalah kamu memberikan modal kepada seseorang untuk diputar dalam sebuah bisnis. Nah, nanti keuntungan bisnis itu dibagi antara kamu sebagai pemodal dengan dia sebagai pelaksana.
Namun, karena kurangnya pemahaman soal permodalan, banyak pihak yang dulunya berteman baik lalu bikin usaha bareng akhirnya harus bubar jalan gara-gara kurangnya pengetahuan soal permodalan ini.
Sebagai seorang investor, seharusnya kamu bukan hanya sekedar ngasih duit lalu ongkang-ongkang kaki. kamu perlu tahu banyak soal bisnis yang akan kamu modali itu.
Seperti bagaimana pengelolaan keuangannya, berapa modal yang dibutuhkan, apa saja pengeluarannya, bagaimana prospek pemasarannya hingga bagaimana perhitungan keuntungan dan kapan bisa balik modalnya.
Ketika kamu tahu dengan jelas bagaimana jalannya bisnis tersebut, maka kamu bisa ikut mengevaluasi apabila ada yang salah dengan bisnis yang kamu modalin.
Bekerjasama bisnis dengan orang lain juga harus benar-benar kita pelajari apakah dia berkompeten di bidang itu atau hanya sekedar coba-coba saja.
Ada lho orang yang punya ide bisnis besar, keren, hebat tapi gak mampu memecahnya menjadi alur kerja yang rinci dan teknis. Jadi berhenti di teori. Lha kalau ide hanya sebatas teori tapi tak mampu diwujudkan ya tidak akan jadi sebuah keuntungan bisnis.
Paling aman tentu saja memberikan modal kepada orang yang memang sudah bergelut di bidang itu lama dan hanya butuh pengungkit saja untuk membuat bisnisnya lebih maju. Misalnya ada pembuat bakso enak tapi selama ini membuatnya manual sehingga seringkali permintaan pelanggan tidak terpenuhi akibat kurangnya barang. Sekamuinya punya mesin, maka pasokan bakso akan mampu meningkat. Nah, ini baru peluang bagus. Tinggal investasi dalam bentuk mesin pembuat bakso, maka tinggal jalan saja. Walaupun resiko akan selalu ada.
Jika memang ingin terjun di investasi ini, cobalah belajar di pasar saham terlebih dahulu karena pasar saham adalah investasi bisnis juga sebenarnya namun sudah dikelola dengan sangat profesional dan melibatkan banyak pihak.
Ketika sudah cukup mengerti bagaimana pengelolaan modal, pembagian keuntungan, dll. Barulah mulai bekerja sama dengan orang lain dalam sebuah bisnis.
IPO Kecil-kecilan
Misalnya kamu dan pak Budi ingin kerjasama bisnis. Pak Budi ini seorang tukang bakso yang banyak diminati oleh orang sekecamatan. Permintaan bakso per hari bisa mencapai 1.000 pentol tapi pak Budi hanya mampu membuat 250 pentol tiap hari. Pak Budi butuh mesin pembuat bakso seharga 3 juta.
Nah, kamu siap nih dengan modal 3 juta untuk pembelian mesin pembuat bakso. Maka buat kerjasama permodalan dengan pak Budi. Pak Budi menerbitkan 6.000 lembar saham dengan harga per sahamnya Rp1.000.
Nah, karena kamu ingin memodali 3 juta, maka kamu bisa membeli 3.000 lembar saham. Pada posisi ini, kepemilikan saham kamu adalah 50% sedangkan pak Budi juga sama 50%.
Mesin pun datang dan mulai beroperasi. Alhamdulillah 1000 pentol per hari mampu dihasilkan. Keuntungan bulan ini mencapai 5 juta setelah dikurangi biaya operasional, bayar pegawai, beli bahan, pajak, dll. Ini sudah termasuk gaji pak Budi sebagai CEO perusahaan.
Maka adakan RUPS (Rapat Umum Pemegang Saham).
Karena pemegang sahamnya cuma 2 ya berarti kamu berdua doang yang datang. Bisa di cafe atau di warkop terserah.
Mulai rembug deh.
- Ok ini keuntungannya 5 juta.
- Pak Budi berencana buka warung satu lagi di pinggir jalan.
- Lokasinya cukup luas
- Biaya kontraknya 5 juta per tahun.
Bagaimana? Apakah mau kontrak di sana atau uangnya ini dibagikan?
Misal diputuskan untuk bayar kontrakan, ya berarti tidak ada pembagian deviden.
Atau hasil rapatnya memutuskan oke yang 1 juta dibagi sedangkan sisanya disimpan dulu di kas perusahaan untuk pengembangan usaha ke depan.
Maka langsung dibagi pak Budi 500rb dan kamu dapat 500ribu. Jadi pak Budi dapat 2 hak:
- Pertama hak sebagai CEO
- Kedua sebagai pemilik saham.
Bagaimana Kalau Rugi?
Misal udah kadung beli bahan banyak eh mesin rusak. Proses perbaikannya ternyata lama dan bahan-bahan yang udah kadung dibeli busuk.
Maka tidak ada pembagian deviden dan jika butuh modal lagi maka bisa membuka penjualan saham kembali.
Ini namanya Right Issue.
RI ini diprioritaskan kepada para pemilik modal lama. Jika tidak terserap habis, barulah ditawarkan ke orang lain.
Bagaimana Kalau Bangkrut?
Ya kamu tidak perlu membayar kerugian akibat bangkrutnya perusahaan itu. Misalnya bayar pesangon karyawan, bayar hutang sana sini, macem-macem. Kamu hanya kehilangan sebanyak lembar saham yang kamu miliki. Dalam kasus ini ya 3 juta itu saja.
Cara Memilih Investasi yang Paling Menguntungkan
Setelah tahu aneka ragam jenis investasi di atas? Saya yakin kamu bingung mau pilih yang mana hehehe.. Karena instrumen investasi yang untungnya gede ternyata potensi ruginya juga gede. Sedangkan yang resikonya kecil eh ternyata untungnya juga kecil.
Beberapa financial planner memberikan tips agar investasi lebih aman dan sekaligus menguntungkan. Yaitu melakukan diversifikasi atau memecah modal menjadi beberapa instrumen investasi. Tinggal porsentasenya yang kemudian diatur sesuai dengan besarnya resiko yang sanggup kamu tanggung.
Jadi cara memilih investasi yang menguntungkan adalah dengan tidak memilih, hehehe. Bisa dimulai dari membeli emas dulu, lalu coba beli reksadana, kemudian belajar investasi saham. Ngga apa-apa toh?
Kamu juga bisa membagi modal dalam beberapa bagian tergantung jangka waktunya. Misalnya untuk uang yang dipakai 1-3 tahun ini diletakkan di obligasi atau pasar uang sedangkan untuk modal yang dipersiapkan jangka panjang dapat ditempatkan di reksadana atau saham.
Pepatah mengatakan, jangan letakkan telor di satu keranjang. Demikian juga dengan modal investasi. Jangan hanya karena tergiur keuntungan yang besar, kamu terlena dan akhirnya terjerumus ke kerugian yang dalam.
Sejago-jagonya investor, dia tidak akan meletakkan seluruh modalnya dalam satu tempat. Bahkan memilih brokerpun dia cenderung menggunakan beberapa broker sekaligus.
Investasi dengan Resiko Kecil tapi Hasil Besar
Cara untuk berinvestasi yang mampu memberikan hasil besar namun dengan resiko kecil sebenarnya sangat mungkin di jaman sekarang. Jika kamu baca kembali instrumen-instrumen investasi di atas, maka dapat disimpulkan investasi yang paling besar keuntungannya adalah investasi bisnis.
Namun, resiko yang dihadapi juga besar dan sulit sekali keluar jika resiko itu datang. Contohnya kamu sudah kadung memodali 3 juta eh perusahaannya bangkrut maka bubar deh melayang 3 juta kamu.
Itu kalau cuma 3 juta, kalau 3 milyar? Apa gak nangis bombay tuh?
Pasar uang juga termasuk instrumen yang berpotensi menghasilkan keuntungan besar. Namun, resikonya pun sangat besar dan sepertinya sulit sekali untuk bisa lepas jika terkena. Uang yang kamu punyapun bisa ludes-des-des di sini.
Menurut saya, yang paling rasional dan bisa diminimalisir resikonya adalah pasar saham. Apalagi kalau ditambah dengan kemampuan analisa teknikal yang mempuni maka kamu bisa mengetahui tanda-tanda investor kabur dari perusahaan itu.
Dengan menggabungkan kemampuan analisa teknikal dan analisa fundamental perusahaan maka kamu bisa mengurangi resiko di saham dengan lebih baik.
Jika dahulu proses pembelian saham itu bisa makan waktu 3 hari, pada jaman sekarang pembelian dan penjualan saham dapat dilakukan dalam hitungan detik.
Artinya kapanpun kamu ingin keluar dari perusahaan itu, menarik modal kamu kembali dengan cara menjual saham yang kamu miliki, itu bisa dilakukan kapanpun selama bursa saham buka. Maka ketika perusahaan menunjukkan tanda-tanda sakit, kamu bisa segera meninggalkannya dan beralih ke perusahaan lain yang keuangannya masih sehat.
Dengan cara ini, potensi pertumbuhan equity yang tinggi bisa tercapai namun resiko yang dihadapi akan bisa diminimalisir.
***
Sekian, semoga manfaat.
Terima kasih atas sharingnya, sangat bermanfaat, apalagi untuk investor pemula
Isi kontennya enak dibacanya, mudah dipahami cocok buat saya yang ngga suka baca…
terima kasih, sangat bermanfaat dan memberi inspirasi.