Belajar Dalam Kondisi Rileks
Bagaimana bisa rileks, kalau ternyata yang kita pelajari bukanlah hal yang kita senangi? Ternyata bukan minat kita? Boro-boro menjadi bakat, minat saja tidak.
A Father, Teacher, Marketer, Programmer, and A Dreamer
Bagaimana bisa rileks, kalau ternyata yang kita pelajari bukanlah hal yang kita senangi? Ternyata bukan minat kita? Boro-boro menjadi bakat, minat saja tidak.
Semoga saja curhatan ini bisa sedikit membantu saya dalam melejitkan kembali aktifitas menulis saya yang sempat terkapar.
Mungkin nasibku juga bisa seperti orang itu, dan mungkin juga sebaliknya. Tinggal bagaimana sikapku dalam menyamakan ritme antara hati, pikiran, dan perbuatan.
Di bulan pertama sudah bisa menembus target 10.000 kunjungan unik. Hal yang termasuk ajib untuk website dengan pengelolaan seadanya.
Tidak bermaksud menggeneralisir, hanya mencoba melakukan reminding tentang gambaran umum wajah pendidikan Indonesia saat ini. Siapa yang seharusnya disalahkan dalam permainan ini? Muridnya yang bodoh atau gurunya yang tak bisa mengajar?
Saya bangga memiliki teman seperti dirinya, seorang yang baik hati yang selalu peduli akan setiap orang yang ia kenal. Dalam kondisi bagaimanapun, karakter kuat yang melekat dalam jiwanya adalah; Tidak pernah pelit terhadap siapapun dan membuat orang lain tersenyum saat melihatnya.
Menikmati perjalanan di atas kereta Sancaka Eksekutif. Untuk kedua kalinya dalam hidup saya menaiki kereta kelas ini. Bagus dan terdengar sedikit norak
Pagi ini, saya berangkat menuju Stasiun Gubeng dari rumah saya di daerah Wiyung (Surabaya Barat). Yang juga berangkat bersama ibu, ayah dan adik saya (Hanna). Ayah yang sekalian ingin ngantor dinas, juga ikut berangkat lebih pagi dari biasanya, karena ingin mengejar Sancaka yang berangkat pukul 07.00. Dan parahnya adalah, kami berangkat ke Stasiun pukul 06.15. Tau sendiri, bagaimana kondisi jalan di seluruh Kota Surabaya pada jam-jam seperti ini. Padat.