Cerita Tentang Sugus

Masih ingat tentang permen ini kan? Permen yang hanya diketahui kenikmatannya oleh generasi 90-an. Permen yang juga sempet diterpa isu mengandung campuran minyak babi. Dan saya sendiri ngga tau benar tidaknya isu tersebut.

Di daerah Jawa Timur, sugus adalah istilah yang digunakan untuk menyebut lelembut pocong.

Karena bentuknya yang mirip (diikat di atas dan di bawah), menjadikan sugus sebagai bahasa gaul di kalangan anak muda yang suka melihat penampakan di lorong-lorong kampung.

Singkatnya, tulisan ini adalah request dari kawan saya bernama Arbi Syahrur Rajab. Saya buat status di Facebook tentang masukan ide tulisan apa yang harus saya buat. Dan Arbi penasaran dengan kisah saya ketemu sugus.

Perlu saya klarifikasi dulu, saya tidak bisa melihat lelembut langsung dengan mata telanjang. Saya hanya bisa merasakan kehadirannya ketika saya sedang sadar. Saya haya bisa lihat mereka melalui mimpi. Wujudnya, aromanya, juga niat dan tujuannya.

Tulisan ini saya buat untuk kalian yang percaya sama hal-hal begini, yang ngga percaya ya skip aja ya, hehe. Daripada nanti melebar-lebar obrolannya kan.

Jadi, begini ceritanya.

Serangan Pertama

Ketika saya masih bujang, suatu ketika dada saya terasa sakit, di bagian jantung. Saya diajak ummi berobat ke rumah sakit daerah. Di sana dilakukan general checkup tapi khusus untuk dada dan aliran pembuluh darah.

Secara umum dokter tidak menemukan apa-apa meski sebenarnya ada satu tahapan yang belum saya lalui, yaitu rekam medik jantung. Kata ummi saya waktu itu ngga usah. Ya saya ngikut beliau aja.

Rasa sakit itu kalau yang saya rasakan memang tepat berada di jantung. Tapi sesekali, dan durasinya cuma beberapa detik. Saya baca-baca artikel itu bisa jadi tanda-tanda gangguan jantung.

Sampai akhirnya saya lepas lajang, dan rasa nyeri itu masih suka hadir di waktu-waktu yang tak menentu.

Saya cerita ke istri tentang masalah itu. Tapi ya sekedar cerita aja, belum ada tindakan.

2 tahun setelah menikah, tiba-tiba istri mengalami gangguan yang lumayan hebat. Dadanya sesak, badannya sakit.

Akhirnya diputuskan untuk diruqyah. Langsung oleh Abah saya.

Posisi saya waktu itu sedang di luar kota. Kami terus komunikasi melalui WhatsApp.

Melalui proses ruqyah itu, beberapa hal (masalah) yang ada pada istri alhamdulillah atas izin Allah berhasil dinetralisir. Salah satunya adalah sesuatu yang mengejutkan.

Saat istri sedang dalam kondisi trance (reaksi) dan kesadarannya berada pada dimensi yang lain, ia diminta oleh Abah untuk sekalian melakukan scanning ke tubuh saya (meski pada saat itu saya sedang di luar kota).

Istri mengingat tentang kondisi fisik saya yang memang bermasalah di bagian-bagian tertentu.

Ketika ia melihat ke bagian dada, ia mendapati di jantung saya penuh dengan paku-paku ghaib. Jumlahnya sangat banyak dan rata-rata wujudnya berkarat (dan besar-besar).

Paku-paku itu dicabuti. Setelah tercabut semua sambil dibaca surat Fathir ayat 43, kemudian dilempar dengan mengucapkan takbir. Atas izin Allah paku-paku itu terbang kembali kepada si pengirim.

Dalam ilmu ruqyah, ayat tersebut memang digunakan untuk mengembalikan kiriman-kiriman kepada si pengirim termasuk dampak buruknya. Sebagai peringatan dan pelajaran.

Biasanya memang si pengirim sadar bahwa serangannya dikembalikan.

Intinya, paku itu terbang ke sebuah kota di daerah Jawa Barat. Dan istri bisa melihat siapa orang yang mengirim paku itu tapi a tidak kenal sosoknya. Ia hanya menyebutkan ciri-cirinya.

Pria, tinggi, gondrong se-bahu, muda.

Saya sendiri tidak bisa me-recognize ciri-ciri tersebut karena ada beberapa orang yang saya kenal mempunyai ciri-ciri tersebut dan tinggal di kota X tersebut, yang pada akhirnya saya hanya bisa mendoakan semoga yang bersangkutan bertaubat dan mendapatkan hidayah.

Sejak ruqyahan itu, ada banyak perubahan yang terjadi pada jantung saya. Nyerinya semakin berkurang, tapi masih ada. Turunnya sangat drastis tidak seintens dulu.

Mereka Sadar dan Kita Harus Lebih Sadar

Entah kenapa, ketika serangan atau gangguan-gangguan di awal itu berhasil dijinakkan, kami merasa ada upaya-upaya lain yang lebih keras untuk mengganggu. Bisa jadi dari pihak yang sama, bisa juga beda.

Tahapan serangannya kira-kira begini.

  1. Mengintip.
  2. Membaca kekuatan lawan/target (dalam hal ini adalah saya/kami).
  3. Memutuskan akan menyerang dengan level kekuatan yang seperti apa.

Hewan yang biasa digunakan untuk “mengintip” adalah tokek dan kelelawar. Lebih sering tokek. Jadi kalau rumah kamu sering bunyi makhluk ini, bisa jadi salah satu tanda bahwa kamu berada dalam pengawasan seseorang yang ingin melihat bagaimana kondisi rumah dan alur kehidupan di rumah kamu.

Sedangkan hewan yang biasa digunakan untuk mengirim buhul (sesuatu yang ditanam) untuk memperkuat dan mempermudah mereka (para dukun) ketika menyerang kita, adalah tikus. Maka, banyaknya tikus di rumah kamu (secara tiba-tiba) bisa berarti hal sedang terjadi.

Kami senantiasa memohon pada Allah untuk dilindungi dari hal-hal buruk. Dan Alhamdulillah seperti mendapat bantuan informasi melalui mimpi bahwa akan ada atau sedang terjadi serangan pada kami, keluarga kami, lingkungan kami.

Termasuk bagian mana yang diserang, dimana buhul-buhul (sihirnya) ditanam.

Itu semua atas izin Allah bisa kami lihat melalui mimpi.

Berbagai macam penampakan khas lelembut di Indonesia pernah kami lihat melalui mimpi. Mulai dari genderuwo, kuntilanak, ular, harimau, nenek sihir, dll termasuk sugus.

Maka upaya-upaya yang kami lakukan untuk melindungi diri dan keluarga juga semakin kuat.

Kalau dibilang capek ya capek, bosen, tapi mereka juga akan merasakan yang sama.

Janganlah kamu berhati lemah dalam mengejar (melawan) mereka (musuhmu). Jika kamu menderita kesakitan, maka sesungguhnya merekapun menderita kesakitan (pula), sebagaimana kamu menderitanya, sedang kamu mengharap dari pada Allah apa yang tidak mereka harapkan. Dan adalah Allah Maha Mengetahui lagi Maha Bijaksana. (An Nisa: 104).

Serangan Silih Berganti

Ya ada saja kiriman-kiriman dari berbagai macam orang. Maka saya pernah katakan dalam tulisan sebelumnya bahwa saya sudah enggan nongol di sosmed karena menurut saya ini menjadi salah satu sebab timbulnya hasad orang lain pada diri kita.

Saya update status belum tentu sepekan sekali, kadang bisa 1 bulan ngga ada apa-apa di beranda saya. Ya gitu.

Termasuk juga senantiasa tampil sederhana ketika sedang keluar rumah, tidak mencolok, untuk menjaga rasa orang lain. Supaya tidak muncul iri, dengki, dan hasad.

Pokoknya sudah macem-macem lah anuannya, tapi kami tetap memegang surat An Nisa ayat 104 itu. Ya memang sudah seharusnya begitu, melawan, menyerang, bertahan, meminta perlindungan. Begitu terus, berulang. Tinggal kuat-kuatan aja.

Mereka sabar merapal mantra, maka kami juga harus sabar merapal wirid dan doa. Mereka sabar menunggu waktu-waktu terbaik untuk menyerang, maka kami juga harus sabar konsisten dengan amalan harian dan pekanan. Serta yakin bahwa Allah akan menangkan hamba-Nya yang sabar dalam kebenaran.

Ketemu Sugus

Buat saya, kejadian di awal Desember 2016 ini lumayan menegangkan.

Saya bermimpi ada 3 orang sedang mengurus jenazah (pocong). Awalnya saya mengira (dalam impim itu) ada tetangga yang meninggal, karena saya tahu persis lokasi di mana pocong itu diurus. 1 dari 3 orang itu wajahnya benar-benar saya kenali, ia adalah tetangga satu dusun, bahkan satu RT.

Dalam mimpi itu, saya keluar dari rumah saya dan jalan kaki masuk ke rumah orangtua saya. Rumah kami memang sebelahan.

Pas saya mau pulang ke rumah (keluar dari rumah orangtua), saya melihat 3 orang itu tadi sudah meletakkan pocong di depan pintu masuk rumah saya. Saya heran kenapa mereka taruh situ jenazahnya?

Tidak lama berselang, saya bangun dari tidur ketika adzan shubuh berkumandang. Saya merenungi apa yang barusan saya temui dalam mimpi.

Masih disertai rasa takut keluar rumah, karena masih terbawa suasana mimpi yang memang mencekam (bukan mimpi senang/bahagia). Akhirnya saya pilih sholat di rumah.

Bukan takut sama lelembutnya (yang kalau di mimpi itu diletakkan di depan pintu rumah), tapi lebih ke perasaan yang masih acak-kadut tak karuan.

Selesai sholat saya baru ngeh, kalau itu bisa jadi adalah proses peletakan buhul di rumah saya oleh mereka (si pengirim). Tapi yang saya tidak habis pikir itu adalah tetangga yang saya kenali itu. Wajahnya sangat jelas di mimpi.

Meski dalam hal ini saya sendiri tidak berani mengambil kesimpulan bahwa beliau ada pengirimnya. Karena kadang syaithan bermain dan mempermainkan kita. Untuk melihat siapa pengirimnya ya harus melalui ruqyah.

Yang saya yakini adalah buhul itu memang ditanam di situ tapi entah oleh siapa. Saya tidak terlalu peduli siapa pelakunya, kalau memang benar oleh orang yang muncul dalam mimpi, hanya bisa ngelus dada.

Setelah mimpi itu, saya sengaja menahan diri untuk tidak cerita ke istri. Saat itu istri juga bingung dan tanya kok ngga ke masjid, ada apa?

Saya diam, hanya menjalankan kegiatan sebagaimana biasa.

Sampai saat setelah waktu dzuhur, saya kembali ke depan monitor, dan istri melakukan sholat dzuhur.

Istri melihat sugus sedang berdiri di ruang kerja saya. Matanya merah, melihat ke arahnya, wajahnya kotor.

Secara reflek istri berdoa dan membuat telunjuk syahadat (meski masih dalam sholat), kemudian berusaha untuk mengusir sugus di pojokan ruang itu. Ia tidak juga pergi sampai istri menyelesaikan sholatnya.

10 menit kemudian istri memanggil saya dan menceritakan apa yang ia lihat.

Saat itu, saya sampaikan pada istri tentang mimpi semalam.

Fix, memang ada buhul yang ditanam di rumah kami. Ini bukan yang pertama kali, tapi ini termasuk yang agak kuat, karena selama beberapa hari kami bisa rasakan aura dan niat-niat jahatnya sangat kuat.

Anak-anak kami juga mendadak banyak perubahan sikap dan akhlak, terutama yang nomor 1 (yang udah bisa ngapa-ngapain). Tidak seperti biasanya, selama beberapa hari itu ia sangat tidak sopan pada kami, dan beberapa kegiatan yang merusak ia lakukan secara berulang.

Kami lakukan bacaan-bacaan untuk perlindungan, menyatukan kekuatan dan ruhiyah, melepas buhul, dan mengembalikan kiriman pada si pengirim.

Usai melakukan ritual itu, saya sampaikan ke para santri untuk juga melaukan serangan balik ke pengirim. Saya sampaikan itu pada hari Kamis sore, jelang buka puasa para santri. Agenda menonton syekh YouTube (menonton kajian Islam) yang biasa dilakukan jelang buka puasa, diganti dengan membaca rapalan wirid dan do’a yang dilakukan bersama-sama.

Kami biasa menyebut hal-hal semacam ini sebagai perang bintang, wkwk.

Sejak itu, hawa dan aura negatif berkurang drastis. Sepertinya memang sudah banya yang terkuras, tinggal dibersihkan dengan rutin membaca wirid pagi-petang plus doa-doa khusus yang terkait dengan itu.

Peperangan Tidak Akan Pernah Usai

Sampai tulisan ini saya buat, ujian untuk terus bersabar dan istiqomah ini masih bersisa, dan masih harus diproses untuk tuntas.

Tuntas dari pengirim A, maka akan ada lagi yang baru dari pengirim B, atau bahkan C dan D sekaligus melakukan pengiriman buhul bersamaan.

Jadi memang harus sadar bahwa hal ini (menjaga ruhiyah) akan dilakukan terus sepanjang hayat. Bagian dari hidup yang harus dihadapi dengan tetap tenang dan yakin akan pertolongan Allah.

Saya sedang mendokumentasikan berbagai metode pengobatan dengan terapi quran yang biasa dilakukan oleh keluarga besar kami. Kebanyakan ditulis oleh Abah saya, kemudian dirapihkan oleh kawan-kawan yang lain.

Kumpulan cara itu nantinya akan dipublish di sehatafiat.com, insya Allah segera diproduksi secara perlahan-lahan, dalam bentuk teks dan video.

Sehatafiat.com ini nantinya jadi web yang membahas kesehatan dari dua aspek, yaitu jasmani dan rohani. Juga membuka ruang konsultasi mengenai masalah-masalah yang umum dijumpai di tengah masyarakat seputar hal-hal tersebut.

Belum banyak web semacam ini, sedangkan di satu sisi kami tahu ada banyak sekali permasalahan di masyarakat yang berkaitan dengan 2 hal ini.

Seperti misalnya ketika seseorang sakit, kemudian ia melakukan periksa ke rumah sakit atau dokter, tidak jarang dokter menjawab bahwa pasiennya ini tidak mempunyai masalah, badannya normal-normal saja dari sudut pandang pengobatan medis modern. Seperti cerita saya sendiri di awal tulisan ini mengenai keluhan di jantung saya.

Setelah dicek melalui terapi quran, biasanya memang ditemukan masalah-masalah yang (bisa dibilang) serius.

Ya barangkali ada orang yang nantinya membutuhkan banyak informasi mengenai kesehatan secara rohani.

Demikian dulu lah ya. Kalau mau tanya-tanya monggo di komentar.

9 thoughts on “Cerita Tentang Sugus”

  1. Bisa di tambah tanam daun bidara dirumah mas, atau meruqiah air bak, air cuci pakaian, air ruqiah bisa di masukan ke botol spray, bisa di semprot ke berbagai tempat dirumah. Semoga sehat selalu mas vatih.

    Reply
  2. Ternyata sampai seperti itu ya Mas.
    Sesuatu itu kan biasanya ada penyebabnya, kalau boleh tahu, apakah selama ini sudah dicari penyebabnya, kenapa ada orang yang sampai sebegitunya melakukan itu?

    Barangkali setelah ketemu ‘sesuatu’-nya itu serangan-serangan itu akan berkuranga atau hilang.

    Sangat menggelitik petikan kalimat ini “… Jadi kalau rumah Anda sering bunyi makhluk ini, bisa jadi salah satu tanda bahwa Anda berada dalam pengawasan seseorang yang ingin melihat bagaimana kondisi rumah dan alur kehidupan di rumah Anda.

    soalnya dirumahku sejak anakku lahir sampai sekarang, kurang lebih 4 tahun lebih ada tokek-nya, dan yang selalu berpindah dari satu sudut ruangan ke ruangan lain, bahkan saat tak perhatikan ia gak lari, anaku juga sering memperhatikan.

    Kalau boleh tahu, adakah bedanya bunyi tokek yang sedang ‘mengawasi’ dan yang alami?

    Maturnuwun Mas sebelumnya.

    Reply
  3. ya Allah…

    kirain nt kemana aja bro..
    semoga Allah menguatkan keshabaran dan keimanan masbro sekeluarga…

    turut mendoakan dari jauh…

    Reply

Yakin Ngga Mau Komen?